Kawasan Industri Kaesong
Kawasan Industri Kaesŏng adalah kawasan industri administratif khusus di Korea Utara. Pada tahun 2002, kawasan ini dipisah dari Kota Kaesong. Di kawasan ini, terdapat Taman Industri Kaesŏng yang terletak sepuluh kilometer di sebelah utara Zona Demiliterisasi Korea dan terhubung dengan jalan dan kereta api dengan Korea Selatan. Di taman ini, perusahaan Korea Selatan diperbolehkan untuk memanfaatkan tenaga kerja murah yang terdidik, handal, dan fasih berbahasa Korea, dan sebagai gantinya Korea Utara memperoleh devisa.[1] Pada April 2013, 123 perusahaan Korea Selatan mempekerjakan 53.000 pekerja Korea Utara dan 800 petugas Korea Selatan. Gaji mereka, yang berjumlah $90 juta per tahun, dibayar langsung ke pemerintah Korea Utara.[2] Pada saat terjadinya ketegangan antara Korea Utara dan Selatan, akses ke Taman Industri dibatasi.[1] Pada 3 April 2013, Korea Utara menutup semua akses ke Kaesŏng dan pada tanggal 8 April menghentikan pengoperasiannya.[2] Negosiasi untuk membuka kembali kawasan industri ini berjalan beberapa bulan kemudian, dan pada September 2013 kawasan ini beroperasi normal kembali.[3] Pada 2016, Korea Utara resmi menutup Kawasan Industri Kaesong setelah uji coba nuklir keempat dan tidak dibuka sampai AS dan PBB menghentikan sanksi.[4] Sebagian pabrik Korea Selatan masih meninggalkan peralatan di sana dengan harapan bahwa penutupan Pada 2018 Kawasan Industri Kaesong termasuk ke dalam daftar revitalisasi proyek kerja sama ekonomi skala besar antara Korea Utara dan Korea Selatan sesuai Deklarasi Panmunjom. Kedua negara menyepakati pembentukan Kantor Penghubung Antar-Korea di kawasan. Akan tetapi, kedua negara gagal meyakinkan AS untuk menghapus sanksi atas Korut, sehingga negosiasi antar negara gagal pada 2019. Secara dramatis, pemerintah Korut menghancurkan kantor penghubung pada Juni 2020 sebagai simbol hubungan kedua negara yang hancur.[3] Sejak 2016 Korea Utara secara diam-diam membangun kawasan industri baru menggunakan bekas pabrik dan peralatan yang ditinggalkan perusahaan-perusahaan Korea Selatan, tanpa sepengetahuan maupun persetujuan Korea Selatan. Pada masa pandemi COVID-19, Korea Utara menerima pesanan dari Tiongkok dan menggunakan Kawasan Industri Kaesong untuk mengerjakan pesanan tersebut dengan dalih untuk menghasilkan devisa bagi pemerintah. Sejak 2023 telah terjadi peningkatan aktivitas di Kawasan Industri Kaesong berdasarkan citra satelit di sekitar lokasi. Korea Utara dikabarkan akan memindahkan fasilitas dan peralatan di kawasan industri ke sebuah basis industri lokal baru yang dijadwalkan beroperasi tahun ini. Hal ini melanggar ketentuan Undang-Undang Kawasan Industri Kaesong dan ganjalan baru bagi reunifikasi Korea.[3][4] Catatan kaki
Pranala luar
37°56′N 126°38′E / 37.933°N 126.633°E
|