Johannes Brahms
Johannes Brahms (7 Mei 1833 – 3 April 1897) adalah seorang komponis dan pianis dari Jerman, salah satu musisi utama pada zaman Romantik. Brahms lahir di Hamburg, Jerman, tetapi kemudian banyak berkarya di Wina, Austria. Pada masa hidupnya, Brahms sangat populer dan berpengaruh dalam dunia musik. Brahms membuat komposisi musik untuk piano, ansambel musik kamar, orkestra simfoni, dan untuk penyanyi serta paduan suara. Sebagai seorang pianis yang mahir, ia sering kali menampilkan sendiri karya-karyanya secara perdana; dia juga bekerja sama dengan penampil-penampil utama pada masanya, termasuk pianis Clara Schumann (istri komponis Robert Schumann). Banyak karyanya merupakan bagian dari repertoar standar konser klasik hingga saat ini. Salah satu karyanya yang paling terkenal ialah Wiegenlied, Op. 49 No. 4 ("Lagu Nina Bobo", dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Brahms' Lullaby). Masa Kecil BrahmsLahir pada 7 Mei 1833, Brahms merupakan putra dari Johann Jakob Brahms, seorang pemain horn dan double-bass di Hamburg Phillharmonic Society. Johannes kecil kemudian mendapat pelajaran musik pertama dari sang ayah di mana dia mempelajari piano, biola, hingga pelajaran dasar cello. Namun, di piano bakat Johannes semakin terasah sehingga ayahnya membawanya untuk berguru kepada pianis terkenal Otto Friedrich Willibald Cossel pada 1840. Di usia 10 tahun, dia tampil untuk pertama kalinya dalam konser yang menampilkan Quintet Opus 16 milik Beethoven dan piano quartet Wolfgang Amadeus Mozart. Kemudian pada 1845-1848, dia belajar bersama guru Cossel, seorang pianis dan komposer Eduard Marxsen yang begitu memuja Mozart dan Joseph Haydn. Di bawah bimbingan Marxsen, Brahms diperkenalkan dengan berbagai karya klasik dan memastikan sang murid berada di jalur yang diinginkannya. Pertemuan dengan SchumannPada 1850, Brahms bertemu dengan violinis Hungaria Ede Remenyi. Terkesima dengannya, Brahms ikut dalam sejumlah konser yang Remenyi adakan. Dari Remenyi, dia berkenalan dengan musik "ala gypsi" Hungaria yang disebut czardas yang menjadi pondasi karyanya seperti Hungarian Dance. Titik balik lain Brahms adalah ketika bersama Remenyi, mereka mengunjungi violinis sekaligus komposer Joseph Joachim di Hanover pada 1853. Tertarik dengan talenta Brahms, Joachim kemudian mengenalkannya kepada komposer lain Robert Schumann yang juga terkesima dengan dia. Brahms dan Schumann kemudian menjalin persahabatan di mana Schumann secara antuasis menulis tentang dia dengan judul Neue Zeitschrift für Musik. Artikel itu kemudian menjadi sensasi dan membuat Brahms melejit sebagai salah satu nama yang diperhitungkan di dunia musik zaman itu. Antara 1857-1860, dia pindah ke Detmold di mana mengajar piano dan menjadi konduktor bagi paduan suara setempat, da 1859 di sempat berada di Goettingen. Semua pengalaman itu semakin mendewasakannya dan meningkatkan produkstivitas Brahms, di mana dia menghasilkan dua Serenade untuk orkestra. Pada 1861 dia kembali ke Hamburg dan satu tahun berikutnya, dia bertolak ke Austria dengan menggenggam sedikit kesuksesan di ibu kota Vienna. Kepergiannya ke Vienna didasarkan rasa kecewa karena jabatan konduktor Hamburg Phillharmonic diserahkan kepada penyanyi baritone Julius Stockhausen. Pada 1863, dia menjadi pemimpin Singakademie, sebuah masyarakat paduan suara terkenal di sana, dan menikmati hidup yang cukup tenang di Vienna. Februari 1865, ibu Brahms meninggal. Saat itu, dia langsung mengerjakan komposisi yang kelak menjadi mahakarya, German Requiem Opus 45, yang selesai 1866. Kemudian saat 1872-1875, dia menjadi direktur Gesellschaft der Musikfreunde, dan memastikan orkestra tersebut hanya diisi kalangan profesional. Akhir hidup BrahmsSetelah sukses membawakan Second String Quintet Opus 111 pada 1890, Brahms yang berusia 57 tahun berpikir untuk pensiun karena telah mencapai segalanya. Pada musim panas 1896, Brahms awalnya didiagnosa terkena jaundice. Namun setelah itu, hasil pemeriksaan dokter menunjukkan dia menderita kanker hati. Penampilan terakhir Brahms di depan publik adalah 3 Maret 1897 ketika dia menonton Hans Richter membawakan karyanya Symphony No 4. Kesehatannya terus menurun. Akhirnya pada 3 April 1897, sang komposer legendaris itu pun tutup usia di Vienna dalam usia 63 tahun. Brahms dimakamkan di Zentralfriedhof. Di sana, sebuah monumen didirikan seniman bernama Victor Horta, dengan patung dipersembahkan Ilise von Twardowski.
|