Kalajengking palsu
Kalajengking palsu (Ordo Pseudoscorpiones)[1] adalah hewan arakhnida kecil berbentuk mirip kalajengking. Biasanya hewan ini bermanfaat bagi manusia karena memangsa larva ngengat pakaian, larva kumbang dalam famili Dermestidae, kutu buku, semut, tungau, dan lalat kecil. Mereka berukuran kecil sehingga jarang terlihat meski umum di banyak lingkungan. Ketika orang melihat hewan ini terutama di dalam ruangan, mereka sering dikira anak kalajengking. Kalajengking palsu sering melakukan foresis, yakni suatu bentuk simbiosis komensalisme di mana satu organisme menggunakan organisme lain untuk tujuan transportasi. Sejarah ReferensiKalajengking palsu pertama kali dideskripsikan oleh Aristoteles, yang mungkin menemukannya di antara gulungan-gulungan di perpustakaan tempat mereka memakan kutu buku (Psocoptera). Robert Hooke menyebutnya dengan sebutan Land-Crab ("Kepiting Tanah") dalam karyanya yang ditulis pada tahun 1665, yakni Micrographia. Referensi lain pada tahun 1780-an, ketika George Adams menulis sebuah tulisan yakni: a lobster-insect, spied by some labouring men who were drinking their porter, and borne away by an ingenious gentleman, who brought it to my lodging. ("seekor serangga lobster, dimata-matai oleh beberapa pekerja yang sedang meminum porter (sejenis bir) mereka, dan dibawa pergi oleh seorang pria yang cerdik, yang membawanya ke penginapan saya.")[2] KarakteristikKalajengking palsu termasuk ke dalam kelas Arachnida.[3] Mereka merupakan hewan arakhnida kecil dengan tubuh datar berbentuk buah pir, dan Pedipalpus (Capit) yang menyerupai pedipalpus pada kalajengking. Panjangnya biasanya berkisar antara 2 hingga 8 mm.[4] Spesies terbesar yang diketahui adalah Garypus titanius dari Pulau Ascension[5] dengan ukuran hingga 12 mm.[6][7] Jangkauan umumnya lebih kecil dengan rata-rata 3 mm.[3] Kalajengking palsu memiliki delapan kaki dengan masing-masing lima hingga tujuh segmen, jumlah segmen yang menyatu digunakan untuk membedakan famili dan generanya. Mereka memiliki dua pedipalpus yang sangat panjang dengan palpal chelae yang sangat mirip dengan yang ada pada kalajengking. Pedipalpus kalajengking palsu umumnya terdiri dari "tangan" yang tidak bergerak dan "jari" yang bergerak, yang terakhir dikendalikan oleh otot aduktor. Anggota klad Iocheirata yang sebagian besarnya berisi kalajengking palsu, merupakan hewan berbisa dengan kelenjar dan saluran racun yang biasanya terletak di jari yang dapat digerakan bebas, bisanya digunakan untuk melumpuhkan mangsanya. Selama pencernaan, kalajengking palsu mengeluarkan cairan agak korosif ke mangsanya, lalu menelan sisa-sisa cairnya. Perutnya disebut dengan opisthosoma, yang terdiri dari dua belas segmen, masing-masing dilindungi oleh pelat sklerotisasi (disebut tergit di atas dan sternit di bawah). Perutnya pendek dan membulat di bagian belakang, serta tidak memanjang menjadi ekor yang tersegmentasi dan dapat digunakan untuk menyengat seperti kalajengking sejati. Warna tubuhnya bisa coklat kekuningan hingga coklat tua, dengan cakar berpasangan seringkali berwarna kontras. Mereka mungkin memiliki dua, empat, atau tanpa mata.[7] Kalajengking palsu memintal sutra dari kelenjar di rahangnya untuk membuat kepompong berbentuk cakram untuk kawin, berganti kulit, atau menunggu cuaca dingin, tetapi mereka tidak memiliki paru-paru buku seperti kalajengking sejati dan Tetrapulmonata. Sebaliknya, mereka bernapas secara eksklusif melalui trakea, yang terbuka secara lateral melalui dua pasang spirakel di tepi posterior sternit segmen perut 3 dan 4.[8] PerilakuKalajengkong palsu jantan menghasilkan spermatofora yang menempel pada substrat dan diambil oleh betina. Anggota Cheliferoidea (Atemnidae, Cheliferidae, Chernetidae, dan Withiidae) mempunyai Peragaan percumbuan yang rumit, yang berakhir dengan pejantan mengarahkan betina melewati spermatofornya.