Kateman, Indragiri Hilir
Kateman adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, Indonesia, dengan ibu kotanya berada di Sungai Guntung. Salah satu Ibu kota Kecamatan yang berada di Indragiri Hilir bagian Utara dengan pertumbuhan ekonomi yang terbilang pesat yaitu, Sungai Guntung, Kecamatan Kateman - Indragiri Hilir - Tembilahan. Aktivitas perekonomiannya terbilang padat terutama disektor perkebunan, dari kecamatan ini volume ekspor kelapa bulat maupun kopra ke negara tetangga mengalami peningkatan yang signifikan. Untuk transaksi perdagangan pun sangat tinggi karena ditunjang dengan pertumbuhan perusahaan - perusahaan yang ada di wilayah kecamatan ini dan keikutsertaan pengusaha-pengusaha lokal dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Pusat pemerintahan Kecamatan Kateman terletak di Sungai Guntung. Dengan berbagai macam suku menjadikan Guntung sebagai daerah yang kaya akan etnis, seperti suku jawa, sunda, palembang, minang, banjar, bugis, tionghoa, dan suku melayu. Bahasa yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat Kateman adalah menggunakan bahasa Melayu pesisir riau. Banyak perbedaan bahasa melayu yang ada di Indragiri HIlir Khususnya di kecamatan Kateman. Sungai Guntung merupakan pusat pemerintahan kecamatan Kateman karena merupakan titik strategis dari jalur transportasi laut. Kecamatan Kateman merupakan pintu gerbang jalur pelayaran kabupaten Indragiri HIlir bagian Timur. Karena Letakknya yang sangat strategis maka sangat menunjang Kateman untuk menjadi daerah yang maju. Contohnya saja banyak perusahaan besar yang mengapit Kecamatan Kateman, seperti Perusahaan Sambu Group, EIC, dan BRS.
Sungai Guntung, Pusat destinasi ekonomi di Indragiri Hilir Utara Sungai Guntung, begitulah orang menyebutnya. Sebuah kota kecamatan yang terletak di Kabupaten Indragiri Hilir bagian utara. Sungai Guntung atau biasa disebut juga dengan “Guntung” ini merupakan ibu kota kecamatan Kateman. Untuk mencapai nya kita bisa menaiki speed boat sekitar 4 jam perjalanan dari Kota Tembilahan. Dengan biaya sekitar Rp 80.000,00,- per-orang. Sungai Guntung memang bukanlah sebuah kota, tetapi untuk tingkat kecamatan Sungai Guntung memang sangat maju pesat. Posisi geografis yang strategis membuat Sungai Guntung cukup berkembang pesat. Sungai Guntung sangat dekat dengan Kepulauan Riau dan Jalur perdagangan tersibuk didunia yakni selat malaka. Hal ini tentunya memberikan dampak tersendiri bagi kemajuan di Sungai Guntung . Namun alangkah cukup malang nasib kota kecamatan ini. Karena lokasinya cukup jauh dari pusat pemerintahan, membuat Sungai Guntung agak terbelakang dari segi infrastruktur. Hal ini terlihat cukup contrast dengan kota kecamatan tetangga yakni Tanjung Batu Kundur, Kab. Karimun. Yang mana telah memiliki infrastruktur jalan untuk kendaraan roda empat. Padahal Tanjung Batu Kundur terletak di sebuah pulau. Sedangkan Sungai Guntung terletak di Riau Daratan. Sungai Guntung hanyalah memiliki jalan seadanya mengelilingi kota yang tak bisa tembus ke mana-mana. Dan keadaannya pun memang tidak layak untuk disebut jalan apalagi jalan raya. Satu-satu nya Mode transportasi yang memecah keterisoliran adalah jalur laut yakni speed boat. amba Gambar: Pasar Sei Guntung Meskipun terletak jauh dari kota tembilahan, Kemajuan ekonomi Sungai Guntung tidak bisa dipandang sebelah mata. Ibu kota kecamatan Kateman ini memang digadang-gadang akan dijadikan Ibu Kota Kabupaten Indragiri Hilir Utara, beberapa tahun mendatang. Hal ini tentunya telah lama dinanti –nanti oleh masyarakat Sungai Guntung. Dari segi kultural budaya Sungai Guntung tidak bisa di pisahkan dari kebudayaan melayu. Namun seiring perkembangannya Sungai Guntung tumbuh menjadi daerah yang sangat heterogen. Etnis Tiong Hoa memegang peran besar dalam perkembangan ekonomi Sungai Guntung. Suku Banjar juga seperti hal demikian. Wajarlah, disamping bahasa melayu sebagai bahasa pergaulan, bahasa banjar dan mandarin juga sangat eksis dikalangan masyarakat. Selain itu berdatangannya etnis-etnis nusantara sepert Suku Jawa, bugis, minang, batak memberikan warna tersendiri dalam sebuah kemajemukan di Sungai Guntung. Suasana toleransi dan kebhinekaan memang terlihat disini. Hal ini dapat terlihat dari berdirinya bangunan klenteng/vihara megah dan Masjid Raya di tengah-tengah pasar Sungai Guntung. Tentunya jangan sampai egoisme dan intoleransi mencabik-cabik suasana damai dalam pluralisme di Sungai Guntung. Referensi |