Kesultanan Rum
Kesultanan Rum (bahasa Turki: Anadolu Selçuklu Devleti, yang berarti "Negara Seljuk Anatolia" atau bahasa Turki: Türkiye Selçuklu Devleti yang berarti "Negara Seljuk Turki";[4] bahasa Persia: سلجوقیان روم Saljūqiyān-i Rūm), merupakan sebuah negara Muslim Sunni,[5] dengan tradisi Persia-Turki abad pertengahan,[6] di Anatolia. Keberadaannya dimulai dari tahun 1077 sampai 1307, dengan ibu kota pertamanya di İznik (Nicea) dan kemudian di Konya (Ikonium). Bagaimanapun istana kesultanan ini mobilitasnya tinggi, kota-kota seperti Kayseri dan Sivas untuk sementara waktu juga berfungsi sebagai ibu kota. Kesultanan ini mencapai puncaknya saat wilayahnya terbentang di Anatolia tengah, dari garis pantai Antalya dan Alanya di pesisir Laut Tengah sampai wilayah Sinop di Laut Hitam. Di bagian timur, kesultanan ini mengabsorb negara-negara Turki lainnya sampai ke Danau Van. Batasnya di bagian barat berada di dekat Denizli dan pintu-pintu masuk cekungan Aegea. Istilah "Rûm" berasal dari kata Arab yang berarti Kekaisaran Romawi.[7] Orang Seljuk menyebut daratan kesultanan mereka dengan nama Rum karena didirikan di wilayah yang sejak dahulu dianggap sebagai "Romawi", yaitu Bizantium, oleh para tentara Muslim.[8] Negara ini terkadang disebut Kesultanan Konya (atau Kesultanan Ikonium) dalam sumber-sumber Barat yang lebih lama. Kesultanan ini mengalami kemakmuran khususnya selama akhir abad ke-12 dan awal abad ke-13 setelah merebut pelabuhan-pelabuhan utama Bizantium di pesisir Laut Hitam dan Laut Tengah. Seljuk membantu perkembangan perdagangan di Anatolia melalui program bangunan karavanserai, yang mana memfasilitasi arus barang dari Iran dan Asia Tengah ke pelabuhan-pelabuhan tersebut. Hubungan dagang yang kuat dengan pihak Genoa terbentuk selama periode ini. Peningkatan kemakmuran memungkinkan kesultanan ini untuk menyerap negara-negara Turki lainnya yang telah didirikan di Anatolia timur setelah Pertempuran Manzikert, yaitu: Danishmend, Mengujekids, Saltukids, dan Artuqid. Para sultan Seljuk berhasil menanggung beban dari Perang Salib, namun pada tahun 1243 menyerah terhadap bangsa Mongol yang sedang melakukan perluasan wilayah. Seljuk kemudian menjadi vasal dari bangsa Mongol setelah Pertempuran Köse Dağ. Meskipun ada upaya-upaya dari para pengelola yang cerdik untuk menjaga integritas negara ini, kekuatan kesultanan ini mengalami disintegrasi selama paruh kedua abad ke-13 dan menghilang sepenuhnya pada dekade pertama abad ke-14. Dalam beberapa dekade terakhirnya, sejumlah kepangeranan kecil (atau beylik) bangkit untuk berkuasa di wilayah kesultanan ini, misalnya Dinasti Osman yang kemudian mendirikan Kekaisaran Ottoman (Kesultanan Utsmaniyah) di bagian barat Kesultanan Rum. Lihat pula
Referensi
Sumber
Pranala luar
|