Kapitalisme konsumenKapitalisme konsumen adalah sebuah keadaan sosial politik dan ekonomi teoretikal dimana tuntutan konsumen dimanipulasi, dalam sebuah cara terdeliberasi dan terkoordinasi, pada skala yang sangat besar, melalui teknik-teknik pemasaran massal, untuk memajukan para penjual. Teori tersebut bersifat kontroversial. Teori tersebut mensugestikan manipulasi tuntutan konsemen sehingg berpotensi memiliki dampak koerkif, yang beberapa datang dari kapitalisme pasar bebas, dan memiliki dampak memajukan masyarakat secara umum. Menurut satu sumber, kekuatan 'manipulasi' semacam itu tak menganehkan untuk kedepannya. Hal tersebut tergantung pada jenis individualisme baru - individualisme proyektif, dimana orang-orang menggunakan kapitalisme konsumen untuk memproyekkan jenis orang yang mereka inginkan.[1] Beberapa penggunaan frase tersebut sebagai perpendekan tangan untuk gagasan luas dari pemahaman entitas non-bisnis lainnya (pemerintah, agama, militer, lembaga pendidikan) dihubung-hubungkan dengan kepentingan bisnis perusahaan, dan entitas-entitas tersebut juga ikut dalam manajemen ekspektasi sosial melalui media massa. Asal muasalAsal muasal kapitalisme konsumen[2] terjadi saat berkembangnya toserba-toserba Amerika pada 1850-an, terutama inovasi periklanan dan pemasaran di Wanamaker's, Philadelphia. Pengarang William Leach menyebut sebuah upaya terkoordinasi dan terdeliberasi pada 'kapten-kapten industri' Amerika untuk mengatur tuntutan konsumen dari 'kebutuhan-kebutuhan' (yang dapat disatisfikasikan) menjadi 'keinginan-keinginan' (yang tak dapat disatisfikasikan). Peralihan budaya yang diwakili oleh toserba-toserba tersebut juga dieksplor dalam novel 1883 Émile Zola Au Bonheur des Dames, yang menjelaskan pengerjaan dan penerapan dari versi yang difiksionalisasikan dari Le Bon Marché. Lihat pulaReferensi
|