John Churchill
John Churchill, Adipati Marlborough Pertama, Pangeran Mindelheim (/ˈmɑːrlbərə/, sering kali dilafalkan /ˈmɔːrlbrə/;[2] 26 Mei 1650 – 16 Juni 1722 O.S),[1] adalah jenderal dan negarawan Inggris dengan karier selama masa kekuasaan lima raja dan ratu. Ia naik ke jabatannya dari latar belakang pelayan yang rendah di istana Wangsa Stuart; ia bekerja untuk James, Adipati York, selama tahun 1670-an dan awal 1680-an, dan pada masa itu berhasil memajukan karier militer dan politiknya berkat keberanian dan kemampuan diplomatiknya. Peranan Churchill dalam memadamkan Pemberontakan Monmouth pada tahun 1685 membantu mengamankan posisi James di tahta, tetapi tiga tahun kemudian ia meninggalkan James yang beragama Katolik dan bekerja untuk William III dari Inggris yang berlatar belakang Belanda Protestan. Ia diberi earldom Marlborough sebagai penghargaan atas jasanya saat pemahkotaan William, dan kemudian kembali menunjukkan keberhasilannya pada awal Perang Sembilan Tahun. Namun, ia berulangkali dituduh sebagai seorang Jakobit, sehingga ia sempat dipenjara di Menara London. Ia baru berhasil mencapai puncak kekuasaan, kemahsyuran, dan keberhasilan pada masa kekuasaan Ratu Anne pada tahun 1702. Pernikahannya dengan Sarah Jennings yang berdarah panas (dan juga teman dekat Anne) memastikan kenaikan jabatan Marlborough: pertama-tama sebagai Kapten Jenderal pasukan Britania, dan kemudian adipati. Ia menjadi pemimpin de facto pasukan Aliansi selama Perang Penerus Spanyol: kemenangannya dalam medan perang di Blindheim (1704), Ramillies (1706), Oudenaarde (1708), dan Malplaquet (1709) memastikan posisinya sebagai salah satu jenderal terbesar Eropa. Namun, memburuknya hubungan istrinya dengan sang Ratu dan dikeluarkannya istrinya dari istana juga berdampak terhadap kejatuhan Marlborough. Karena membuat Anne tidak senang dan terhimpit di antara faksi Tory dan Whig, Marlborough yang telah membawa kejayaan dan keberhasilan dipaksa mundur dari jabatannya dan dengan sendirinya memutuskan untuk pergi ke pengasingan. Ia kembali ke Inggris setelah George I dari Wangsa Hannover menjadi Raja Inggris pada tahun 1714. Ambisi Marlborough yang menggebu-gebu membuatnya menjadi bawahan Anne yang paling kaya. Koneksi keluarga membawa Marlborough ke dalam politik Eropa (saudara perempuannya Arabella menjadi selir James II, dan anaknya Adipati Berwick menjadi salah satu marsekal terbesar Louis XIV dari Prancis). Kepemimpinannya atas angkatan bersenjata aliansi mmemperkuat kebangkitan Britania sebagai kekuatan terdepan. Ia berhasil menjaga kesatuan di antara negara-negara aliansi, sehingga menunjukkan kemampuan diplomatiknya. Walaupun ia tidak membuat musuhnya menyerah tanpa syarat, kemenangannya memungkikan Britania bangkit menjadi kekuatan besar selama abad ke-18. Referensi
|