Kepala penis
Pada anatomi manusia laki-laki, kepala penis adalah struktur berbentuk bulat yang sensitif di ujung distal penis. Kepala penis secara anatomis homolog dengan ujung klitoris pada anatomi manusia perempuan. Pada umumnya, seluruh atau sebagian kepala penis tertutup oleh kulup, kecuali pada laki-laki yang telah sunat, yang dapat ditarik melewati dan melebihi kepala penis. Kepala penis disebut juga glans penis yang berasal dari bahasa Latin glans ('biji ek') dan penis ('berkaitan dengan penis'). Tinjauan medisMeatus (bukaan) uretra terletak di pucuk kepala penis. Pada balita yang telah disunat, tidak ada lagi kulup yang melindungi area meatus di kepala penis sehingga akan meningkatkan risiko terserang meatitis, ulserasi (pemborokan), atau stenosis (penyempitan) di meatus jika memakai diaper.[1] Epitelium kepala penis adalah jaringan mukokutaneus.[2] Birley, dkk. melaporkan bahwa pembersihan kepala penis secara berlebihan dengan sabun dapat mengeringkan membran mukosa yang melindungi kepala penis sehingga menyebabkan dermatitis nonspesifik.[3] Pembengkakan kepala penis disebut balanitis yang dialami oleh 3–11% laki-laki dan hingga 35% laki-laki penderita diabetes. Edwards melaporkan bahwa balanitis umumnya dialami oleh laki-laki yang kurang dapat menjaga kebersihan atau belum sunat.[4] Pembengkakan itu disebabkan oleh banyak hal, antara lain iritasi atau infeksi patogen. Pengobatan yang tepat diberikan dengan mengidentifikasi penyebabnya secara cermat dengan bantuan catatan medis, pemeriksaan fisik, pengambilan sampel dan kultur sel, serta biopsi pasien.[4] Detail anatomisKepala penis adalah tutup korpus spongiosum yang terbentuk di ujung tonjolan korpus kavernosum, meluas di sisi dorsal daripada ventral. Di pucuk kepala, terdapat lubang uretra eksternal yang berbentuk celah vertikal. Lingkar bawah kepala penis disebut korona glandis yang menjorok membentuk cekungan sulkus korona, menutupi leher penis. Bentuk proporsional kepala penis berbeda-beda, ada yang ukuran lingkarnya lebih besar daripada batang penis sehingga penis tampak menyerupai jamur, ada pula yang lebih kecil sehingga menyerupai torpedo. Kulup yang menutupi kepala penis berfungsi menjaga mukosa dalam keadaan lembap.[5] Pada laki-laki yang telah sunat, kepala penis terpapar dengan lingkungan luar secara terus-menerus dan kering. Szabo dan Short menemukan bahwa kepala penis yang telah disunat tidak memproduksi lapisan keratin yang lebih tebal.[6] Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kepala penis yang disunat maupun tidak disunat sama-sama sensitif,[7][8][9][10] sedangkan beberapa yang lain menunjukkan bahwa kepala penis yang tidak disunat lebih sensitif.[11][12] Halata dan Munger (1986) melaporkan bahwa ujung saraf genital yang paling padat terletak di korona glandis.[13] Adapun Yang dan Bradley (1998) sampai pada kesimpulan bahwa penelitian mereka "tidak menemukan area mana pun di kepala penis yang lebih padat saraf daripada yang lain."[12] Halata dan Spathe (1997) melaporkan bahwa "kepala penis didominasi oleh ujung saraf bebas, ujung saraf bulboid genital, serta dalam kasus tertentu ujung saraf Pacinian dan Ruffini, tanpa ujung saraf Merkel dan Meissner."[2] Yang dan Bradley berpendapat bahwa "pola saraf yang unik di kepala penis menegaskan perannya sebagai struktur sensoris".[12] Lihat pulaReferensiWikimedia Commons memiliki media mengenai Human glans penis.
|