Kapten Archibald Haddock
Kapten Archibald Haddock (bahasa Prancis: Capitaine Archibald Haddock atau sering dipanggil dengan nama Kapten Haddock saja) adalah seorang tokoh fiktif dalam serial buku komik Petualangan Tintin karya penulis dan artis komik Belgia Georges Remi, atau yang lebih dikenal dengan nama Hergé. Ia adalah sahabat karib Tintin, yang juga seorang kapten kapal di dunia pelayaran komersial yang diperkenalkan dalam cerita Kepiting Bercapit Emas. Walaupun ketika diperkenalkan dia adalah seorang kapten kapal barang, tetapi di cerita-cerita berikutnya, jelas ia telah pensiun dari pekerjaannya itu. Latar BelakangTokoh ini adalah karakter ciptaan Hergé yang sangat terkenal dan populer dan diperkenalkan untuk pertama kalinya dalam cerita Kepiting Bercapit Emas. Ia digambarkan sebagai seorang tokoh yang lemah dan memiliki ketergantungan yang sangat tinggi pada alkohol, tetapi kemudian di cerita-cerita berikutnya ia menjadi tokoh yang dihormati dan penuh sikap kepahlawanan. Kelemahan dan dan kekurangan manusiawinya menjadi pelengkap ideal untuk tokoh utama, Tintin, yang sangat sempurna.[1] Haddock menjadi sahabat sang reporter yang paling erat dan akrab. Sebagai Pramuka, Hergé bisa saja ingin menjadi seperti Tintin, tapi sebenarnya ia, Hergé, sering lebih mirip si "anjing laut tua", Haddock, dengan karakter yang lebih kompleks. Haddock juga banyak menggambarkan karakter si pengarang, Hergé, khususnya bagian Anglofilia; sikap adil, gaya berpakaiannya yang selalu elegan, mempunyai apresiasi yang tinggi akan Wiski, pelabuhan laut, Anggur (minuman) yang enak dan terbaik dan paling penting, memiliki tradisi Maritim yang sangat kuat.[1] Nama belakangnya, berbau Anglo-Saxon - Archibald, baru didapatkannya pada kisah terakhir, Tintin dan Picaros (1976), yang baru terbit 35 tahun sesudah ia mulai diperkenalkan pada kisah Petualangan Tintin ini. Sedangkan badai mulai mengamuk sejak ia hadir dalam kisah ini, membuat kisahnya menjadi seru.[1] KarakterUmumDia pertama kali diperkenalkan sebagai Kapten kapal Karaboudjan, sebuah kapal yang dipergunakan oleh Mualim I, Allan Thompson, tanpa sepengatahuannya, untuk menyelundupkan obat-obat bius. Dikarenakan ketergantungannya yang teramat tinggi pada alkohol, sifatnya sangat lemah dan emosinya tidak stabil, dan bahkan bisa menjadi seorang tokoh yang hampir sama berbahayanya dengan para tokoh penjahat bagi Tintin. Ia digambarkan sebagai seseorang yang cepat marah, suka meluapkan emosinya melalui caci maki, dan mampu bertingkah laku yang menyebabkan pihak lain untuk kehilangan kesabaran. Di satu kesempatan dalam cerita tersebut, ia bahkan menyerang Tintin secara fisik, dalam rangka menaklukkan ganasnya gurun Maroko, di mana ia dalam ilusinya mengganggap bahwa Tintin adalah sebotol sampanye dan mencoba mencabut kepala temannya itu dengan paksa. Namun, tokoh ini digambarkan sedemikian rupa sebagai seseorang yang berhati baik yang membutuhkan perubahan hidup. Di akhir cerita petualangan tersebut, Tintin berhasil mengubah hidup sang pecandu alkohol dan menjadikannya seorang sahabat setianya, walaupun sang kapten masih kadang-kadang masih suka mencaci-maki. Aspek kemanusiaannya yang agak kasar dan penuh sikap sarkastik merupakan sesuatu yang sangat berbeda dengan sikap kepahlawanan Tintin yang sering kali sangat luar biasa. Ia sangat cepat untuk memberikan komentar yang pedas pada Tintin ketika dirasakannya sikap temannya itu terlalu idealistis. Tokoh ini menjadikan serial Petualangan Tintin menjadi semakin lengkap karakternya. Selama ini tokoh Tintin digambarkan sebagai karakter yang maha sempurna hampir tanpa cacat cela sedikitpun. Namun dengan kemunculannya yang sangat ekpresif dalam penggambaran, menjadikan ada unsur penyeimbang dalam serial ini dan menjadikannya sebagai serial yang tak akan lekang oleh waktu. Tokoh ini pada dasarnya