Kapal perusak Jepang Ushio (1930)

Ushio diujicoba pada 4 Agustus 1936.
Sejarah
Kekaisaran Jepang
Nama Ushio
Dipesan 1923 (Tahun Fiskal)
Pembangun Perusahaan Dok Uraga
Nomor galangan Perusak No. 54
Pasang lunas 24 Desember 1929
Diluncurkan 17 November 1930
Mulai berlayar 14 November 1931
Dicoret 15 September 1945
Nasib Dibongkar pada 4 Agustus 1948
Catatan Diserahkan pada 15 Agustus 1945
Ciri-ciri umum
Kelas dan jenis Kapal perusak kelas-Fubuki
Berat benaman
Panjang
  • 115,3 m (378 ft) (garis air)
  • 118 m (387 ft) (keseluruhan)
  • Lebar 10,36 m (34 ft 0 in)
    Sarat air 3,2 m (10 ft 6 in)
    Tenaga 50.000 ihp (37.000 kW)
    Pendorong
    Kecepatan 38 knot (44 mph; 70 km/h)
    Jangkauan 5.000 nmi (9.300 km) pada 14 knot (26 km/h)
    Awak kapal 219 orang
    Peralatan perang
    elektronik dan tipuan
    Catatan dinas
    Operasi:
    Ushio, dari samping.

    Ushio (, "Pasang")[1] merupakan kapal perusak kelas Ayanami yang ke-10. Ia dibangun oleh Perusahaan Dok Uraga. Ushio merupakan salah satu dari 24 kapal (Selain Hibiki) di kelas Fubuki yang selamat hingga Perang Dunia II selesai dan satu-satunya yang tersisa dari armada yang menyerang Pearl Harbour.

    Ia dibangun pada tahun 1929, lalu diluncurkan pada tahun 1930 dan ditugaskan setahun kemudian. Namanya diambil dari kapal dengan nama yang sama pada kapal perusak kelas Kamikaze (1905).[2]

    Kapal ini bertugas di hampir seluruh front dan menjadikan Ushio sebagai salah satu kapal perusak veteran selama Perang Dunia II. Mulai dari Perang Tiongkok-Jepang Kedua hingga Pertempuran Teluk Leyte.

    Masa dinas

    Pra-Perang Dunia II

    Debutnya dimulai pada tahun 1932 setelah Insiden 28 Januari terjadi, ketika Insiden Jembatan Marco Polo berlangsung dengan ia bertugas mengawasi Sungai Yangtze. Setelah terjadi Insiden Armada Keempat pada tahun 1935, Ushio dimodifikasi total dan beratnya ditambah. Dan mulai dari tahun 1937, Ushio membawa pasukan menuju Shanghai dan Hangzhou selama Perang Tiongkok-Jepang Kedua. Juga turut membantu pasukan Jepang dalam pendudukan Indochina Prancis.

    Perang Dunia II

    Ketika penyerangan terhadap Pearl Harbour dimulai, Ushio ditugaskan bersama Skuadron Perusak ke-7 dalam Armada Udara pertama. Lalu ditugaskan mengawal Sōryū dan Hiryū dalam serangan ke Ambon, kemudian berpartisipasi dalam Pertempuran Laut Jawa dan sempat menyerang kapal selam USS Perch dengan peledak kedalamannya membawa 59 tahanan kru USS Perch tersebut serta mengawal Nachi dan Haguro dalam invasi ke Hindia Belanda.

    Setelahnya ia berpartisipasi dalam sejumlah pertempuran dan misi penting seperti:

    -Mengawal Shōkaku dalam Pertempuran Laut Koral.[3]

    -Pada tanggal 4-5 Juni 1942, ditugaskan menjadi Armada Pengalih menuju ke Kepulauan Aleut dan menjaga area laut utara Jepang.[3]

    -14 Juli ia mengawal Yamato dan Taiyo dari Truk dalam Pertempuran Kepulauan Solomon Timur. Hingga tanggal 24 Agustus ia kembali bersama Yamato (Taiyo tenggelam oleh USS Racher kala mengawal konvoi Hi-71)[4]

    -Ia juga berpartisipasi dalam sejumlah konvoi Tokyo Ekspres, mengawal sejumlah Kapal Induk dan menjadi pengawal dalam sejumlah pertempuran dan pengawalan konvoi

    -Berpartisipasi dalam Pertempuran Selat Surigao, dimana ia diserang oleh serangan udara dari Angkatan Laut Amerika Serikat pada tanggal 13 September selama Pertempuran Teluk Leyte. Juga mengawal Myōkō yang rusak.

    Nasib

    Setelah pertempuran dan misi tersebut ia ditugaskan kembali di Jepang hingga perang selesai, dan menjelang Perang Dunia II selesai, ia membantu Nagato menembak jatuh sejumlah pesawat yang berusaha menyerangnya. Ia pun diserahkan kepada pemenang perang. Ia dihapus dari daftar angkatan laut pada tanggal 15 September 1945 dan dipreteli pada tahun 1948.

    Referensi

    1. ^ Nelson. Japanese-English Character Dictionary. page 570
    2. ^ 幕末以降帝国軍艦写真と史実. 海軍有終会. 1935. hlm. 160. 
    3. ^ a b Morison. Coral Sea, Midway and Submarine Actions, May 1942-August 1942.
    4. ^ Nevitt, Allyn D. (1997). "IJN Ushio: Tabular Record of Movement". Long Lancers. Combinedfleet.com. Diakses tanggal 2016-07-24. 

    Pranala luar

    Kembali kehalaman sebelumnya