Kitamori KazohKazoh Kitamori (北森 嘉蔵 , Kitamori Kazō) adalah salah satu teolog, penulis dan tokoh Jepang pada abad 20 atau pasca Perang Dunia II.[1] Di mana terjadi penghancuran besar Hiroshima (広島市 , Hiroshima-shi) dan Nagasaki (長崎市 , Nagasaki-shi) termasuk kekalahan Jepang atas tentara Amerika.[2][3] Peristiwa tersebut mengakibatkan penderitaan bagi rakyat Jepang.[4] Melalui peristiwa tersebut, Kazoh berefleksi bahwa Jepang perlu Injil kontekstual.[4] Kazoh menggunakan konsep kebudayaan Jepang tentang dukkha dan tsurasa.[4] BiografiKitamori Kazoh lahir pada tahun 1916 di Kumamoto, Jepang dan meninggal pada tahun 1998.[5][2][4] Sejak kecil Kazoh bukanlah pemeluk agama Kristen dan pada masa remaja memeluk agama Kristen.[4] Ia dibaptis di gereja Lutheran.[4] Setelah mempuh jenjang pendidikan, Kazoh bekerja sebagai pengajar di Tokyo Union Theological Seminary.[2] Pemikiran Kazoh dipengaruhi Kagoshima Nishida, seorang filsuf Jepang yang belajar filsafat Barat.[4] Pada tahun 1960, Kazoh menyelesaikan disertasi tentang teologi Luther dan penderitaan dalam konsep kebudayaan Jepang.[4][2] Teologi Kitamori KazohTeologi penderitaan adalah pokok utama teologi Kazoh yang diuraikan dalam buku Theology of The Pain of God.[2] Penderitaan merupakan hakikat dari Allah seperti diuraikan dalam Kitab Yeremia 31:20 dan Kitab Yesaya 63:15.[2]
Penderitaan adalah hakikat Allah bertolak belakang dengan pandangan tradisional yang memahami Allah sebagai yang tidak dapat menderita.[4] Kazoh membalikkan pemikiran bahwa Allah ikut menderita sebagaimana manusia.[4] Penekanan Kazoh, penderitaan Allah dalam keberadaannya sebagai Allah yang membentuk karakter ilahi Allah.[4] Penderitaan tersebut dimaknai sebagai penderitaan pada peristiwa penghancuran besar di Hiroshima dan Nagasaki yang melambangkan penderitaan Allah yang mendalam dan unik.[2] Referensi
Pranala luar
|