lebih menggambarkan karakter Hergé sendiri sebagai manusia biasa, di mana sebagai seorang pandu dia terwakili oleh Tintin namun sering kali karakter Hergé terwakili olehnya. Selain itu dia juga mewakili sifat "anglofilia" dari Hergé sendiri seperti: sering mengedepankan fair play; pakaian yang necis dan rapi; penghargaannya yang teramat dalam akan anggur berkelas; dan tidak terlupa akan tradisi di dunia kemaritiman yang sudah teramat tersohor. Dengan dimunculkannya karakternya menjadikan serial Petualangan Tintin semakin menyenangkan untuk diikuti. Dan walaupun Hergé mengakui bahwa karakternya mirip dengan sang Kapten, tetapi dia juga menyadari adanya pengaruh dari rekannya Edgar-Pierre Jacobs yang bergabung dengan team artistiknya pada tahun 1940an untuk membantunya dalam mengubah buku ceritanya dari hitam putih menjadi berwarna. Jacobs bekerja sama dengan Hergé sebelum akhirnya dia membuat serialnya sendiri yang tidak kalah terkenalnya yaitu Blake dan Mortimer. Melalui tokoh ini, Hergé memperoleh jalan untuk bisa lebih menampilkan ekspresi seninya yang sulit diwujudkan lewat tokoh Tintin. Michael Farr, penulis buku Tintin: The Complete Companion, menuliskan: "Hergé selalu menampilkan ekspresi wajah Tintin secara minimal, tetapi dalam diri sang Kapten, tokoh ini bisa diubah-rubah ekspresinya sesuai dengan emosi." Farr menulis lebih lanjut: "Lewat Kapten Haddock, Hergé berhasil menciptakan tokoh yang paling penuh inspirasi semenjak Tintin" dan jumlah penjualan buku yang sangat laris, di mana dirinya diperkenalkan, membuktikan bahwa tokoh ini diterima dengan sangat baik oleh para penggemar Tintin. Setelah memperoleh peran yang cukup serius dalam cerita Bintang Misterius, di mana ia digambarkan menjadi Presiden Komunitas Pelaut Anti-Alkohol (President of the Society of Sober Sailors) yang kamar kabinnya dipenuhi dengan botol-botol wiski, dia menjadi tokoh utama dalam cerita petualangan berikutnya yang terbagi dalam dua buku, yaitu Rahasia Unicorn dan Harta Karun Rackham Merah, di mana sejarah keluarganya memegang peranan dalam alur ceritanya. Namun sayangnya, ketika petualang itu berakhir, sang Kapten kembali ke kebiasaan lamanya yang suka minum minuman keras. KeluargaHergé membangun cerita mengenainya, melengkapinya dengan rumah moyangnya Marlinspike Hall, atau Moulinsart dalam edisi Bahasa Prancisnya. Harry Thompson, penulis buku Tintin: Hergé and His Creation, menulis bahwa diciptakannya rumah yang besar dan mewah di daerah pedesaan tersebut adalah untuk "memberikan sebuah rumah peninggalan nenek moyang untuk ditempati oleh Tintin dengannya." Untuk bisa memasukkan unsur ini ke dalam cerita, Hergé akhirnya juga menceritakan garis keturunan dan nenek moyangnya yang bernama Sir Francis Haddock, sesuatu yang dianggap Thompson sebagai sesuatu yang lain daripada yang lain: "Haddock adalah satu-satunya tokoh tetap yang kerabat keluarganya sempat muncul di dalam cerita Petualangan Tintin (bila tidak mengikut-sertakan Jolyon Wagg dan keluarganya yang tidak normal)". Kemudian baru disadari bahwa secara tidak sengaja ada sebuah keluarga di bagian tenggara England yang juga bernama Haddock yang juga memiliki karier yang cemerlang di dunia kemaritiman dan menjadi kapten dan admiral pada sekitar abad 17 dan 18 yang hampir sama persis dengan tokoh rekaan ciptaan Hergé. Nama lengkapnya adalah H.J. Haddock dan tercatat sebagai Kapten dari kapal yang terdaftar di galangan kapal Liverpool di Inggris dari jajaran White Star liner Olympic pada tahun 1913. Di cerita Petualangan Tintin terakhir yang berhasil diselesaikan oleh Hergé, Tintin dan Picaros, ia menjadi seorang tokoh yang penting di mana ia mendominasi separuh alur cerita dari petualangan tersebut. Perannya yang cukup penting adalah dalam episode Laut Merah, di mana kemampuannya sebagai seorang kapten kapal diuji dalam rangka