Kelenteng Boen Tek BioBoen Tek Bio (Hanzi: 文德廟) (Kuil Literatur dan Kebajikan) adalah klenteng Tionghoa tertua di Tangerang, Indonesia. Klenteng ini berlokasi di sudut Jalan Bhakti dan Jalan Cilame di kawasan Pasar Lama, Tangerang.[1][2]
Boen Tek Bio (Hanzi: 文德廟) atau Vihara Padumuttara adalah klenteng tertua di Kota Tangerang, selain Klenteng Boen San Bio.[3] Dibangun pada tahun 1684, Boen Tek Bio merupakan bagian penting dari sejarah Kota Benteng, khususnya sejarah permukiman kaum Cina Benteng di Tangerang. Bagian tertua dari bangunan ini berasal dari tahun 1775. Klenteng ini mengalami renovasi besar pada tahun 1844, kemudian sayap sisi kanan dan kiri ditambahkan pada tahun 1875, serta halaman dalam pada tahun 1904.[4] Boen Tek Bio memiliki sejarah hubungan yang erat dengan birokrasi pemerintahan kolonial Tionghoa (lihat 'Kapitan Cina') di Tangerang. Para donor untuk tanah makam klenteng pada tahun 1878 mencakup seluruh jaringan opsir Tionghoa di Tangerang:[5]
Klenteng ini menerima izin resmi dari pemerintah pada tanggal 6 Januari 1912. Tiga SerangkaiKlenteng Boen Tek Bio (Vihara Padumuttara) memiliki dua saudara yaitu Klenteng Boen San Bio (Vihara Nimmala) berada di Pasar Baru Tangerang yang di bangun tahun 1689, dan Klenteng Boen Hay Bio (Vihara Karuna Jala) berada di Pasar Lama Serpong di bangun tahun 1694 ketiganya dibangun dipinggiran kali Cisadane dan berada pada satu garis lurus. Arti filosofi dari ketiga klenteng tersebut Kebajikanya (Tek) Setinggi Gunung (San) dan Seluas Lautan (Hay) Daftar AltarBangunan Utama : 1. Thian Kong 2. Kongco Sam Kwan Tay Tee 4. Ema Kwan Im Hud Couw, Kongco Kwan Seng Tee Kun, Kongco Hok Tek Tjeng Sin (Tuan Rumah) 5. Cap Pe Lo Han (9 pertama) 6. Cap Pe Lo Han (9 terakhir) Sayap Kiri : 1. Kongco Kha Lam Ya 2. Makco Thian Siang Seng Bo 3. Kongco Kong Tje Tjo Soe, Pek Houw, Pek Tjoa 4. Kongco Sam Kwan Tay Tee Sayap Kanan : 6. Kongco Kwan Seng Tee Kun 7. Kongco Hok Tek Tjeng Sin 8. Kongco Kong Tek Cun Ong, Kongco Su Beng Cao Kun Arak- Arakan Gotong Toapekong 12 Tahun SekaliPada tahun 1844 Klenteng Boen Tek Bio mengalami renovasi besar-besaran yang mendatangkan ahli langsung dari Tiongkok, selama berlangsungnya renovasi Kim Sin/Rupang Kwan Im Hud Couw, Kwan Seng Tee Kun, Hok Tek Tjeng Sin, dan Kha Lam Ya dititipkan ke Klenteng Boen San Bio selama 12 tahun, renovasi selesai pada tahun 1856 tepat ditahun Naga, ditahun 1856 tersebut pertama kali diadakan prosesi arak-arakan untuk mengarak kepulangan Kim Sin dari Boen San Bio ke Boen Tek Bio dan terus dilanjutkan sampai saat ini yang ke 168 tahun (2024). Saat ini tradisi Gotong Toapekong 12 Tahunan sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda oleh Kemendikbud-Ristek pada 22 Agustus 2024 1856 : Pertama Kali 1868 : Kedua 1880 : Ketiga 1892 : Keempat 1904 : Kelima 1916 : Keenam 1928 : Ketujuh 1940 : Kedelapan 1952 : Kesembilan 1964 : Kesepuluh (tahun terakhir melewati Boen San Bio) 1976 : Kesebelas 1988 : Kedua belas namun dibatalkan karena bertepatan dengan wafatnya Sri Sultan Hamengkubuwono IX 2000 : Ketiga belas 2012 : Keempat belas 2024 : Kelima belas 2036 : Keenam belas Referensi
|