Jembatan Ratapan Ibu
Jembatan Ratapan Ibu adalah sebuah jembatan yang terletak di kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Jembatan ini dibangun tahun 1840, 8 tahun setelah Belanda masuk ke Luak Limopuluah. Belanda masuk 1832. Jembatan ini memiliki panjang 40 meter dengan arsitektur kuno berupa susunan batu merah setengah lingkaran yang direkat dengan kapur dan semen tanpa menggunakan tulang besi. Jembatan ini melintasi Batang Agam, menghubungkan Pasar Payakumbuh dengan labuah basilang dan nagari Aie Tabik. Tempat bersejarahJembatan tersebut menjadi terkenal dan bersejarah karena menjadi tempat eksekusi para pejuang kemerdekaan oleh tentara Belanda pada zaman penjajahan. Dari catatan sejarah, para pejuang kemerdekaan Indonesia yang tertangkap Belanda digiring menuju jembatan tersebut, lalu disuruh berbaris di bibir jembatan. Setelah itu, mereka dieksekusi dengan tembakan senjata api, sehingga tubuh mereka langsung jatuh ke Batang Agam dan dihanyutkan arus deras. Masyarakat, terutama kaum wanita, setiap menyaksikan eksekusi itu hanya bisa menangis melihat para pejuang bangsa ditembaki, lalu mati dan jasadnya jatuh ke sungai serta dihanyutkan air. Untuk mengenang peristiwa itu, maka jembatan tersebut diberi nama "Ratapan Ibu". Disana juga dibangun sebuah patung wanita paruh baya sedang menangis menyaksikan kekejaman tentara Belanda di areal jembatan tersebut. Jembatan Ratapan Ibu tercatat sebagai cagar budaya di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar dengan nomor inventaris 18/BCB-TB/A/03/2007. Lokasi Jembatan Ratapan Ibu ini tepatnya berada di Jl. A. Yani Kelurahan Ibuh, Payakumbuh Utara, Payakumbuh, Sumatera Barat. Secara astronomis, cagar budaya ini berada di titik: S0º 13′ 46.4” E100º 38′ 07.7” (-0.229556, 100.635472*).[1] Lihat pulaPranala luar
Referensi
|