Jodo
Jodo 杖道 (Jōdō) Secara harfiah berarti “jalan tongkat”, adalah seni bela diri Jepang yang dikhususkan untuk menggunakan Jodo, tongkat kayu dengan panjang sekitar 128 cm dan diameter 2,4 cm. Jodo adalah senjata serba guna, dengan kedua ujung dan semua sisi mampu digunakan secara menyerang maupun bertahan. Jodo adalah salah satu beladiri modern Jepang yang bernaung dibawah All Japan Kendo Federation, bersama dengan Kendo dan Iaido. Walaupun secara umum Jodo adalah seni beladiri menggunakan tongkat, tetapi pada praktek latihan juga banyak digunakan pedang kayu (bokuto). Karena banyak teknik Jodo yang dikonsepkan untuk melawan pedang, tidak salah kalau kita menyebut Jodo sebagai saudara Kendo.[1] Sejarah JodoMenurut sejarah, sekitar 400 tahun yang lalu, Muso Gonnosuke, seorang pendekar pedang yang menguasai aliran Katori Shinto-Ryu menantang duel pendekar pedang paling terkenal saat itu, Miyamoto Musashi. Senjata pilihan Gonnosuke adalah Bo, atau tongkat dengan panjang sekitar 185cm. Ada juga sumber yang mengatakan Gonnosuke menggunakan pedang kayu yang panjangnya dua kali pedang normal. Dikatakan bahwa Musashi memenangkan duel dan memutuskan untuk membiarkan Gonnosuke hidup karena ia terkesan dengan keterampilannya menggunakan tongkat. Setelah kekalahannya, Gonnosuke pergi berkelana dalam latihan yang mendalam. Hingga suatu ketika dia sampai di gunung Homan di daerah Chikuzen (sekarang Fukuoka). Setelah bertapa selama 37 hari, kemudian dia bermimpi dan didatangi seorang anak kecil dan disuruh memotong tongkat menjadi setinggi ulu hati. Kemudian dia memodifikasi tongkatnya dengan mengurangi panjangnya dari sekitar 185 cm menjadi sekitar 128 cm. Dengan bentuk yang lebih pendek, tongkatnya tersebut menjadi lebih fleksibel dan dapat digerakan lebih cepat. Semenjak saat itulah Gonnosuke mengembangkan teknik Shinto Muso-ryu Jojutsu.[2] Referensi
|