Jalur kereta api Krian–Ploso
Jalur kereta api Krian–Ploso adalah jalur kereta api nonaktif yang berada di Jawa Timur; termasuk dalam Wilayah Aset VIII Surabaya dan Wilayah Aset VII Madiun. Jalur ini dibangun oleh Staatsspoorwegen, difungsikan untuk menghubungkan Krian di Kabupaten Sidoarjo dengan Ploso di Kabupaten Jombang. Sesuai UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, seluruh prasarana dan bangunan stasiun di jalur ini dimiliki oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. SejarahJalur kereta api Krian–Ploso dibangun oleh Staatsspoorwegen Oosterlijnen (SS-OL). Pembangunan jalur ini dibagi menjadi dua ruas. Jalur ruas pertama yang dikerjakan adalah ruas Krian–Gempolkerep atas dasar hukum wet van 15 Juli 1910, Ind. Stbl. No. 477. Pada 1 Mei 1912, jalur ruas Krian–Gempolkerep yang memiliki panjang 26 km ini mulai beroperasi. SS kemudian membuat proposal untuk menghubungkan jalur ini dengan Stasiun Kertosono yang berada di jalur utama di selatan wilayah ini. Untuk mewujudkannya, pada 1 Juni 1918 SS memutuskan untuk memperpanjangnya dari Stasiun Gempolkerep sampai Stasiun Ploso dengan berbekal wet van 1 Juni 1918 Ind. Stbl. No. 345. Jalur ruas Krian–Gempolkerep akan terhubung dengan Stasiun Kertosono melalui jalur kereta api Babat–Jombang setelah diakuisisinya Babat-Djombang Stoomtram Maatschappij (BDSM) yang sebelumnya mengoperasikan jalur tersebut. BDSM sendiri tercatat memiliki kekayaan senilai 2.000.000 gulden dan telah diakuisisi oleh SS pada tahun 1916 sesuai wet van 29 Juli 1916 Ind. Stbl. No. 646. Kemudian pada 1 September 1921, jalur ruas Gempolkerep–Ploso sepanjang 20 km mulai dioperasikan. Sesuai rencananya, sebelumnya SS juga telah membeli jalur ruas Jombang Kota–Jombang SS seharga 100.000 gulden dari tangan Kediri Stoomtram Maatschappij pada September 1918. Pembayaran sendiri baru dilakukan pada November 1918.[1][2] Semasa aktif, jalur ini juga digunakan untuk melayani beberapa pabrik gula, yakni Pabrik Gula Balong Bendo, Perning, dan Gempolkerep. Karena kalah bersaing dengan moda transportasi lainnya, PJKA memutuskan untuk menutup jalur ini pada tahun 1974. Rel, wesel, sinyal, dan alat-alat lainnya, semua dibongkar, tetapi masih terdapat sedikit sisa peninggalan, seperti bekas bangunan stasiun, jembatan kereta api, dan sebagian rel yang tertimbun. Jalur terhubungLintas aktifLintas nonaktifDaftar stasiun
Referensi
|