Kebakaran gereja Giza
Pada 14 Agustus 2022, kebakaran terjadi di Gereja Abu Sefein, sebuah gereja Koptik di lingkungan Imbaba Giza di pinggiran Kairo, Mesir, selama kebaktian hari Minggu ketika hampir 5.000 jamaah berkumpul.[1][2][3] Empat puluh satu orang tewas dalam kebakaran tersebut, termasuk sedikitnya 18 anak-anak.[4][5][2][6] Salah satu pendeta gereja, Abdul Masih Bakhit, juga tewas dalam kebakaran tersebut.[7] Latar belakangKebakaran akibat arus pendek sering terjadi di Mesir, yang standar bangunan tidak memadai dan kurangnya penegakan aturan terkait hal tersebut.[8][2] Bahkan kebakaran dengan penyebab yang sama telah beberapa kali menghanguskan rumah sakit, salah satunya terjadi tahun 2020 yang menewaskan tujuh pasien Covid-19.[2][6] Pada tahun 2002 juga pernah terjadi kebakaran di atas kereta api yang menyebar ke seluruh gerbong hingga menewaskan 370 orang. Baru-baru ini kebakaran di sebuah pabrik garmen di luar Kairo menewaskan 20 orang pada tahun 2021.[6] Gereja ini dinamai Saint Mercurius yang dikenal dalam bahasa Arab sebagai Abu Sefein,[9] dan merupakan salah satu gereja terbesar di Giza, kota terbesar kedua di Mesir setelah Kairo. Hukum Mesir secara ketat mengatur pembangunan gereja, yang secara historis membutuhkan keputusan presiden untuk mendapatkan izin bangunan. Karena sulitnya mendapatkan persetujuan, pembangunan gereja tanpa izin tersebar luas yang seringkali tanpa mengikuti aturan keselamatan kebakaran. Walaupun pada awalnya gereja tanpa izin, namun pada akhirnya disahkan.[6] KebakaranKementerian Dalam Negeri mengatakan bahwa kebakaran itu disebabkan oleh AC yang rusak di lantai dua gereja. Menurut Kementerian Kesehatan sebagian besar kematian disebabkan karena menghirup asap atau terinjak-injak untuk melarikan diri dari gedung.[6] Gereja memiliki kamar bayi di lantai empat,[10] dan dinas keamanan melaporkan bahwa sebagian besar korban tewas adalah anak-anak.[1][11] Catatan sebuah rumah sakit setempat menunjukkan 20 jenazah yang diterima, di antaranya 10 anak-anak, sementara rumah sakit lokal lainnya menerima 21 jenazah.[7] Seorang pendeta gereja tetangga mengatakan bahwa anak-anak dibawa ke lantai yang lebih tinggi untuk menghindari kobaran api daripada dievakuasi.[6] Saksi mata melaporkan bahwa orang-orang berusaha melompat ke tempat yang aman dari lantai atas untuk menghindari api.[7][1] Para saksi dilaporkan bergegas ke gereja untuk membantu mengevakuasi mereka yang terperangkap sampai intensitas api dan asap menjadi terlalu besar.[1] Korban tewas dalam kebakaran ini termasuk yang terburuk dalam sejarah Mesir baru-baru ini, dan jaksa tinggi negara itu memerintahkan penyelidikan.[7][6] Kerabat dari mereka yang terjebak di gereja mengatakan bahwa paramedis dan petugas pemadam kebakaran lambat mencapai lokasi. Seorang saksi yang diwawancarai Al Jazeera mengatakan butuh dua jam untuk mobil pemadam kebakaran tiba,[6] sementara Kementerian Kesehatan mengatakan truk pemadam pertama tiba dua menit setelah laporan kebakaran diterima.[7] Saksi mata melaporkan bahwa kebakaran terjadi pada pukul 8 pagi dan berlangsung selama dua jam.[12] Walaupun gereja Koptik Mesir telah menghadapi diskriminasi, serangan, dan kekerasan agama, otoritas gereja dan lembaga negara Mesir percaya bahwa kebakaran itu tidak disengaja.[4][13] ReaksiPresiden Abdel Fattah el-Sisi mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan penyesalannya dengan mengatakan "Saya menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga korban, mereka yang tak berdosa telah meninggal bersama Tuhan mereka di salah satu rumah ibadahnya,"[2][4] Perdana Menteri Mostafa Madbouly mengumumkan bahwa setiap keluarga korban meninggal akan diberikan kompensasi 100.000 pound Mesir, sementara mereka yang terluka akan diberikan hingga 20.000 pound Mesir. Menteri Solidaritas Sosial mengumumkan bahwa Masjid al-Azhar dan kelompok masyarakat sipil lainnya akan menawarkan tambahan 50.000 pound Mesir kepada para korban dan keluarga mereka.[14] Masjid Al-Azhar menyampaikan belasungkawa dan imam besar al-Azhar Ahmed El-Tayeb menyampaikan simpatinya kepada Paus Koptik Tawadros II.[14] Mohamed Salah, kapten tim nasional sepak bola Mesir, juga mentweet ucapan belasungkawanya.[4] Referensi
|