Ketura (bahasa Ibrani: קְטוּרָה, translit. , Ktura, Qəṭûrā, bahasa Arab: قَنْطُوْرَة, translit. Qanṭûrah, artinya "dupa atau kemenyan"; bahasa Inggris: Keturah) adalah istri ke-3 (atau gundik[1]) Abraham menurut Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama Alkitab Kristen.[2] Abraham mengambil Ketura sebagai istrinya setelah Sara meninggal[3] dan sebelum Ishak dan Ribka mempunyai anak, sebab Ribka pada mulanya dianggap mandul[4] dan baru melahirkan anak-anak ketika Abraham berusia 160 tahun (Ishak berusia 60 tahun).[5]
Anak-anak
Ketura melahirkan 6 putra untuk Abraham:[6][7]
- Zimran
- Yoksan, yang memperanakkan Syeba dan Dedan. Keturunan Dedan ialah orang Asyur, orang Letush dan orang Leum.
- Medan
- Midian, yang memperanakkan Efa, Efer, Henokh (atau Hanokh), Abida dan Eldaa.
- Isybak
- Suah
Keterangan
Warisan
Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak, tetapi kepada anak-anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian; kemudian ia menyuruh mereka—masih pada waktu ia hidup—meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur.[8] Keturunan anak-anak Ketura menjadi suku-suku Arab yang tinggal di selatan dan timur Kanaan.
Tafsiran
- Sejumlah filsuf Yahudi menganggap Ketura sama dengan Hagar, di mana Abraham mengambilnya kembali menjadi istrinya setelah Sara mati[9][10][11] Tafsiran ini dicatat pada Midrash[12] dan didukung oleh rabi-rabi Rashi, Gur Aryeh, Keli Yakar, dan Obadiah dari Bertinoro. Tafsiran yang berlawanan, bahwa Ketura berbeda dengan Hagar, didukung oleh rabi-rabi Rashbam, Abraham ibn Ezra, Radak, dan Nahmanides (atau Ramban). Silsilah Ketura and Hagar di Kitab 1 Tawarikh jelas berbeda.[13]
- Penganut ajaran Bahá'í percaya bahwa pendiri kepercayaan ini, Bahá'u'lláh, adalah keturunan baik Ketura maupun Hagar.[14]
- Sejumlah penulis pada abad ke-18 beranggapan keturunan Ketura adalah orang-orang Afrika, untuk menjelaskan kemiripan sejumlah kebiasaan sebagian orang Afrika dan orang Yahudi. Olaudah Equiano mengutip teolog John Gill yang menganut paham ini dalam bukunya.[15]
- Filsuf Reb Yakov Leib HaKohain dalam pengajaran Donmeh West dari Neo-Sabbatean menyebutkan bahwa keturunan Ketura pindah ke timur dan menjadi pendiri agama Hindu, Buddha dan Shinto, yang bisa dihitung sebagai agama-agama yang berasal dari Abraham.[16]
Lihat pula
Referensi
- ^ 1 Tawarikh 1: 32
- ^ Kejadian 25:1
- ^ Kejadian 23:2
- ^ Kejadian 25:21
- ^ Kejadian 25:26
- ^ Kejadian 25:2–4
- ^ 1 Tawarikh 1: 32–33
- ^ Kejadian 25:5–6
- ^ "The Return of Hagar" ("Kembalinya Hagar"), komentar Parshat Chayei Sarah, Chabad Lubavitch.
- ^ "Who Was Ketura?" ("Siapa Ketura"), Parashat Hashavua Study Center, Bar-Ilan University, 2003.
- ^ "Parshat Chayei Sarah", Torah Insights, Orthodox Union, 2002.
- ^ Bereshit Rabbah 61:4.
- ^ 1 Tawarikh 29–33
- ^ Hatcher, W.S.; Martin, J.D. (1998). The Bahá'í Faith: The Emerging Global Religion. Wilmette, IL: Bahá'í Publishing Trust. hlm. 131. ISBN 0-87743-264-3.
- ^ The interesting narrative and other writings, Olaudah Equiano (selected by Vincent Carretta), p. 44
- ^ "Donmeh West - "Commentary on Rabbi Azriel of Gerona's 12th Century". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-07-21. Diakses tanggal 2011-10-01.
Pranala luar
|