KRI Pulau Rupat (712)

Sejarah
 Angkatan Laut IndonesiaIndonesia
Nama KRI Pulau Rupat 712
Pembangun Van der Gessen de Noord Marinebouw BV, Albasserdam, Belanda
Pasang lunas 19 Desember 1985
Diluncurkan 27 Agustus 1987
Mulai berlayar 26 Maret 1988
Identifikasi 712
Status Masih bertugas
Ciri-ciri umum
Jenis Penyapu ranjau
Berat benaman 502 ton
Lebar 8.9 meter
Pendorong Diesel MTU 12 V
2 x propeller
Kecepatan 12 Knots (ekonomis)
14 Knots (jelajah)
Sensor dan
sistem pemroses
1 unit Sonar DUBM, Sonar TSM 2022 , side scan sonar, 1 Thales underwater system TSM, 1 Consilium Selesmar Type T-250/10CM003 Radar, dan 1 SAAB Bofors Double Eagle Mk III Self Propelled Variable Depth Sonar
Pelindung 2 x Rheinmetall kaliber 20 mm (pada sisi haluan dan buritan)

KRI Pulau Rupat (712) adalah kapal pemburu ranjau TNI AL andalan organisasi internasional penjaga keamanan Atlantik Utara[1] yang kerap disebut North Atlantic Treaty Organization (NATO).[2] Kapal tersebut tergolong dalam kapal pemburu ranjau kelas Tripartite, yang dirancang dan dibangun oleh negara-negara anggota NATO untuk kepentingan negara anggota. Apabila beberapa kapal TNI AL lain merupakan hibah dari negara lain, kapal pemburu ranjau (mine hunter) tersebut merupakan kapal baru yang dibuat berdasarkan permintaan dari negara pembeli.

Sejarah

KRI Pulau Rupat 712 merupakan kapal andalan NATO dan Satran Koarmatim (Satuan Kapal Penyapu Ranjau Komando Armada Timur) TNI AL. Kapal tersebut dibangun oleh Van der Giessen de Noord Marinebouw BV di kota Albasserdam, Belanda. Tripartite yang artinya terdiri dari tiga pihak, mengindikasikan bahwa kapal tersebut merupakan hasil kontribusi dari tiga negara yakni Perancis, Belgia, dan Belanda. Sebelum dibeli oleh Indonesia, KRI Pulau Rupat dibangun untuk kebutuhan lain, spesifiknya untuk membangun M863 Vlaardingen, sebuah kapal pemburu ranjau milik AL Belanda. Dalam konstruksi KRI Pulau Rupat 712, Belanda berperan dalam konstruksi dan tenaga gerak kapal, Perancis menyediakan perangkat teknologi pemburu ranjau (mine hunting), dan Belgia melengkapi alat elektronik seperti yang dimaksud dalam sensor dan sistem pemroses.[2]

KRI Pulau Rupat 712 dirancang pada 19 Desember 1985 lalu dirilis pada 27 Agustus 1987, dan resmi jatuh ke tangan TNI AL pada 26 Maret 1988. Kapal tersebut telah beroperasi dalam periode waktu yang cukup lama sejak 1988 sehingga TNI AL berencana untuk memensiunkan KRI Pulau Rupat 712 pada tahun 2015,[3] akan tetapi kapal tersebut terbukti masih beroperasi hingga saat ini. Perihal pemberian nama, TNI AL memberi nama Pulau dan identitas nomer lambung 7xx untuk mengidentifikasi armada penyapu ranjau. Sampai saat ini, jenis kapal penyapu ranjau yang paling canggih adalah Tripartite Class yang salah satunya KRI Pulau Rupat 712[4].

Spesifikasi

Berikut ini merupakan spesifikasi dari KRI Pulau Rupat 712 berdasarkan informasi yang diperoleh dari Mantan anggota Team Base Maintenance pemburu ranjau Tripartite TNI AL, LetKol Purn. (E) Elektro Jaja Surjana: [2]

  • Perusahaan pembuat kapal: Van der Gessen de Noord Marinebouw BV, Albasserdam, Belanda
  • Pengguna : TNI AL
  • Material Lambung : Glass Reinforced Polyester (GRP)
  • Panjang Maksimum (Length Overall): 51,55 m
  • Panjang Antara Garis Air (Load Water Line): 47,10 m
  • Lebar Maksimum: 8,90 m
  • Berat benaman (displacement standard): 502 Ton
  • Berat penuh (displacement design full load): 599 Ton
  • Kecepatan Ekonomis: 12 knots
  • Kecepatan Jelajah: 14 Knots
  • Kecepatan Maksimum (Full Load): 15 Knots
  • Kapasitas Tangki Bahan Bakar: 54.000 Liter
  • Kapasitas Tangki Minyak Lumas: 3.000 Liter
  • Kapasitas Tangki Air Tawar: 16.000 Liter
  • Pendorong Pokok: Diesel MTU 12 V
  • Jumlah Baling-baling: 2 Unit
  • Perangkat Buru Ranjau: (sistem sensor dan processing) 1 unit Sonar DUBM, Sonar TSM 2022 , side scan sonar, 1 Thales underwater system TSM, 1 Consilium Selesmar Type T-250/10CM003 Radar, dan 1 SAAB Bofors Double Eagle Mk III Self Propelled Variable Depth Sonar
  • Navigasi: radar Decca 1229
  • Persenjataan: 2 x Rheinmetall kaliber 20 mm (haluan dan buritan)

KRI Pulau Rupat 712 mampu memindai jenis ranjau magnetik, ranjau akustik, dan ranjau kontak.

