Keabadian biologisKeabadian biologis adalah keadaan makhluk hidup tidak bisa mati karena sebuah keadaan biologis seperti penuaan. Keadaan seperti ini sangat langka ditemukan pada makhluk hidup seperti manusia karena sebagian besar manusia mati disebabkan oleh faktor penuaan. Ketika seseorang menjadi tua, sel, jaringan dan seluruh organ tubuhnya akan mengalami penurunan aktivitas. Namun bagi makhluk hidup yang mendapat keabadian biologis, sel dan jaringannya mampu mempertahankan bentuk dan kualitasnya tetap sama dalam jangka waktu yang sangat lama.[1] Berbagai makhluk hidup uniseluler dan multiseluler, termasuk beberapa vertebrata, dapat mencapai keadaan ini ketika ia lahir atau setelah hidup cukup lama. Istilah ini juga digunakan oleh ahli biologi untuk mendeskripsikan sel yang tidak terpengaruh pada batasan Hayflick. Dalam pandangan biologi, keabadian adalah saat sel-sel pada sebuah organisme memiliki sifat mempertahankan keadaannya, sehingga membuatnya terhindar dari penuaan. Namun, ini artinya bahwa dalam dunia biologi, keabadian bukanlah sebuah keadaan organisme kekal tidak bisa mati. Setiap organisme tetap akan bisa mengalami kematian walau bukan karena penuaan, tetapi karena cara-cara lain seperti, cidera, keracunan, kekurangan makanan, penyakit, kurangnya sumber daya yang tersedia, atau perubahan lingkungan.[2] Definisi keabadian ini ditentang dalam Handbook of the Biology of Aging.[3] Pertentangan tersebut karena dalam beberapa spesies, angka kematian semakin menurun ketika bertambanya usia. PradugaAda beberapa kemungkinan mengapa keabadian biologis dapat terjadi. Pada sebuah studi tahun 2001 yang membandingkan antara serbuk sari dan biji dari pinus bristlecone, ditemukan bahwa tidak ada bagian yang mengalami perubahan yang signifikan, bahkan pembuluh masih berfungsi baik, walaupun usia pohon tersebut sudah sangat tua.[1] Faktor yang paling memungkinkan adalah sebuah populasi kecil dalam sistem sel meristem pohon tersebut, yang disebut dengan "pusat diam".[1] Namun perlu diketahui, bahwa tidak semua hewan di dunia ini, selalu memiliki usia yang sesuai dengan catatan ilmiah yang seharusnya. karena tidak dapat dipungkiri, bahwa kematian adalah sesuatu yang sangat rahasia.[1] Selain itu pada beberapa organisme seperti pohon dan beberapa moluska terdapat catatan usia alami, seperti garis membran dan garis lingkar pada batang. Namun beberapa hewan juga ada yang tidak memilikinya, walau hewan tersebut adalah spesies yang sama.[1] Salah satu contohnya adalah Ming, seekor moluska yang tercatat sebagai makhluk hidup tertua di dunia berdasarkan hitungan garis pada membrannya. Namun pada 2012, dikatakan bahwa Ming bisa saja lebih tua, tetapi tidak diketahui umur pastinya karena kehilangan garis membranya. Hal yang sama juga berlaku pada hewan lain, yang mungkin ada yang lebih tua, tetapi tidak dapat diverifikasi dan tercatat seperti Ming.[1] Contoh organismeBeberapa dari contoh organisme yang memiliki keabadian biologi adalah
Harapan manusia pada metode keabadian biologisDengan adanya metode ini. Manusia berharap bisa menerapkannya ke kehidupan manusia modern saat ini. Dalam mendukung harapan ini, sudah ada sebuah gerakan yang bernama Methuselah Mouse Prize atau disingkat dengan Mprize. Mereka mengadakan sayembara untuk membuat tikus-tikus menjadi kembali muda. Sayembara ini adalah sebuah terobosan untuk mendukung pembaruan dunia teknologi biologis untuk manusia. Harapannya adalah untuk meningkatkan persentase kehidupan bagi manusia yang menderita penyakit kronis.[4] Referensi
|