melarikan diri dari sekapan Rastapopulous di samudra luas sampai akhirnya mereka dapat diselamatkan. NamaNamanya diusulkan pertama kali oleh istri Hergé yang mengatakan bahwa "haddock" merupakan salah satu jenis ikan khas dari Atlantik Utara ketika mereka sedang bercakap-cakap sewaktu makan malam dengan menu utama, ikan. Hergé kemudian menggunakan nama itu untuk tokoh kapten kapal yang baru saja ia perkenalkan. Ia dibiarkan tanpa nama depan sampai pada cerita terakhir yang diselesaikan Hergé, Tintin dan Picaros (1976), di mana nama Archibald diperkenalkan. Ketika perannya tumbuh besar, Hergé memperluas karakter tokoh ini pula, mengembangkannya dari sebagian sifat teman-temannya. Karakter emosinya terinspirasi dari ahli warna buku komik Petualangan Tintin, E.P. Jacobs, sementara sifat blak-blakannya berasal dari rekan kerjanya Bob de Moor. Bianca Castafiore, sering sekali mengubah-rubah namanya namun walaupun begitu selalu terdengar hampir mirip pengucapannya, seperti yang bisa dilihat pada episode Permata Castafiore. Sedangkan Harry Thompson berkomentar mengenai bagaimana Hergé menggunakan tokoh ini untuk memasukkan unsur humor ke dalam alur cerita: "... di mana Kapten Haddock berperan sebagai seorang yang lugu untuk meringankan pembicaraan panjang yang serius."[2] Namanya, Haddock, sering diucapkan dengan salah oleh Bianca Castafiore menjadi Drydock, Paddock, Padlock ataupun Harrock[3] UsiaIa muncul untuk pertama kalinya pada halaman 4 di halaman tambahan khusus untuk remaja, "Le Soir Jeunesse" pada 9 Januari, 1941. Hingga saat ini, tidak diketahui usia berapa tokoh ini[3] Lontaran Sang KaptenKetika ia diperkenalkan dalam serial Petualangan Tintin pada tahun 1940, kebiasaanya, menjadikan masalah tersendiri bagi Hergé. Sebagai seorang pelaut, ia memiliki perbendaharaan kata-kata yang sangat "kaya", akan tetapi Hergé tidak bisa mempergunakan sumpah serapahnya itu, dikarenakan serial ini diperuntukkan untuk anak-anak. Karakternya sangat dicintai dan dengan mudah diselami karena sangat dekat dengan dunia nyata, atau bisa dikatakan dialnya tokoh yang memiliki karakter sebagai mana layaknya manusia biasa yang bisa sedih, marah, kesal dan lain sebagainya. Penyelesaiannya dilaporkan ditemukan ketika Hergé mendapati situasi yang dialami pada tahun 1933, tidak berapa lama setelah Four-Power Pact, suatu perjanjian di antara empat pihak (pakta di antara empat negara bagian atau empat pihak secara komersial), diperkenalkan. Hergé mencoba melerai suatu percekcokan antara seorang penjaga toko dan pelanggannya, tetapi belum sempat melakukannya, penjaga toko tersebut menjadi sangat marah dan ia kehilangan kesabarannya untuk beberapa saat dan memaki pelanggannya dengan lontaran "a peace treaty".[2] Melihat kejadian tersebut, Hergé menemukan penyelesaian atas persoalannya atas lontaran khas sang Kapten, dengan mempergunakan kata-kata aneh ataupun kata-kata yang hanya dipahami oleh orang-orang tertentu saja (esoteric) yang tidak terlalu menghujat, tetapi dapat diekspresikan dengan kemarahan, seperti layaknya orang yang sedang melontarkan kata-kata kutukan. Kumpulan kata-kata ini, tersebar luas dalam berbagai subyek, yang kadang-kadang terkait dengan istilah-istilah ilmiah. Kebiasaan ini, dalam tahun-tahun berikutnya menjadikan suatu ciri khas dari dirinya. Ide tersebut diwujudkan dalam salah satu gambar dari cerita Kepiting Bercapit Emas di mana ia lari menyerbu segerombolan perompak Berber dengan hujatan-hujatan seperti 'jellyfish', 'troglodyte' dan 'ectoplasm'. (Orang-orang Berber itupun akhirnya melarikan diri, tetapi yang sebenarnya, mereka melarikan diri karena melihat adanya Méhariste, pasukan gurun dari Afrika Utara yang muncul di belakangnya.) Penggunaan kata-kata khas Haddock ini ternyata sangat mujarab sehingga ini dijadikan ciri khasnya dalam episode-episode berikutnya. Sebagai konsekuensinya, Hergé mulai aktif mengumpulkan kata-kata sulit dan tidak umum yang akan dipergunakan oleh sang Kapten, kadang-kadang Hergé sampai membolak-balik kamus hingga mendapatkan suatu kata-kata yang khusus.