Keamiran Abu Dhabi
Keamiran Abu Dhabi (bahasa Arab: إِمَـارَة أَبُـوظَـبِي ‘Imārat ‘Abū Ẓaby, pelafalan [ʔabuː ˈðˤɑbi])[3] adalah salah satu dari tujuh keamiran yang membentuk Uni Emirat Arab (UEA). Keamiran ini adalah keamiran terbesar menurut luas (67.340 km2) atau 87 persen dari seluruh luas negara. Abu Dhabi juga memiliki penduduk terbesar dari ketujuh kemairan. Pada Juni 2011, penduduknya diperkirakan mencapai 2.120.700 jiwa dengan 439.100 jiwa di antaranya (kurang dari 21%) adalah warga negara UEA. Jumlah penduduk ini meningkat menjadi 2,3 juta pada 2012.[4] Abu Dhabi adalah ibu kota keamiran ini. Nama keamiran ini berasal dari nama kota tersebut. Kota tersebut pun menjadi ibu kota negara. Perkiraan Produk Domestik Bruto (PDB) Abu Dhabi, pada 2014 berjumlah AED960 miliar dengan harga saat ini. Penambangan dan penggalian (termasuk minyak mentah dan gas alam) merupakan penyumbang terbesar terhadap PDB (58,5 persen pada 2011). Industri terkait pembangunan adalah penyumbang terbesar berikutnya (10,1 persen pada 2011). PDB tumbuh menjadi AED911,6 miliar pada 2012 atau lebih dari AS$100.000 per kapita.[5] Dalam waktu belakangan ini, Keamiran Abu Dhabi terus menyumbang sekitar 60 persen dari PDB Uni Emirat Arab, meskipun jumlah penduduknya hanya 34 persen dari jumlah penduduk UEA menurut sensus 2005.[6] Pada awal 1970-an, dua pembangunan penting membantu keamiran mencapai lompatan dalam jalur pembangunan. Yang pertama adalah pendirian Uni Emirat Arab pada Desember 1971 dengan Abu Dhabi sebagai ibu kota politik dan administratifnya. Yang kedua adalah kenaikan tajam harga minyak setelah Perang Oktober 1973 yang menyertai perubahan dalam hubungan antara negara-negara minyak dan perusahaan-perusahaan minyak asing dan menyebabkan kenaikan dramatis dalam pendapatan minyak.[6] Referensi
|