Objek Buruan

KRI Pulau Rupat 712 memfokuskan pemburuan di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS). Perairan Teluk Lamong menjadi target utama karena yang masih terdapat banyak ranjau sisa Perang Dunia II yang disebar oleh Jepang untuk memperlambat penyerangan sekutu di Pulau Jawa. Masih terdapat kemungkinan bahwa ranjau-ranjau yang berumur lebih dari 65 tahun dapat meledak bila terkena pengaruh kemagnetan, keakustikan, maupun tekanan dari pengguna laut pada level tertentu. Dengan adanya Sonar TSM 2022, pendeteksian ranjau dapat dipermudah berkat teknologi yang canggih. Terdapat empat kontak di dasar laut perairan Teluk Lamong. Berdasarkan klasifikasi 4 S (Size (ukuran), Strength (kekuatan), Shape (bentuk), dan Shadow (bayangan)), apabila kontak tersebut dapat dikonfirmasi sebagai ranjau laut, makan kanon (meriam) akan menembakan target.[2]

Pelayanan di Indonesia

Pelayanan KRI Pulau Rupat (712) di Indonesia
Tanggal Misi Operasi Keterangan
23 Agustus 2017 Mendeketsi ranjau di Perairan Timur, Pulau Bintan KRI Pulau Rupat 712 berhasil mendeteksi ranjau yang terletak di Perairan Timur, Pulau Bintan dengan menggunakan sonar kapal yang mendeteksi dan menangkap frekuensi dari bawah air.[5] Berdasarkan ukuran, kekuatan pancaran, bentuk, dan bayangan, terbukti bahwa titik ranjau telah dideteksi. Tim sekoci eksekutor berhasil meledakkan ranjau dalam keadaan aman dalam kasus ini.
13 September 2017 Latihan Tempur Bersama di Perairan Laut Jawa Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) mengadakan Latihan Manuvra Lapangan (Manlap) Gladi Tugas Tempur (Glagaspur) tingkat III / L-3 Terpadu Siaga Tempur Laut (Purla) Koarmatim 2017. Latihan tersebut diadakan di perairan Laut Jawa. Latihan ini dihadiri kapaloleh perang terbaik di bawah kendali Koarmatim yang dilibatkan di antaranya yakni KRI Diponegoro 365, KRI Teluk Sampit 515, KRI Madidihang 855, KRI Layaran 854, dan KRI Pulau Rupat 712, hingga sebuah pesawat udara dari Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal), Fixed Wing Bonansa, dan Helly Bell HU 419. Tujuan diadakannya latihan tersebut ialah untuk memupuk aspek profesionalime dan mewujudkan pemahaman serta kemampuan mengaplikasikan pola Operasi Militer Perang (OPM).[6]
14 - 19 Agustus 2019 TNI AL- Singapura Gelar Peperangan Ranjau KRI Pulau Rupat 712 berpartisipasi dalam latihan rutin peperangan ranjau bersama TNI AL Singapura.[7] Latihan tersebut guna mengantisipasi bahaya ranjau dan Waterborne IED.

Riwayat Komandan

  • Letkol Laut (P) Maman Nurachman[8]
  • Mayor Laut (P) Fitriyan Rupito (6 Desember 2016)[8]
  • Letkol Laut (P) Khalimul Khakim (13 April 2018)[9]
  • Letkol Laut (P) Ferry Kurniawan (24 Juli 2019)[10]
  1. ^ Riza, Budi (2019-01-18). "5 Fakta Penting Mengenai Pakta Pertahanan NATO". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-21. 
  2. ^ a b c d "Tripartite Class: Kapal Pemburu Ranjau Andalan TNI AL". Indomiliter.com (dalam bahasa Inggris). 2012-12-13. Diakses tanggal 2020-01-10. 
  3. ^ "TNI AL Berniat Tambah Kapal Penyapu Ranjau". Republika Online. 2015-06-22. Diakses tanggal 2020-01-10. 
  4. ^ "T-43 Class: Generasi Perdana Kapal Penyapu Ranjau TNI AL". Indomiliter.com (dalam bahasa Inggris). 2015-01-27. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-29. Diakses tanggal 2020-01-10. 
  5. ^ Saragih, Anggaraman (2017-08-25). "KRI 711 dan 712 Berhasil Deteksi dan Hancurkan Ranjau". JakartaGreater. Diakses tanggal 2020-01-10. 
  6. ^ "Latihan Tempur Bersama di Perairan Laut Jawa, TNI AL Libatkan Lima Kapal Perang Terbaik". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-01-13. 
  7. ^ "TNI AL- Singapura Gelar Peperangan Ranjau". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2020-01-10. 
  8. ^ a b "Komandan KRI Pulau Rupat-712 Diserah Terimakan". tni.mil.id. 2016-12-07. Diakses tanggal 2020-01-10. 
  9. ^ Saragih, Anggaraman (2018-04-15). "KRI PRP–712, KRI PDG–801, KRI TKL–813 Berganti Pemimpin". JakartaGreater. Diakses tanggal 2020-01-10. 
  10. ^ admin (2019-07-24). "Dansatran Koarmada II Pimpin Sertijab Tiga Komandan KRI Dan Pasharmat Satran Koarmada II". Tabloid Lpk. Diakses tanggal 2020-01-10. [pranala nonaktif permanen]
Kembali kehalaman sebelumnya