[2] Dalam suatu kesempatan, hal ini bisa menjadi senjata makan tuan, di mana pada suatu masa, Hergé melontarkan ungkapan Pneumothorax (suatu kondisi darurat medis yang disebabkan kerusakan pada paru-paru). Satu minggu setelah bagian itu terbit di majalah Tintin, Hergé menerima sebuah surat dari seorang ayah yang anak lelakinya adalah penggemar berat Petualangan Tintin yang juga mengalami penyakit tuberkulosis yang cukup akut dan menyerang paru-parunya. Dalam surat tersebut, anak itu sangat kecewa karena komik favoritnya mencemooh keadaannya. Hergé kemudian menulis surat permintaan maaf dan menghapus ungkapan tersebut dari komik. Namun kemudian diketahui bahwa itu hanyalah surat kaleng yang dibuat dan ditulis oleh teman Hergé yang juga seorang kolaborator, Jacques Van Melkebeke.[2] Di antara sekian banyak ungkapan khasnya, yang paling terkenal adalah suatu ungkapan yang merupakan gabungan dari beberapa ungkapan lain, yaitu: "Mille millions de mille milliards de mille sabords!" dalam bahasa Prancisnya atau "Billions of bilious blue blistering barnacles!", dalam bahasa Inggrisnya "Tonnerre de Brest!" atau "Ten thousand thundering typhoons!" dalam bahasa Inggrisnya. Ia begitu sering mempergunakan makian ini sehingga Abdullah memanggilnya sebagai Blistering Barnacles. Émile Brami, penulis biografi dari Louis-Ferdinand Céline, menyatakan bahwa pada tahun 2004 dalam suatu wawancaranya dengan salah satu majalah yang terbit di Prancis, Lire bahwa Hergé mendapatkan inspirasinya dari brosur antisemitic milik Céline, Bagatelles pour un massacre (1937), di mana beberapa dari ungkapan itu seperti ("aztec", "coconut", "iconoclast", "platypus") ada dalam buku Céline. Hingga saat ini ungkapan khas Haddock ini tercatat sudah berjumlah sebanyak 196 buah.[4] Tak beda jauh dengan proses penerjemahan ungkapan khas sang Kapten dari Bahasa Prancis ke dalam Bahasa Inggris yang mengalami beberapa kesulitan, maka demikian pula ketika komik ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Namun para penerjemah serial ini ke dalam Bahasa Inggris masih memiliki beberapa keuntungan karena mereka masih bisa berkonsultasi langsung dengan Hergé, tetapi tidak demikian dengan para penerjemah Indonesia yang pertama dari Indira, salah satunya adalah Bapak Bambang Wahyudi. Sebagaimana yang dikatakannya ketika timnya harus menerjemahkan ungkapan khas Haddock ke dalam Bahasa Indonesia, "Kata-katanya dianggap kurang santun, apalagi ditambah dengan perilakunya yang suka minum wiski dan sebagainya, seolah-olah memberikan kesan yang kurang baik untuk anak-anak".[5] Ia menyebutkan bahwa makian-makian si kapten dalam Bahasa Indonesia muncul dari teman-teman satu timnya. Contohnya adalah ungkapannya "Blistering barnacle!", di mana kalau itu diterjemahkan secara harfiah, artinya adalah teritip, yaitu kerang-kerang atau siput kecil yang suka menempel di lambung kapal bagian bawah, sehingga jika diterjemahkan secara literal akan menjadi janggal dan aneh. Oleh karena itu maka ungkapan itu diterjemahkan menjadi "Kepiting busuk!".[5] Makiannya yang terkenal dalam Bahasa Indonesia adalah "Sejuta Topan Badai!" yang merupakan terjemahan dari "thundering thypoon". Penambahan kata sejuta, dimaksudkan agar terkesannya adalah suatu topan badai yang tiada akan ada habisnya.[5] Nama dalam bahasa lainSerial Petualangan Tintin ini telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa sehingga nama Kapten Archibald Haddock juga disesuaikan dengan bahasa di mana serial komik ini diterbitkan. Dalam beberapa bahasa, Kapten Haddock diterjemahkan sebagai berikut:
RujukanReferensi
Daftar pustaka
Pranala luar
Baca juga |