Kasus anak-anak kodokKasus anak-anak kodok (bahasa Korea: 개구리소년) adalah kasus menghilangnya 5 bocah belasan tahun di Korea Selatan pada 26 Maret 1991. Para bocah tersebut sedang mencari telur salamander (oleh media disalahtafsirkan sebagai kodok) di dekat gunung Waryong tetapi sejak saat itu kelima anak tersebut tidak pernah kembali. Jasad mereka baru ditemukan 11 tahun kemudian. Meskipun diketahui bahwa mereka dibunuh, kasus ini tak pernah terpecahkan. Peristiwa ini kemudian dijadikan subjek oleh dua buah film, Come Back, Frog Boys (1992)[1] dan Children (2011) serta beberapa lagu.[2] KorbanKelima anak yang berusia antara 9 sampai 13 tahun yang menjadi korban itu adalah:[3]
Kasus dan penyelidikan26 Maret 1991 adalah hari libur nasional di Korea Selatan karena saat itu tengah diadakan pemilihan lokal 1991. Anak-anak itu memilih untuk menangkap kodok di sebuah air terjun di gunung Waryong untuk menghabiskan hari liburnya itu.[4] Setelah dikabarkan menghilang, kasus ini berkembang menjadi berita nasional. Presiden Roh Tae-Woo memerintahkan 300.000 personil polisi untuk membantu pencarian 5 anak tersebut,[3] dengan pemberitahuan pencarian langsung di TV.[5] Beberapa orang tua mereka bahkan rela meninggalkan pekerjaan mereka untuk melakukan perjalanan di seluruh negeri untuk mencari anak-anak mereka.[3] Selama pencarian, polisi telah menerima 550 laporan palsu.[6] Pencarian pada gunung Waryong dilakukan sekitar 500 kali sebelum anak-anak tersebut akhirnya ditemukan.[7] Penemuan jasad dan hasil akhirPada tahun 2002, seorang pria yang sedang mencari acorn (buah/biji pohon ek) menemukan kelima anak itu pada area gunung yang telah beberapa kali diperiksa oleh para petugas. Pria itu mengaku sebenarnya telah diberitahu melalui telepon dari seseorang yang tidak dia kenal.[8] Pada pemeriksaan awal polisi menyimpulkan anak anak itu tewas akibat hipotermia, tetapi orang tua dari para anak tersebut tidak menerima kesimpulan itu dan menuntut adanya pemeriksaan menyeluruh.[3] Keluarga mempertanyakan kesimpulan bahwa anak-anak tersebut telah meninggal akibat tersesat karena terdapat keanehan dari pakaian mereka yang ditemukan dalam keadaan terikat dan tubuh mereka yang ditemukan tidak jauh dari desa di daerah dimana anak-anak sangat tahu betul.[9] Forensik akhirnya menemukan bahwa anak-anak tersebut meninggal karena dibunuh dengan cara dipukul bertubi-tubi[10] di bagian kepala dan salah satunya ditembak dengan shotgun.[11] Pada 2006, masa kasus ini telah habis dan dinyatakan kedaluwarsa, sehingga jika kasus ini dapat dipecahkan sekarang ataupun suatu saat nanti maka hukum negara tidak berhak dan tidak mampu menghukum siapapun.[12] Polisi mengatakan bahwa mereka tetap akan melanjutkan penyelidikan mereka, untuk mengungkap kebenaran.[12] Sebuah upacara pemakaman untuk anak-anak tersebut diadakan pada tanggal 25 Maret 2004, dan tengkorak kelima bocah itu disumbangkan untuk menjadi objek penelitian medis.[13] Referensi
|