Jean Letourneau
Jean Letourneau (18 September 1907 - 16 Maret 1986) adalah seorang pengacara dan politikus Prancis. Dia adalah seorang Demokrat Kristen seumur hidup. Selama Perang Dunia II (1939-1945) dia aktif dalam perlawanan Prancis. Setelah perang, ia menjadi wakil di legislatif nasional dari tahun 1945 hingga 1956, dan memegang berbagai jabatan mentri. Jabatannya yang paling penting adalah Mentri, atau Mentri Negara. untuk Hubungan dan Negara-Negara Asosiasi. Dia menjabat antara tahun 1950 dan 1953. Dalam peran ini dia bertanggung jawab atas kebijakan Indocina Prancis (Vietnam, Kamboja, Laos) selama perjuangan rakyat negara-negara tersebut untuk kemerdekaan. Dia sangat anti-komunis dan mendukung mempertahankan otoritas Prancis di wilayah tersebut.[1] Tahun-tahun Permulaan (1907-1939)Jean Letourneau lahir di Le Lude, Sarthe, pada 18 September 1907. Ia belajar hukum di Universitas Paris.[2] Pada tahun 1929 ia menjadi wakil presiden Association catholique de la Jeunesse Francaise (Asosiasi Pemuda Katolik Prancis). Ia memperoleh sarjana hukumnya pada 1931.[3] Ia bekerja dibeberapa bank, kemudian diangkat sebagai presiden Compagnie Francaise des Charbonnages de Dakar (Perusahaan Batubara Dakar Prancis), ia memegang posisi tersebut hingga tahun 1944.[3] Pada tahun 1933 Jean juga bergabung dengan Parti Democrate Populaire (PDP), sebuah partai kecil yang mencoba menggabungkan sosial demokraasi kristen dengan politik. Namun, partai tersebut mengalami kemunduran.[4] Pada tahun 1935 ia menjadi eksekutif PDP. Dari tahun 1934 hingga menjelang Perang Dunia II ia menyumbangkan artikel politik internasional ke Petit Democrates, La Croix dan L'Aube.[5] Perang Dunia II (1939-1945)Setelah kekalahan Prancis pada tahun 1940 Jean bergabung dengan Franch Resistance. Dia bekerja di gerakan Liberte di zona selatan dari januari 1941. Dia kembali ke zona utara pada tahun 1942 dan bekerja dengan Georges Bidault. seorang presiden Conseil National de la Resistance (Dewan Nasional Perlawanan).[3] Dia membantu menjalankan surat kabar perlawanan.[2] Setelah Pembebasan Prancis menjadi anggota pemerintah sementara dari September 1944 hingga Novermber 1945 sebagai direktur jendral Pers di Kementrian Penerangan. Ia juga menjadi direktur partai demokrasi Kristen yang baru, Mouvement Replublicain Populaire (Gerakan Republik Populer).[3] Politik Pasca Perang (1945-1950)Jean Letourneau terpilih sebagai anggota Kamar Deputi untuk Konstituensi Sarthe pada 21 Oktober 1945 di platform Gerakan Republik Populer. Dia terpilih kembali pada platform yang sama pada 2 Juni 1946, 10 November 1946 dan 17 Juni 1951.[6] Pada 27 Januari 1946 Jean diangkat menjadi Mentri Pos, Telegraf, dan Telepon di Kabinet Felix Gouin. Pada tanggal 3 April 1946 ia memperkenalkan RUU yang mendefenisikan hubungan antara layanan pos dan SNCF (perusahaan kereta api milik Prancis) untuk mengirim paket. Dia mendukung nasionalisasi, tetapi pada 19 April 1946 menentang rancangan Konstitusi Republik Keempat. Teks ini ditolak dalam referendung 5 Mei 1946, sehingga perlu diadakan Majelis Konstituante Kedua.[3] Jean terpilih kembali pada 2 Juni 1946, dengan perolehan suara lebih besar, dan pada 6 Agustus 1946 diangkat kembali menjadi Mentri PTT. Pada tanggal 5 Oktober 1946 ia berbicara atas nama pemerintah di divisi Majelis Konstituante. Pada 22 Januari 1947 dia diangkat menjadi Mentri Pedagangan dalam pemerintahan Paul Ramadier. Pada Mei 1947 ia diangkat menjadi Mentri Rekonstruksi dan Pembangunan Perkotaan menggantikan Charles Tillon. Dia meninggalkan kantor saat Ramadier mengudurkan diri pada 24 November 1947 karena perselisihan internal di SFIO. Jean Leteurneau juga merupakan presiden Delegasi Prancis untuk konfrensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang kebebasan Pers dan Informasi dari 23 Maret 3 April 1948. Dia adalah delegasi Prancis untuk Kongres Kamar Dagang Prancis-Italia dari 2-5 September 1948, dan presiden konferensi menghasilkan perjanjian pabean antara prancis dan italia pada 26 Maret 1949.