Juntong
Biro Investigasi dan Statistik Komisi Militer Pemerintah Nasionalis (Hanzi: 國民政府軍事委員會調查統計局; Pinyin: guómín zhèngfǔ jūnshì wěiyuánhuì diàochá tǒngjìjú) atau yang biasa disebut Juntong (Hanzi tradisional: 軍統; Hanzi sederhana: 军统; Pinyin: Jūntǒng), adalah badan intelijen militer Republik Nasionalis Tiongkok sebelum tahun 1946. Badan ini dikhususkan untuk mengumpulkan data intelijen dan operasi rahasia spionase guna menjaga keamanan dan pertahanan nasional. Awalnya dipimpin oleh Dai Li hingga 1946, setelah itu ia digantikan oleh Mao Renfeng. Biro ini kemudian diubah menjadi Biro Intelijen Militer di bawah Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan hingga saat ini. Juntong memiliki pengaruh besar dalam tubuh militer, polisi, administrasi, agen transportasi Pemerintah Nasionalis, kedutaan besar dan konsulat di luar negeri selama periode "Pengawasan Politik" Republik Tiongkok. Juntong sering dikritik oleh para pembangkang politik dan dijuluki "polisi rahasia" yang terlibat dalam operasi spionase, termasuk pengawasan, penculikan, pembunuhan, penghapusan dan penahanan rumah terhadap komunis Tiongkok, mata-mata Jepang serta pembangkang politik. Inspirasi bagi para agen Juntong adalah persaudaraan rahasia yang bersumpah setia seperti yang digambarkan dalam sastra klasik Tiongkok: Batas Air dan Kisah Tiga Negara.[1] Selama Perang Tiongkok-Jepang, Juntong terlibat dalam sejumlah perang kontra-intelijen dan spionase rahasia melawan penjajah Jepang. Beberapa agen Juntong membelot ke Jepang dan banyak dari polisi rahasia di daerah yang diduduki Jepang pimpinan Wang Jingwei, adalah agen Juntong. Dari perspektif sejarah, Juntong memainkan peran penting dalam Perang Tiongkok-Jepang Kedua. Di bawah kepemimpinan Dai Li, Pemerintah Nasionalis memiliki 100.000 mata-mata aktif yang terlibat dalam perang spionase menghadapi Jepang serta melawan Pemerintahan Nasionalis boneka dukungan Jepang yang dipimpin oleh Wang Jingwei. Referensi
|