Kabin bertekanan
Kabin bertekanan digunakan dalam penerbangan dengan memompa udara bertekanan ke kabin pesawat terbang. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga kondisi lingkungan dalam kabin pesawat dan memberi kenyamanan bagi kru pesawat serta penumpang saat terbang di ketinggian. Kebutuhan untuk kabin bertekananKabin bertekanan adalah hal penting pada ketinggian di atas 10.000 kaki (3.000 m) di atas permukaan laut. Tujuannya antara lain :
Masalah psikologis utama yang dihadapi dalam tekanan udara rendah pada ketinggian adalah sebagai berikut: Udara bertekanan juga dibutuhkan di dalam ruang kargo untuk mencegah kerusakan pada barang yang sensitif terhadap tekanan. Perbedaan tekanan udara dapat mengakibatkan barang tersebut bocor, melar, meledak, atau hancur. Ketinggian KabinTekanan dalam kabin, secara teknis disebut sebagai setara efektif ketinggian kabin (equivalent effective cabin altitude) atau biasa disebut cabin altitude saja, adalah tekanan udara yang biasa diusahakan dalam sebuah pesawat yang terbang. Pesawat yang sedang terbang dengan ketinggian 40.000 kaki (12.000 m), tekanan di dalam kabin tidak akan disamakan dengan tekanan saat berada di darat dengan alasan untuk menjaga badan pesawat dari batas tekanan yang diizinkan. Selain itu juga untuk memudahkan penyesuaian bila pesawat akan mendarat pada ketinggian di atas permukaan laut. Biasanya, tekanan dalam kabin dijaga untuk setara dengan tekanan di ketinggian 8.000 kaki (2.400 m). Ketinggian kabin yang umum, seperti pada Boeing 767, dijaga pada ketinggian 6.900 kaki (2.100 m) ketika terbang pada ketinggian 39.000 kaki (12.000 m).[1] Kecenderungan untuk pesawat pesawat baru adalah membuat tekanan kabin lebih rendah, Airbus A380 bertekanan setara 5.000 ft (1.500 m) ketika terbang pada ketinggian 43.000 kaki (13.000 m),[2][3] sedangkan tekanan kabin terendah saat ini adalah Bombardier Global Express yang bertekanan setara 4.500 ft (1.400 m) ketika terbang pada ketinggian 41.000 kaki (12.000 m).[4][5][6] Menjaga tekanan kabin di bawah 8.000 ft (2.400 m) secara umum akan menghindari hypoksia, mabuk udara, demam pengurangan tekanan, dan barotrauma. Cara kerja penekanan kabinTekanan dicapai dengan mendesain kabin kedap udara dan memompakan udara ke dalamnya dengan kompresor sehingga tekanan udara dalam kabin akan bertambah. Untuk mengatur tekanan di dalam kabin maka diperlukan alat sistem pengontrol lingungan atau Environmental control system (ECS) yang melibatkan keran pelepas tekanan dan berbagai sensor yang diatur secara elektronis. Pengurangan tekanan yang tidak terencanaKehilangan tekanan dalam kabin secara tidak sengaja adalah hal yang jarang terjadi, tetapi bila terjadi bisa mengakibatkan kecelakaan fatal. Setiap kegagalan pada tekanan kabin saat terbang di atas 10.000 kaki (3.000 m) diharuskan penurunan ketinggian secara darurat ke ketinggian 8.000 kaki (2.400 m) atau ketinggian terdekat yang diperbolehkan untuk tetap pada ketinggian yang aman (MSA), dan pengaktifan topeng oksigen untuk setiap kursi. Sistem oksigen mempunyai oksigen yang cukup untuk semua orang dipesawat dan memberi cukup waktu bagi pilot untuk turun ke ketinggian di bawah 8.000 ft (2.400 m). Tanpa oksigen darurat, Hypoksia akan mengakibatkan kehilangan kesadaran dan kehilangan kendali pesawat. Pada saat tekanan udara turun, suhu dalam kabin kemungkinan juga akan turun mengikuti suhu di luar pesawat dan menghadapkan orang di dalam pesawat dengan risiko bahaya hypothermia atau membeku. Sejarah kabin bertekananPesawat yang mengawali kabin bertekanan adalah:
Lihat jugaCatatanCatatan kaki
Referensi umum
|