[3] Pada awal tahun 1949 ia menjadi direktur mayor Harian Demokrat Kristen, L'Aube.[6] Jean Letourneau adalah sayap milik MRP yang dipimpin oleh Georger Bidault yang menekan peran Uni Prancis, sebagai lawan dari sayap yang dipimpin oleh Robert Schuman yang melihat Eropa lebih penting.[2] Pada 28 Oktober 1949 Jean Letourneau diangat menjadi Mentri Luar Negeri Prancis hingga 24 Juni 1950. Dan ia pun menjadi Mentri Penerangan selama beberapa hari pada Juli 1950.[3] Indo-China (1950-1953)Jean Letourneau diangkat menjadi Mentri Negara Hubungan dengan Negara-Negara Asosiasi pada Juli 1950. Negara-negara Asosiasi adalah negara-negara bagian Indochina Prancis di Vietnam, Laos, Kamboja. Dia memegang jabatan ini melalui enam pemerintahan berturut-turut hingga 28 Juni 1953. Selama masa jabatan Jean, Prancis dihadapkan pada perjuangan bersenjata untuk kemerdekaan di koloni-koloni Indochina selama periode Perang Dingin. Jean Letourneau bertanggung jawab atas kebijakan Prancis di Indochina. Dalam pandangannya, perjuangan itu penting untuk menghentikan penyebaran komunisme global. Dia juga berpikir bahwa kekaisaran kolonial, Uni Prancis, adalah kunci status internasional dan kesehatan ekonomi Prancis.[2] Tujuannya adalah untuk mempertahankan pengaruh Prancis di Indochina sambil membiarkan beberapa kemerdekaan politik dan militer, tetapi untuk mencegah gerilyawan komunis mengambil alih kekuasaan. Karena kekuatan nasional lemah, tentara Prancis harus dipertahankan.[3] Pada bulan Oktober 1949 Letourneau pindah ke indocina dengan membawa misi pemerintah yang didampingi Jenderal Alphonse Juin. Letourneau menghadapi situasi administrasi yang cukup rumit, dengan komandan tentara yang bertanggung jawab atas operasi militer sementara seseorang komisaris tinggi yang didukung oleh lima komisaris bertanggung jawab pada urusan sipil. Pada bulan Desember 1950 Jenderal Jean de Lattere Tassigniy menjadi panglima tertinggi, dan juga mengambil posisi komisaris tinggi.[3] Pada kematiannya 11 Janauari 1952. Fungsi-fungsi itu kembali dibagi. Letourneau menjadi komisaris tinggi, sementara tetap menjadi Mentri Negara Asosiasi, dan Jenderal Raoul Salan menjadi panglima tertinggi.[2] Pada awal 1953 Amerika Serikat memberikan dukungan, dan pada bulan Maret 1953 Australia juga memberikan bantuan.[3] Pada tanggal 27 April 1957 Letouneau menjadi komisaris jenderal, memberinya kekuatan besar dalam menentukan kebijakan Prancis di Indocina. Sebuah penyelidikan parlemen pada Mei 1953 menuduhnya sebagai diktator.[2] Dan Amerika Serikat menuntut strategi yang jelas untuk menahan Indocina sebelum mereka memberikan bantuan tambahan. Pada bulan Mei 1953 Letourneau memberikan dua bagian rencana yang diimprovisasi. Vietnam selatan pertama-tama akan ditenangkan dan tentara Vietnam diperluas untuk menahan selatan, dan kemudian serangan yang menentukan akan mengamankan Vietnam Utara pada tahun 1955. Amerika tidak terkesan, dan mendukung rencana yang lebih agresif yang diusulkan oleh Jenderal Henri Navarre, komandan militer baru.[2] Pada akhir april 1953 sebuah skandal pertukaran mata uang ilegal terungkap, Piastre Affair. Letourneau dipaksa keluar dari kantor pada 28 Juni 1953 setelahnya.[2] Karier Selanjutnya (1953-1986)Jean Letourneau tetap menjadi wakil Sarthe hingga pemilihan legislatif 2 Januari 1956, ketika ia gagal mempertahankan kursinya.[4] Ia menjadi penasehat Jendral pada 1952 hingga 1958, dan ia pernah menjadi walikota Cheville dari tahun 1953 hingga 1963. dan menjadi penasehat Union Francaise antara tahun 1956 hingga 1958. Ia tidak lagi memegang jabatan politik hingga 1963, namun tetap aktif bergerak di Gerakan Kristen Demokrat melalui asosisasi dan artikel yang diterbitkan.[3] Dia menulis banyak artikel disurat kabar lokal dan nasional, dan berbicara di siaran tentang Indochina dan masalah kolonial Prancis secara umum. Pada tahun 1977 dia diangkat menjadi anggota l'Académie des sciences d'Outre-mer. Pada 16 Maret 1986 Jean Letourneau dikabarkan meninggal dunia di rumah sakit militer Val de Grace.[3] Referensi
|