Kenya African UnionKenya African Union (KAU) atau Uni Afrika Kenya adalah sebuah organisasi partai politik yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan bagi Kenya British. Pada tahun 1960 berubah menjadi Kenya African National Union (KANU) hingga saat ini. FormasiKAU didirikan pada tahun 1944 dengan nama Kenya African Study Union. Kata "study" dihilangkan pada tahun 1947 ketika Jomo Kenyatta bergabung dan menjadi pemimpin partai. Pada saat itu Kenya berada di antara beberapa koloni Afrika yang mengalami salah urus akibat keterlibatan kekuatan Eropa yang terganggu selama Perang Dunia II. Orang Afrika Kenya mencoba menggunakan KAU untuk mendapatkan hak politik melalui pendekatan damai dan tanpa kekerasan. KAU dibentuk untuk menuntut kemerdekaan Kenya pada awal 1950-an melalui pendekatan yang lebih kuat. Banyak protes dan kerusuhan yang terjadi menyebabkan partai ini dilarang pada tahun 1952, dan beberapa pemimpinnya ditahan. Taktik perang gerilya Angkatan Darat dan Kebebasan pada akhirnya menyebabkan suku Kikuyu, Kambas, Kalenjins dan suku-suku lainnya diberi label "Mau Mau" oleh Inggris. Tidak senang dengan penunjukan ini, Jomo Kenyatta berpidato pada tahun 1952 untuk membuktikan bahwa KAU tidak seperti yang diyakini oleh Inggris. Kenyatta menyatakan bahwa Mau Mau adalah organisasi yang mempromosikan kekerasan, sedangkan KAU adalah organisasi yang tanpa kekerasan. Dalam pidatonya, Kenyatta menyatakan keinginannya agar semua rakyat Kenya bersatu guna mendapatkan kemerdekaannya,[1] selain itu ia juga mengatakan bahwa ia akan membuat sistem pemerintahan untuk membantu menyelesaikan masalah pertanahan dan menjaga perdamaian di Kenya.[2] KAU mulai melemah di bawah tekanan Inggris, tetapi dukungan rakyat mulai tumbuh setelah pidato Kenyatta. PrestasiAkhirnya Kenya memperoleh kemerdekaannya dan mengadopsi sistem parlementer, sebagian besar karena kepemimpinan politisi yang sebelumnya menjadi bagian dari KAU. Meskipun terjadi perang gerilya dan protes, tetapi hasil negosiasi damai yang dipimpin oleh mantan pemimpin KAU yang memperoleh kemenangan, hal ini menginspirasi gerakan lain di seluruh Afrika dan dunia. Royal Commission membantu menyelesaikan masalah pertanahan antara Inggris dan Kenya. Selain itu Royal Commission juga membantu membuat keputusan pemerintah dan membuktikan bahwa KAU adalah organisasi yang menginginkan perdamaian dan ketenangan.[1] Referensi
|