Kerajaan Insana

Kerajaan Insana adalah kerajaan yan terletak di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur.[1] Kerajaan Ini berbatasan dengan Kerajaan Amfoang, Kerajaan Oenam, Kerajaan Miomaffo, dan Kerajaan Bikomi.[2] Kerajaan Insana menjadi bawahan Belanda selama masa penjajahan.[3] Salah satu warisan budaya yang ditinggalkan oleh Kerajaan Insana adalah kain tenun Insana.[4]

Wilayah Kekuasaan

Kerajaan Insana berbagi perbatasan dengan beberapa kerajaan lain di Timor Barat, yaitu Kerajaan Amfoang, Kerajaan Oenam, Kerajaan Miomaffo, dan Kerajaan Bikomi. Penanda perbatasannya berupa sungai dan bukit, tetapi ada juga yang menggunakan baki.[2] Setelah batas antar kerajaan ditentukan maka dilakukan upacara adat yang disebut non pah. Kegiatan dalam upacara ini adalah mendaki puncak Gunung Mutis untuk mematikan batas kerajaan antar kerajaan tidak dilanggar.[5] Upacara ini dilakukan setiap tujuh tahun sekali, mulai dari Bijaele Sunan hingga Bijaele Suin. Bijaele Sunan adalah batas antara Kerajaan Miomaffo dan Kerajaan Ambeno, sedangkan Bijaele Suin adalah batas antara Kerajaan Insana dan Kerajaan Amanatun.[6]

Kerajaan-kerajaan ini menganggap bahwa perbatasan sebagai area pertemuan antar masyarakat kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lainnya. Masyarakat di wilayah perbatasan dapat bersama-sama memanfaatkan lahan untuk bercocok tanam, beternak, dan mengambil hasil hutan.[5] Wilayah Kerajaan Insana terdiri dari perbukitan dan Karst Manamas yang sangat subur. Selain itu, Kerajaan Insana memiliki sebuah pelabuhan yaitu Pelabuhan Wini.[7] Pelabuhan ini digunakan untuk perdagangan cendana oleh Kerajaan Biboki dan Kerajaan Insana.[7]

Struktur Pemerintahan

Masa Penjajahan

Setelah Belanda mulai berkuasa terhadap kerajaan lokal di Timor Barat, struktur pemerintahan dari Kerajaan Insana disesuaikan oleh Belanda. Sejak tahun 1915, Kerajaan Insana menjadi salah satu kerajaan yang dikendalikan oleh Controleur. Jabatan Controleur ditugaskan kepada orang Belanda yang bekerja untuk pemerintahan sipil.[3]

Kebudayaan

Kerajaan Insana sangat mementingkan pendidikan dan kebudayaan masyarakatnya. Salah satu warisan budaya yang ditinggalkan oleh Kerajaan Insana adalah kain tenun Insana. Kain tenun Insana terbuat dari benang dan memiliki warna yang cerah. Kain terbagi menjadi dua jenis yaitu sotis dan buna. Kain sotis didak memiliki bordir sedangkan kain buna memiki bordir.[4]

Referensi

  1. ^ Kasijanto, Vera Budi Lestari Sihotang. Ladang jagung di lahan kering : peradaban agraris di Nusa Tenggara Timur. Jakarta. ISBN 978-602-1289-99-0. OCLC 1089884821. 
  2. ^ a b Sanak (2012), hlm. 36.
  3. ^ a b Sanak (2012), hlm. 70.
  4. ^ a b Sulayman, C. M., Karnadi, H., dan Renaningtyas, L. (2017). "Perancangan Karya Fotografi Fashion Kain Tenun Insana dari Pulau Timor Nusa Tenggara Timur". DKV Adiwarna. 1 (10). 
  5. ^ a b Sanak (2012), hlm. 37.
  6. ^ Sanak (2012), hlm. 36-37.
  7. ^ a b Saragih, Juli Panglima (2016). "KELEMBAGAAN URUSAN PANGAN DARI MASA KE MASA DAN KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN". Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan. 17 (2). doi:10.18196/jesp.17.2.3983. ISSN 1411-9900. 
  • Sanak, Yohanes (2012). Human Security dan Politik Perbatasan. Yogyakarta: Departemen Politik dan Pemerintahan, Universitas Gadjah Mada. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-28. Diakses tanggal 2020-08-24. 
Kembali kehalaman sebelumnya