Katedral Calbayog
Katedral Santo Petrus dan Paulus (bahasa Waray-waray: Katedral nira San Pedro ngan San Pablo) atau Paroki Kelahiran Bunda Maria, umumnya dikenal sebagai Katedral Calbayog, adalah sebuah gereja katedral Katolik yang terletak di kota Calbayog, provinsi Samar, Filipina. Katedral ini merupakan pusat dari Keuskupan Calbayog, sebuah suffragan dari Keuskupan Agung Palo.[1] Menjadi katedral pertama yang ditunjuk di Visaya Timur pada tahun 1913, katedral ini dianggap sebagai gereja induk di wilayah tersebut.[1][2] SejarahYesuit mendirikan calon paroki Calbayog di pemukiman bernama "Jibatan" yang menjadi kunjungan paroki Capul pada tahun 1599. Oleh karena itu, paroki tersebut dipindahkan ke administrasi Fransiskan pada tahun 1768. Pada tahun 1785, visita menjadi sebuah paroki tersendiri di bawah naungan Kelahiran Bunda Maria.[3] Pastor Paroki Calbayog pada tahun 1835, Romo Jose Gomez dari Huerce, Spanyol, ketika ia baru berusia 26 tahun, memulai pembangunan katedral yang sekarang ini pada tahun 1840. Fondasi gereja diletakkan olehnya, dengan konstruksi kokoh setinggi 2,40 meter- batu tebal dan berdinding bata serta bangunan beratap nipa. Dieksekusi dengan gaya Barok-Romanesque, denah dasar gereja memperlihatkan bentuk salib dan memiliki kubah melingkar di atas bagian tengah transept. Pada tahun 1855, Pdt. Francisco Juan Moreno de Montalbanejo memperluas tinggi, panjang, dan lebar gereja. Romo Carra melanjutkan rekonstruksi struktur. Gereja ditambahkan dengan penopang luar dan biara dibangun pada tahun 1870 oleh Romo Bus Salustiano. Fasad dan campanario dibangun pada tahun 1871 oleh Fr. Juan Ferreras. Di bawah pastor paroki dari tahun 1890 hingga 1894, Fr. Damian Peña, langit-langit dibangun dan atap besi galvanis dipasang. Pdt. Antonio Sanchez, pastor paroki dari tahun 1894 hingga 1898, mempercantik interior gereja dan tempat suci diaspal dengan marmer, dan retablo dibangun. Ia juga membangun biara lain yang nantinya akan menjadi tempat Colegio Seminario de San Vicente de Paul. Pada tahun 1900, setelah kedatangan pasukan Amerika di Calbayog, sekuler menduduki gereja dan dua biara Calbayog dari tanggal 26 Januari 1900 hingga 3 Januari 1903. Fr. Jose Diasnes kembali ke Calbayog sebagai pastor paroki setelah Perang Filipina-Amerika berakhir pada tahun 1902. Pablo Singzon, uskup yang ditunjuk di Keuskupan Samar dan Leyte yang baru dibentuk, dan Fr. Diasnes, menyelesaikan kecantikan gereja. Sebuah mimbar yang terbuat dari besi tempa di Eropa digunakan oleh Uskup Singzon. Mosaik dan desain geometris memberi aksen pada dinding sementara kubah dan langit-langit dihiasi dengan gambar Sts. Petrus dan Paulus, Penginjil dan Rasul, dalam gaya basilika Romawi. Señor Cirilo Buenaventura, seniman lokal, dan Señor Respall, pelukis terkenal Iloilo, mengerjakan lukisan dan karya seni tersebut. Empat lampu gantung besar yang dibawa dari Eropa digantung di langit-langit oleh Uskup Singzon. Sebuah pipa dan jam besar juga diimpor dari Roma dengan bagian depan gereja yang menampung jam tersebut. Pada tahun 1913, tiga tahun setelah berdirinya keuskupan,[2][3] Uskup Singzon menahbiskan gereja tersebut sebagai katedral keuskupan. Dikenal sebagai salah satu katedral terindah di Visayas, itu adalah gereja terbesar di Samar dan Leyte. Pada tahun 1960, Mgr. Basilio Rosales merenovasi gereja secara total. Katedral ini masih berdiri hingga saat ini dan telah mengalami restorasi.[3][4] Pada tahun 2018, NHCP memasang penanda sejarah katedral.[2] Lihat jugaReferensi
|