Kebakaran Sekolah Asrama Yingcai
Kebakaran Sekolah Asrama Yingcai dimulai pada tanggal 19 Januari 2024 di asrama sebuah sekolah asrama dasar di Dushu , di provinsi Henan di Tiongkok tengah.[1] Kebakaran tersebut mengakibatkan satu orang terluka dan meninggalnya sedikitnya 13 siswa kelas tiga yang berusia antara sembilan dan sepuluh tahun.[2] Sekitar 30 siswa tinggal di asrama.[3] Penyebab kebakaran sedang diselidiki.[3] Latar belakangInsiden umumKarena standar keselamatan yang rendah dan penegakan hukum yang buruk, kebakaran gedung dan insiden mematikan serupa sering terjadi di Tiongkok. Contoh terbaru adalah kebakaran rumah sakit Beijing 2023, Keruntuhan gedung olahraga sekolah Qiqihar 2023, dan ledakan gas Yinchuan 2023. Setelah kebakaran gedung Luliang pada tanggal 16 November 2023 yang menewaskan 26 orang, Presiden Xi Jinping telah menyerukan untuk "melakukan investigasi mendalam terhadap risiko tersembunyi di industri-industri utama, meningkatkan rencana darurat dan langkah-langkah pencegahan".[4] Sekolah Asrama YingcaiSekolah Yingcai berlokasi di Dushu , Kabupaten Fangcheng]], di pinggiran Nanyang, sebuah kota berpenduduk hampir 10 juta orang. Didirikan pada bulan Juni 2012, dengan modal terdaftar sebesar 1,07 juta Yuan.[5] Ruang asrama yang terbakar itu dihuni sekitar 30 anak, terutama dari daerah pedesaan di dekatnya. Sekolah ini juga memiliki Anak-anak yang tertinggal di Tiongkok. Anak perempuan tinggal di lantai dua asrama dan anak laki-laki di lantai tiga.[6][3] KebakaranPemadam kebakaran menerima panggilan tentang kebakaran pada pukul 22:40. Api berhasil dipadamkan pada pukul 23:38.[7] Gambar menunjukkan jendela yang hangus terbakar di lantai tiga.[7] Media lokal pada awalnya menyatakan bahwa kebakaran tersebut kemungkinan disebabkan oleh alat pemanas listrik.[8] Korban jiwaSekitar 30 siswa tinggal di asrama tersebut. Tiga belas anak berusia 9 dan 10 tahun yang duduk di kelas tiga tewas. Mereka berasal dari 13 keluarga yang berbeda. Satu orang terluka parah dan dibawa ke rumah sakit.[4] Semua korban tewas dan luka-luka adalah anak laki-laki; siswa yang tersisa berhasil dievakuasi dengan selamat.[9] Setelah kejadianSebuah tim dikirim untuk membantu operasi penyelamatan dan membantu setelah kejadian. Masyarakat, pemerintah daerah dan manajemen sekolah didesak untuk memastikan keselamatan anak-anak yang selamat dan bersatu dalam mendukung keluarga yang terlibat.[7] Pejabat setempat mengadakan pertemuan untuk membahas tindak lanjut dan bagaimana meningkatkan langkah-langkah keselamatan di masa depan.[4] Karena semua jendela di seluruh asrama ditutupi dengan pagar pembatas, kekhawatiran tentang keamanan sekolah pun muncul.[7] Kementerian Manajemen Darurat menyatakan komitmen mereka untuk mencegah tragedi seperti ini. Mereka mendesak untuk memeriksa risiko kebakaran yang tersembunyi di daerah padat penduduk.[7] Kemarahan atas kebakaran ini diposting oleh banyak orang Tiongkok di media sosial. Mereka menyatakan bahwa mereka ingin agar setiap pelanggaran keselamatan dihukum.[4] Beberapa kota termasuk Luohe di Henan, Yichun di provinsi Jiangxi, Panjin di provinsi Liaoning, dan Xi'an di provinsi Shaanxi, mengeluarkan pernyataan untuk melakukan inspeksi keselamatan kebakaran dan pekerjaan perbaikan di gedung-gedung seperti sekolah, rumah sakit, panti jompo, pusat perbelanjaan, hotel, dan asrama staf.[5] Sehari setelah kebakaran, toko-toko di sekitar sekolah sebagian besar tutup.[8] InvestigasiPihak berwenang dan pemimpin lokal dari provinsi Henan dan kota Nanyang segera menutup sekolah tersebut dan memulai "sebuah investigasi komprehensif" terhadap penyebab kebakaran. Direktur sekolah pada awalnya ditangkap.[7][10] Laporan awal media dalam negeri mengindikasikan bahwa kebakaran disebabkan oleh alat pemanas listrik.[8] Pada 21 Januari, penyelidikan masih berlangsung. Ada puluhan polisi yang berjaga-jaga dan tidak seorang pun diizinkan masuk ke sekolah.[8] Lihat pulaReferensi
|