Kampung Limau Manis
Kampung Limau Manis adalah sebuah desa di barat daya Daerah Brunei-Muara, Brunei Darussalam. Jumlah penduduknya adalah 1.097 jiwa pada tahun 2016.[2] Ini adalah salah satu desa di Mukim Pengkalan Batu, sebuah mukim di distrik tersebut. Ini adalah lokasi bagi situs arkeologi penting di negara ini, yang berasal dari abad ke-10 Masehi. Kegiatan ekonomi utama mereka adalah pertanian dan pengumpulan hasil hutan.[3] EtimologiKampung Limau Manis adalah nama bahasa Melayu yang diterjemahkan menjadi "Desa Limau Manis". Desa ini konon dinamai berdasarkan pohon jeruk yang tumbuh di tepi sungai di desa tersebut yang dianggap istimewa karena menghasilkan buah yang sangat manis, oleh karena itu dinamakan limau manis (lit. 'jeruk manis').[4] Konon, tepi sungai tersebut memiliki dermaga (pangkalan) dan tempat tersebut kemudian diberi nama Pangkalan Limau Manis, dan desa tersebut akhirnya dinamai berdasarkan dermaga tersebut.[3] GeografiJarak Bandar Seri Begawan dengan Kampung Limau Manis yang merupakan bagian dari Mukim Pengkalan Batu berjarak sekitar 25 kilometer, padahal menurut penuturan sesepuh terdahulu, Limau Manis merupakan mukim hingga awal tahun 1960an. Masyarakatnya dikelilingi perbukitan: Bukit Basungan, Bukit Bandung, Bukit Kota, Bukit Gadong, dan Desa Ipai Limbang. Bukit Kota adalah yang tertinggi, berdiri 133 meter (436 kaki) di atas permukaan laut. Kampung Kuala Lurah, Jalan Sekolah Limau Manis, dan Jalan Junjongan adalah beberapa komunitas terdekat.[5] DemografiAda lebih dari 2.000 penduduk desa yang diasuh oleh kepala desa Awang Haji Mohimin bin Haji Johari, dan ia telah membangun sekitar 220 rumah. Suku Murut dan Bisayak, diikuti oleh suku Kedayan, adalah penghuni pertama Kampung Limau Manis, menurut sumber sejarah. Berbagai suku kini menjadi penduduk desa ini, khususnya suku Melayu Brunei, Dusun, Iban, Tionghoa, dan India yang terlibat dalam perdagangan.[6] InfrastrukturPendidikanSekolah dasar di desa tersebut adalah Sekolah Dasar Panglima Barudin. MasjidMasjid Kampung Limau Manis adalah masjid desa; dibangun pada tahun 1994 dan dapat menampung 1.200 jamaah.[7] ReferensiKutipan
Sumber
|