Kerajaan Charklik
Charklik atau Charkhlik adalah nama bahasa Uighur dari sebuah kerajaan zaman dahulu di daerah Kabupaten Ruoqiang kini di Xinjiang, China. SejarahCharklik merupakan sebuah kerajaan kuno di Xinjiang. Kerajaan ini menjadi bagian dari Kerajaan Loulan yang kemudian berganti nama menjad Shanshan paling tidak sejak abad pertama SM. Pada masa akhir dari Dinasti Han Awal dan selama masa Dinasti Han Akhir, ibu kota dari Kerajaan Shanshan dikenal dengan nama Yüni (扜泥), yang lokasinya diperkirakan berada di daerah Kota Ruoqiang kini.[1] Penjelajah dan arkeolog Aurel Stein mengunjungi sebuah oasis kecil di Charklik pada tahun 1906. Di sana, ia menemukan sebuah desa kecil yang dahulunya merupakan pusat pemerintahan dari sebuah distrik yang sangat besar yang daerahnya sebagian besar adalah gurun. Daerah distrik tersebut juga mencakup sebuah danau air asin bernama Lop Nor. Meskipun begitu, hanya sekitar 500 keluarga yang menghuni wilayah tersebut termasuk masyarakat peternak dan nelayan semi-nomaden bernama Loplik. Pendeta Buddha Xuanzang tercatat perneah melewati sebuah kota bernama Na-Fu-Bo (纳缚波) di dalam perjalanan kembalinya ke China pada tahun 645. Marco Polo pada abad ke-13 melewati sebuah tempat yang ia sebut sebagai Kota Lop.[2] Kedua tempat tersebut menurut penilaian Aurel Stein adalah Charklik.[3] Stein menyebutkan bahwa terdapat "bukti pasti" bahwa Charklik adalah pusat kehidupan utama di wilayahnya ketika Xuanzang melewati kota tersebut.[4][5] DeskripsiBeberapa kali sepanjang sejarah, Charklik menjadi pemberhentian terakhir dari Jalur Sutra bagian selatan di Cekungan Tarim dari arah Khotan sebelum melewati dataran garam Lop Nor menuju Dunhuang. Terapat sebuah jalur alternatif dari Charklik yang mengarah ke selatan menuju ke Gurun Qaidam yang kemudian berbelok ke arah timur laut menuju Dunhuang atau ke selatan menuju Lhasa. Terdapat pula jalur kuno yang mengarah keutara melintasi Gurun Taklamakan menuju Korla. Di sebelah timur laut dari Kota Ruoqiang terdapat situs arkeologi penting yaitu situs Miran.[6] Kota Ruoqiang kini dapat dideskripsikan sebagai tempat yang ramai namun kecil dengan hanya memiliki penginapan sederhana. Kota Ruoqiang dapat menjadi titik perjalanan ketika seseorang ingin mengunjungi reruntuhan Miran.[7] Di sebelah selatan Charklik terdapan Pegunungan Altun yang memiliki sebuah cagar alam tempat introduksi ulang kuda Przewalski (Equus przewalski) yang telah punah di alam liar.[6] Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|