Katedral Marawi
Katedral Marawi atau Katedral Santa Maria (resminya adalah Katedral María Auxiliadora[1]) adalah sebuah gereja katedral Katolik yang terletak kota mayoritas Islam Marawi di pulau selatan Mindanao, Filipina. Gereja ini merupakan tempat kedudukan Prelatur Teritorial Marawi. Latar BelakangMilik Prelatur Teritorial Marawi, gereja ini dibangun pada tahun 1934 dan didedikasikan untuk Bunda Maria Penolong Umat Kristiani.[1] Pada bulan Maret 2008, gereja tersebut dilaporkan memiliki besi bergelombang atap. Berada di kota mayoritas Muslim, bagian depan gereja tidak diperbolehkan menampilkan tanda salib.[2] Pertempuran MarawiSelama Pertempuran Marawi tahun 2017, kelompok ekstremis Islam Maute merebut gereja katedral ini sebagai bagian dari pengambilalihan kota tersebut. Video online yang diposting oleh para militan Islam tersebut menunjukkan mereka menggulingkan dan menghancurkan ikon-ikon keagamaan, merobek foto-foto Paus Fransiskus, dan penodaan kanselir. Mereka kemudian membakar bangku gereja dan seluruh bangunan.[3] Gereja rusak berat dengan lubang peluru di dinding bangunan dan kertas timah.[4][5] Militer merebut kembali katedral tersebut dari Kelompok Maute pada 25 Agustus 2017. [6] Misa Hari Minggu pertama diadakan di katedral pada tanggal 1 Oktober 2017, bertepatan dengan hari raya Santa Thérèse dari Lisieux, pelindung dari Tentara Filipina. Upacara tersebut dihadiri oleh sedikitnya 300 tentara berseragam.[5] Dengan persetujuan Uskup Edwin de la Peña y Angot, Katedral Marawi, beserta kediamannya, akan menjadi salah satu dari sekian banyak bangunan yang akan dibongkar oleh pemerintah karena strukturnya sudah tidak sehat lagi akibat dirusak oleh kelompok ekstremis dan teroris Islam.[7] Lihat juga
Referensi
|