Keroit, Motoling Barat, Minahasa Selatan

Keroit
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Utara
KabupatenMinahasa Selatan
KecamatanMotoling Barat
Kode Kemendagri71.05.21.2008 Edit nilai pada Wikidata
Jumlah penduduk1320
Kepadatan-


Keroit adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Motoling Barat, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Indonesia.

Sejarah

Sejak awal mula para pemburu binatang hutan sebelum tahun 1915 sudah mengenal daerah yang sudah menjadi perkampungan Keroit sekarang, adalah sebuah daerah yang kaya akan binatang buruan pada waktu itu.

Oleh karena hasil buruanya sangat memuaskan maka makin banyaklah orang yang terlibat dalam kegiatan berburu ini, dan mereka menjadikan daerah TUMOTOWA sebagai tempat mereka beristirahat.

Oleh karena mereka sering menghabiskan waktu di situ kurang lebih tiga hari, maka mulailah mereka merombak hutan untuk dijadikan tempat menanam jenis tanaman yang cepat menghasilkan (pisang, ubi-ubian, dan rempah-rempah) dengan cara merombak bersama dan hasilnya untuk bersama. Berangsur-angsur kemudian menjadi kegiatan gotong royong untuk membuka lahan dan hasilnya untuk perorangan dan mereka sudah membuat pondok-pondok pribadi di lokasi ini yang seakan akan sebuah perkampungan. Hal ini berlangsung sampai sekitar tahun 1915. Mereka berasal dari desa Raanan Lama. Sampai tahun 1918 kurang lebih sudah 30 KK yang berada di lokasi Tumotowa ini. melihat jumlah mereka yang sudah cukup banyak sedangkan lokasi ini tidak layak/cocok untuk dijadikan perkampungan, maka atas kesepakatan bersama melalui petunjuk/arahan seorang pemimpin waktu itu ditunjuklah (ditentukan) tiga orang yang bertugas mencari lokasi yang kira-kira dapat dijadikan perkampungan.

Lokasi perkampungan yang sekarang ini sudah menjadi desa keroit ditemukan oleh yang mengemban tugas ini ialah: TONAAS SARUANG GEORGE BELLA. dalam menemukan lokasi ini beliau dituntun oleh ROH KEBAIKAN yang diilhamkan padanya atau juga dinyatakan padanya melalui bahasa alam, melalui bunyi burung. Lokasi pertama ini sekarang berada di sebelah utara perkampungan sekarang (di daerah jalan air jaga I). Akhirnya disepakatilah untuk memindahkan lokasi mereka dari TUMotowa ke daerah ini di tahun 1921. Dan di tahun ini diadakan upacara adat yang disebut TUMANI IN DOONG.

Pada masa itu desa masih dalam status pra desa yang dipimpin oleh hukum tua desa Raanan Baru.

Pada tahun 1923 dengan masuknya seorang pemimpin Katolik, yaitu Johan Nelwan, dengan kharisma yang ada padanya, melalui peri hidup dan ajarannya, sehingga seluruh masyarakat dipermandikan menjadi Katolik.

Pada tahun 1924 desa Keroit memisahkan diri dengan pemerintahan desa Raanan Baru.

Pada tahun 1925 atas usul dari tonaas Johan Nelwan maka disepakatilah untuk mengusulkan kepada pemerintah Belanda untuk mengalihkan status pra desa menjadi desa definitif. dan usul ini diterima pemerintah Belanda waktu itu.

Pada tahun 1926 keluarlah besluit untuk desa Keroit.

Walaupun sudah menjadi desa definitif namun pada kenyataannya desa keroit berada dalam pemerintahan desa raanan baru. pada masa hukum tua Kawengian di raanan baru, terjadilah kesepakatan dengan tonaas Johan Nelwan bahwa orang-orang yang beragama Katolik harus tinggal di keroit dan yang non katolik tinggal di raanan baru.

Hal ini berjalan terus pada masa pemerintahan hukum tua Manampiring di raanan baru dan di keroit pada waktu itu hukum tua Harling Oping.

Persamaan ini juga berlaku sampai pada masa hukum tua turangan di raanan baru dan di keroit hukum tua Oram Onibala sampai tahun 1936.

Pada tahun 1928 diadakan acara adat yang dinamakan TUMUUL IN DOONG. Tempat pelaksanaannya di daerah bangunan PUSKESMAS PEMBANTU di suatu tuur atau tuud.

Asal nama

Ada tiga versi yang digunakan untuk dijadikan nama untuk kampung ini, yaitu:

a. Versi dengan makna hhistoris: Nama istri dari tonaas Bella: KERUT. dan bertepatan pula pada masa itu Sampai saat inidaerah ini seakan akan menjadi sarang burung KERUT sejenis kakatua kecil yang warnanya biru/hijau bercampur kuning dan biru langit cerah.

b. Versi bukit KERIIT: suatu gunung yang ditemukan secara tidak sengaja, di mana gunung itu dipenuhi/ditumbuhi goraka (jahe) putih yang pada saat itu bahkan sampai sekarang digunakan sebagai ramuan obat-obatan.

c. Versi makna kemakmuran/kesejahtraan: yaitu diambil dari seorang insinyur orang belanda yang bernama VAN KRUYT. orang belanda yang pertama datang untuk memeriksa kandungan alam yang ada di daerah ini.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya