Kalidas (film)
Kalidas (bahasa Indonesia: Pelayan Kali),[1] juga dikenal sebagai Kalidasa,[2][3] adalah sebuah film biografi India berbahasa Tamil tahun 1931 yang disutradarai oleh H. M. Reddy dan diproduksi oleh Ardeshir Irani. Film tersebut paling dikenal sebagai film bersuara pertama yang dibuat dalam bahasa Tamil dan film bersuara pertama yang dibuat di India Selatan. Film tersebut berdasarkan pada kehidupan penyair Sanskerta abad keempat Kālidāsa; film tersebut menampilkan P. G. Venkatesan sebagai karakter tituler dan T. P. Rajalakshmi sebagai pemeran utama perempuan, bersama dengan L. V. Prasad, Thevaram Rajambal, T. Susheela Devi, J. Sushila dan M. S. Santhanalakshmi dalam peran pendukung. Film tersebut, yang utamanya memakai bahasa Tamil, berisi dialog tambahan dalam bahasa Telugu dan Hindi. Meskipun Rajalakshmi berbicara dalam bahasa Tamil, Venkatesan dan Prasad secara eksklusif masing-masing berbicara dalam bahasa Telugu dan Hindi. Disamping tema mitologinya, film tersebut menampilkan lagu-lagu dari periode masa berikutnya, seperti komposisi musik karnatik Tyagaraja, yang mempublisitaskan lagu-lagu dari Kongres Nasional India, dan lagu-lagu tentang Mahatma Gandhi dan gerakan kemerdekaan India. Film tersebut melakukan pengambilan gambar di Bombay (sekarang Mumbai) pada set-set film bersuara India pertama Alam Ara (1931) dan diselesaikan dalam waktu delapan hari. Kalidas dirilis dengan sambutan yang tinggi pada 31 Oktober 1931, bertepatan dengan hari Diwali. Film tersebut adalah satu-satunya film Tamil yang dirilis pada tahun tersebut. Disamping sejumlah efek teknisnya, film tersebut meraih sambutan yang kritis dengan pujian yang ditujukan kepada penampilan Rajalakshmi saat bernyanyi. Film tersebut menjadi sukses secara komersial, dengan keuntungan sejumlah lebih dari ₹75,000 (sekitar US$25,252 pada 1931) berbanding dengan biayanya yang sejumlah ₹8,000 (sekitar US$2,693 pada 1931).[a] Keberhasilan Kalidas disusul dengan sejumlah film lainnya yang berdasarkan pada Kālidāsa, yakni Mahakavi Kalidasa (1955), Mahakavi Kalidasu (1960) dan Mahakavi Kalidas (1966). Tanpa salinan, catatan gramofone atau buku lagu dari film tersebut yang diketahui masih ada, membuat film tersebut dianggap sebagai sebuah film hilang. AlurVidhyadhari adalah putri dari Vijayavarman, raja Thejavathi. Menterinya menginginkan putri tersebut untuk menikahi putranya namun ia menolaknya. Merasa kecewa, menteri tersebut berniat untuk menemukan suami potensial lainnya untuk Vidhyadhari. Di hutan, menteri tersebut bertemu di tengah perjalanan dengan seorang seorang gembala yang sedang duduk di sebuah pohon dan sedang memotong cabang pohon dimana ia sedang duduk. Menteri tersebut meminta gembala tersebut untuk datang ke istana dan menikahi Vidhyadhari. Ketika Vidhyadhari mengetahui bahwa ia telah dicurangi dan dinikahi dengan gembala, ia berdoa kepada dewi Kali untuk sebuah pemulihan. Kali muncul di depannya, memberikan suaminya nama "Kalidas" dan memberikannya bakat sastra yang fenomenal.[4] Pemeran
Peran pendukung lainnya diperankan oleh Thevaram Rajambal, T. Susheela Devi, J. Sushila dan M. S. Santhanalakshmi.[5] ProduksiKalidas adalah film bersuara pertama yang diproduksi di Sinema India Selatan, dan film pertama yang berbahasa Tamil.[6][b] Film tersebut berdasarkan pada kehidupan penyair dan pengarang drama Sanskerta Kālidāsa. [9][c] Film tersebut diproduksi oleh Ardeshir Irani—yang menyutradarai film bersuara pertama di India Alam Ara—dan disutradarai oleh mantan asistennya, H. M. Reddy, untuk studio Imperial Movi-Tone.[13] P. G. Venkatesan dipilih untuk memerankan peran utamanya.[10] L. V. Prasad—yang kemudian mendirikan Prasad Studios—berperan sebagai seorang pendeta kuil.[14] Film tersebut merupakan penampilan keduanya dalam sebuah film fitur, setelah Alam Ara.[15] Artis teater T. P. Rajalakshmi dipilih untuk memerankan peran protagonis perempuan;[3] menurut sejarawan film Randor Guy, ia "otomatis dipilih untuk memerankan pahlawan perempuan."[16] Peran-peran pendukungnya diperankan oleh Thevaram Rajambal, T. Susheela Devi, J. Sushila dan M. S. Santhanalakshmi.[17][18] Suaranya direkam oleh para teknisi Jerman menggunakan pemprosesan Vitafon.[11][19] Kalidas melakukan pengambilan gambar di Bombay (sekarang Mumbai) pada set-set Alam Ara; film tersebut diselesaikan dalam waktu delapan hari menggunakan wilayah seluas 6.000 kaki (1.800 m) atau 10,000 kaki (3,048 m), menurut sumber-sumber yang berbeda.[13][d] Sejarawan film Film News Anandan menyatakan bahwa Kalidas "terlalu terburu-buru diproduksi, dan cacat secara teknis."[22] Meskipun bahasa utama Kalidas adalah Tamil,[23] karakter-karakter dalam film tersebut berbicara dengan berbagai bahasa, yakni Tamil (Vidhyadhari), Telugu (Kalidas) dan Hindi (seorang pendeta kuil).[13] Karena bahasa pertama Venkatesan adalah Telugu dan ia tidak begitu mengerti pengucapan kata-kata Tamil, dialog-nya dibuat dalam bahasa Telugu.[6] Irani awalnya tidak sepakat jika peralatan rekaman suara Jerman digunakan untuk merekam bahasa Tamil. Untuk menyelesaikan keraguan ini, ia menyuruh beberapa aktor berbicara dan menyanyi dalam bahasa Tamil, Venkatesan dalam bahasa Telugu dan karena peralatan tersebut telah merekam bahasa Hindi pada masa sebelumnya, ia menyuruh aktor lainnya berbicara dalam bahasa Hindi; peralatan tersebut merekam seluruh tiga bahasa secara lancar.[24] Karena menggunakan bahasa-bahasa berganda, sumber-sumber yang meliputi Film News Anandan,[22] Birgit Meyer,[25] G. Dhananjayan[26] dan Randor Guy[27] menolak untuk menyebut Kalidas sebagai film bersuara Tamil pertama; kedua sumber tersebut menyebut film tersebut sebagai film multi-bahasa pertama di India.[26][27] Dalam buku 2010 Cinemas of South India, Sowmya Dechamma menyatakan bahwa dialog-dialog Telugu yang dimasukkan dalam film tersebut, ditampilkan untuk "mendapatkan pasaran potensial-nya di dua pasaran bahasa berpengaruh di selatan India."[28] Menurut Dhananjayan, film tersebut berisi dialog-dialog dalam bahasa Tamil dan Telugu karena pada masa itu kedua bahasa tersebut dipakai di Kepresidenan Madras.[5] MusikFilm tersebut menampilkan lima puluh lagu yang dikomposisikan dan ditulis oleh Bhaskara Das.[11][29] Menurut sejarawan film S. Theodore Baskaran dalam sebuah buku yang ia buat pada tahun 1996 yang berjudul The Eye of the Serpent: An Introduction to Tamil Cinema, semua lagu tersebut berbahasa Tamil.[23] Birgit Meyer bertentangan dengan Baskaran dalam sebuah buku yang ia buat pada tahun 2009 yang berjudul Aesthetic Formations, yang menyatakan bahwa film tersebut memiliki lagu-lagu Telugu,[25] sebuah pandangan yang didukung oleh Dechamma dalam buku Cinemas of South India,[28] dan Dhananjayan dalam kedua bukunya The Best of Tamil Cinema (2011) dan Pride of Tamil Cinema (2014).[30] Meskipun film tersebut berdasarkan pada mitologi, film tersebut menampilkan komposisi-komposisi pada periode masa berikutnya, seperti lagu-lagu buatan musisi karnatik Tyagaraja dan lagu-lagu publisitas Kongres Nasional India.[22] Film News Anandan berkata bahwa Reddy "diyakini menambah sejumlah artistik dengan caranya sendiri. Perelevansiannya bukanlah masalah yang menyulitkan."[6] Menurut sarjana Selvaraj Velayutham dan Birgit Meyer, lagu-lagu nasioanlistik yang ditampilkan dalam film tersebut tidak sejalan dengan alur utamanya.[31][32] Menurut Randor Guy, pada masa itu, "Akurasi sejarah tidak mempengaruhi musik. Bukanlah hal umum bila deitas-deitas menyanyikan puisi-puisi modern atau lagu-lagu nasionalis."[19] Lagu kepahlawanan "Gandhiyin Kai Rattiname" (bahasa Indonesia: Charkha yang dipakai Gandhi), yang juga dikenal sebagai "Rattinamam ... Gandhi Kai Baanamaam...", dinyanyikan oleh T. P. Rajalakshmi,[33][34] dan tidak berkaitan dengan kisah Kalidas; lagu tersebut menyebutkan kata charkha (mesin pemintal), sebuah simbol nasionalisme pengikut Gandhi.[35][36] Rajalakshmi juga menampilkan komposisi Tyagaraja "Enta Nerchina" untuk film tersebut, dalam raga Udayarawicandrika.[37] Lagu lainnya yang ditampilkan oleh Rajalakshmi, "Manmada Baanamadaa", menjadi terkenal di kalangan wanita muda,[34] dan lagu yang lainnya lagi, "Indhiyargal Nammavarkkul Eno Veen Sandai", berbicara tentang gerakan kemerdekaan India[13] dan keinginan untuk penyatuan bangsa India.[32] Menurut Dhananjayan, slogan nasional India "Vande Mataram" muncul dalam beberapa lagu.[34] Guy menganggap "Manmada Baanamadaa" sebagai "lagu hit pertama dari Sinema Tamil".[38] Tidak ada buku lagu dari film tersebut yang diketahui masih ada.[13] Perilisan dan sambutanSebuah iklan mengumumkan perilisan Kalidas diterbitkan pada edisi 30 Oktober 1931 dari surat kabar Tamil Swadesamitran, dimana film tersebut disebut sebagai "Film Bersuara Tamil-Telugu Pertama".[15] Kalidas pertama kali dirilis di bioskop di bioskop Kinema Central yang berbasis di Madras (sekarang dikenal sebagai Bioskop Murugan) pada 31 Oktober 1931,[13] pada saat perayaan Diwali dan bertepatan dengan Gerakan Pembangkangan Sipil.[36][39] Ketika reel film tersebut dibawa ke Madras, ribuan orang berkumpul di stasiun jalur kereta api pusat kota tersebut dan disusul dengan penyambutan kotak reel tersebut di sepanjang Jalan Tembok Pajak menuju Pusat Kinema, dengan cara melempar kelopak-kelopak mawar, memecahkan buah-buah kelapa dan membakar kemenyan.[19][40] Poster-poster dari film tersebut tertulis, "Tamil Telugu pesi paadu padam" (bahasa Indonesia: "film bersuara nyanyian Tamil Telugu").[19] Sebuah film bersuara Tamil yang sebelumnya telah diproduksi, sebuah film pendek empat reel yang berjudul Kurathiyin Aadal Paadal (Lagu-Lagu dan Tarian Korathi), yang ditayangkan bersama dengan Kalidas sebagai sebuah tontonan sampingan.[41] Film tersebut dibintangi oleh Rajalakshmi dan penari gispi Jhansi Bai.[10] Dalam sebuah buku buatannya yang dibuat pada 1997 yang berjudul Starlight, Starbright: The Early Tamil Cinema, Randor Guy, menganggap Kalidas sebagai sebuah "percobaan kasar" yang berisi lipsing yang rendahan; ketika para karakter menggerakkan mulut mereka tanpa suara, dan ketika dialog atau lagu didengarkan, para artis tersebut masih terlihat membisu. Ia berkata bahwa para penonton tidak memperdulikan tentang kebagusan dan kehandalan teknikal saat menonton film tersebut.[42] Swadesamitran mencetak sebuah ulasan untuk Kalidas pada 29 Oktober 1931, dua hari sebelum penayangan bioskopnya. Para pengulas berkata bahwa "Film tersebut akan ditayangkan selama beberapa minggu" dan mengapresiasi nyanyian Rajalakshmi, sehingga menyatakan bahwa film tersebut "harus ditonton" secara keseluruhan.[11] Kalidas meraih keberhasilan secara komersial dan meraih keuntungan lebih dari ₹ 75000[a] dan dengan mudah menutup biaya-nya yang sejumlah ₹ 8000.[13][a] G. Dhananjayan berkata bahwa film tersebut sukses karena film tersebut "memukau para penonton karena mempertontonkan sebuah audio visual dengan dialog-dialog dan lagu-lagu dari bahasa mereka".[17] WarisanKalidas adalah satu-satunya film Tamil yang diproduksi dan dirilis pada 1931.[15][43] Tidak ada salinan atau gramofon[13] dari film tersebut yang diketahui masih ada, yang membuat film tersebut dianggap sebagai sebuah film hilang.[14] Pada saat menghilang, film tersebut tidak didokumentasikan, meskipun The Indian Express menyatakan pada 2014 bahwa film tersebut telah "menjadi debu" sebelum Arsip Film Nasional India didirikan pada 1964.[44] Satu-satunya artefak yang masih ada meliputi beberapa cuplikan, sebuah iklan pra-perilisan dan sebuah gambar sampul dari buku lagu.[26] Kalidas menjadi sebuah pola acu bagi film-film bersuara dalam sinema Tamil.[13] Film tersebut merupakan kesuksesan utama dalam karier Rajalakshmi,[45] dan membuatnya menjadi bintang musik tersohor.[46] Film tersebut dibuat kembali dalam bahasa Kannada oleh K. R. Seetharam Shastry dengan judul Mahakavi Kalidasa (1955), yang juga meraih kesuksesan secara komersial dan apresiasi yang tinggi.[13] Film-film bertemakan Kālidāsa lainnya meliputi film Hindi Kavi Kalidas (1959),[47] film Telugu Mahakavi Kalidasu (1960),[48] film Tamil Mahakavi Kalidas (1966)[49] dan film Kannada Kaviratna Kalidasa (1983).[50] Lihat pula
Catatan
Referensi
Daftar pustaka
Pranala luar
|