Jitet KoestanaJitet Koestana yang memiliki nama asli Koestana (lahir 4 Januari 1967) adalah seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal sebagai kartunis yang karyanya menghiasi sejumlah media massa nasional. Jitet beberapa kali meraih penghargaan atas karya-karyanya.[1][2] Latar BelakangJitet, nama panggilannya, merupakan ejekan semasa kecil yang akhirnya menjadi pelengkap Koestono nama asli pemberian orang tuanya yang diubahnya menjadi Koestana agar terkesan dinamis. Jitet telah mengakrabi kegiatan menggambar sejak usia muda. Ketika duduk di bangku STM, ia memutuskan untuk berhenti sekolah. Oleh kedua orang tuanya, ia kemudian dibuatkan sebuah kios kecil buku-buku bekas, untuk dirinya berjualan. Dari sanalah, ia kemudian berkenalan dengan orang-orang, termasuk teman yang sama-sama mempunyai hobi menggambar, salah satunya Slamet Baijuri, kartunis pemilik tokoh Bogel yang mengenalkannya pada komunitas kartunis di Semarang. Mulailah ia belajar seluk beluk kartun lebih dalam. Ia belajar jenis kertas, tinta, dan bagaimanaa cara mengirim karya untuk ikut lomba. Kariernya terus menanjak saat ia mencoba peruntungan bekerja di media. Riwayat KarierIa pernah mengisi kolom Humor di koran Jawa Pos selama 3 tahun kemudian beralih ke tabloid Gaya Sehat selama 5 tahun. Setelah itu, ia menjadi ilustrator di tabloid Senior, anak usaha Kelompok Kompas Gramedia. Pada akhirnya, Jitet diminta oleh harian Kompas untuk secara teratur mengisi kolom kartun politiknya menggantikan posisi G.M. Sudarta. PenghargaanSejumlah karyanya banyak dilombakan dan dipamerkan di festival-festival berskala internasional dan sejumlah penghargaan pun beberapa kali ia raih dalam kompetisi kartun internasional di antaranya tercatat di Museum Rekor Indonesia/MURI sebagai peraih penghargaan internasional terbanyak yakni 36 buah (1998). Kemudian karyanya tampil sebagai peraih Grand Prize di ajang Seoul International Cartoon Festival - Korea Selatan (1997), Grand Prize di ajang Cordoba International Cartoon Festival - Spanyol (2000), Grand Prize di Syria International Cartoon Contest - Suriah (April 2005) dan kembali meraih Golden Prize di ajang The 9th Kyoto International Cartoon Exhibition - Jepang (2010). Selain sebagai kartunis, dia juga menulis beberapa buku bersama beberapa penulis di antaranya Jiddu Krishnamurti Revolusi (1999) yang di tulisnya bersama Darminto M. Sudarmo, Indonesian Damn Good Cartoon - Kumpulan Kartun Juara (2010), yang di tulisnya bersama Arif Sutristanto, Didie SW, dan Thomdean. Selain itu, ia juga kerap di undang untuk menjadi tim juri Festival Kartun tingkat Internasional.[3][4][5] Karier
Bibliografi
Penghargaan
Referensi
|