[9][10][11] Pada Cheliferidae, pejantan juga menggunakan kaki depannya untuk membuka operkulum genital betina, dan setelah betina memasang kantung sperma, membantu masuknya spermatofor dengan mendorongnya ke dalam lubang genitalnya.[12][13] Betina pada spesies yang memiliki spermateka (organ penyimpan sperma) dapat menyimpan sperma lebih lama sebelum membuahi sel telur, namun spesies tanpa organ tersebut membuahi sel telur segera setelah kawin.[14] Betina membawa telur yang telah dibuahi dalam kantong induk yang menempel di abdomennya.[4] Antara 2 dan 50 anaknya ditetaskan dalam satu induk,[15] dengan kemungkinan lebih dari satu induk per tahun. Anak-anaknya mengalami tiga kali ganti kulit yang disebut dengan "protonimfa", "deutonimfa", dan "tritonimfa". Embrio yang sedang berkembang dan protonimfanya, yang tetap menempel pada induknya, diberi nutrisi oleh ‘susu’ yang diproduksi oleh ovarium induknya.[16][17][18] Banyak spesiesnya yang berganti kulit di igloo sutra kecil yang melindungi mereka dari predator selama periode rentan ini.[19] Setelah mencapai usia dewasa mereka tidak lagi berganti kulit,[20] dan akan hidup selama 2-3 tahun. Mereka aktif pada bulan-bulan hangat dalam setahun, melewati musim dingin dalam kepompong sutra ketika cuaca menjadi dingin. Spesies yang lebih kecil hidup di puing-puing dan humus. Beberapa spesiesnya bersifat arboreal, sementara yang lain bersifat fagofil, memakan parasit sebagai contoh simbiosis pembersihan. Beberapa spesies bersifat foretik,[21] spesies lainnya terkadang ditemukan memakan tungau di bawah penutup sayap kumbang tertentu. PersebaranLebih dari 3.300 spesies kalajengking palsu terdapat di lebih dari 430 genera, dan lebih banyak lagi yang ditemukan secara teratur. Mereka tersebar di seluruh dunia, bahkan di daerah beriklim sedang hingga dingin seperti Ontario Utara dan di atas hutan di Pegunungan Rocky Wyoming di Amerika Serikat dan Gua-gua Jenolan di Australia, namun populasi mereka paling padat dan beragam di daerah tropis dan subtropis, tempat mereka menyebar, bahkan hingga wilayah kepulauan seperti Kepulauan Canaria yang mana telah ditemukan sekitar 25 spesies endemik.[22] Ada juga dua spesies endemik di Kepulauan Malta.[3] Spesiesnya telah ditemukan di bawah kulit pohon, dedaunan dan serasah pinus, tanah, lubang pohon, bawah batu, gua seperti Gua Movile, tepi pantai zona intertidal, dan di dalam retakan batuan.[4][23] Chelifer cancroides adalah spesies yang paling sering ditemukan di rumah, dan sering terlihat di ruangan dengan buku berdebu.[1] Di sana spesies tersebut(berukuran 2,5–4,5 mm) dapat menemukan makanannya seperti kutu buku dan tungau debu rumah. Mereka memasuki rumah dengan menunggangi serangga yang lebih besar dari dirinya (foresis), atau terbawa masuk melalui kayu bakar yang dibawa. EvolusiFosil spesies kalajengking palsu tertua yang diketahui, yakni Dracochela deprehendor diketahui dari fragmen kutikula nimfa yang ditemukan di Formasi Gunung Panther dekat Gilboa di New York, berasal dari pertengahan zaman Devonian (sekitar 383 juta tahun yang lalu).[24] Pada tubuhnya terdapat semua ciri kalajengking palsu modern, yang diperkirakan bahwa ordo tersebut berevolusi sangat awal dalam sejarah hewan darat.[25] Morfologinya menunjukkan bahwa ia lebih primitif daripada jenis kalajengking palsu yang masih ada.[26] Seperti kebanyakan ordo arakhnida lainnya, kalajengking palsu tidak banyak berubah sejak pertama kali muncul dan mempertahankan hampir semua ciri fisik aslinya. Setelah fosil Devonian, hampir tidak ada fosil kalajengking palsu lainnya yang diketahui selama lebih dari 250 juta tahun hingga fosil Kapur dalam ambar, semuanya termasuk dalam keluarga modern, menunjukkan bahwa diversifikasi besar kalajengking palsu telah terjadi pada saat ini.[27] Satu-satunya fosil dari rentang waktu ini adalah Archaeofeaella dari Trias Ukraina (sekitar 227 juta tahun yang lalu), yang diduga merupakan kerabat awal keluarga Feaellidae.[28] Klasifikasi[29]
Referensi
|