It Is the Law
It Is the Law adalah sebuah film bisu misteri Amerika Serikat tahun 1924 yang disutradarai oleh J. Gordon Edwards dan dibintangi oleh Arthur Hohl, Herbert Heyes, dan Mona Palma. Film ini adalah diadaptasi dari sandiwara Broadway tahun 1922 berjudul sama karya Elmer Rice, yang didasarkan pada sebuah novel karya Hayden Talbot. Film ini mengisahkan Ruth Allen (Palma), yang menikahi Justin Victor (Heyes) setelah bersaing dengan Albert Woodruff (Hohl). Berniat untuk balas dendam, Woodruff lalu memalsukan kematiannya sendiri dengan membunuh seorang gelandangan yang mirip dengannya, dan menyalahkan Victor atas pembunuhan tersebut. Woodruff kemudian berupaya untuk kembali berhubungan dengan Allen dengan menggunakan identitas palsu, tetapi Allen berhasil membongkar penyamaran Woodruff. Setelah dibebaskan dari penjara, Victor membunuh Woodruff dan tidak dipenjara, karena Victor tidak dapat dipenjara lagi atas tuntutan yang sama. Film ini adalah film terakhir karya sutradara Edwards, yang meninggal setahun kemudian, dan merupakan salah satu film terakhir yang diproduksi di studio New York milik Fox Film. Ulasan-ulasan kontemporer umumnya positif. Seperti kebanyakan karya awal Fox yang lain, film ini kemungkinan juga hilang akibat kebakaran gudang Fox 1937. AlurAlbert Woodruff dan Justin Victor adalah sahabat yang sama-sama jatuh cinta dengan wanita yang sama, yakni Ruth Allen. Allen memilih untuk menikahi Victor, dan Woodruff pun mengamuk karena cemburu. Woodruff lalu menemukan orang yang terlihat mirip dengannya, yakni "Sniffer" Evans, seorang gelandangan dan pecandu narkoba. Pada malam setelah pernikahan Allen dan Victor, Woodruff menelepon Allen dan mengancam akan memerasnya. Ia juga meyakinkan Evans untuk datang ke apartemennya. Victor juga pergi ke apartemen Woodruff untuk mengonfrontasi Woodruff tentang teleponnya yang mengancam Allen. Ketika Woodruff melihat Victor di luar gedung apartemen, ia berpura-pura berteriak minta tolong dan menembak mati Evans. Victor kemudian disalahkan atas pembunuhan pria yang dianggap sebagai Woodruff dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Lima tahun kemudian, Woodruff menyamar dengan janggut dan kacamata berlensa satu serta mengambil identitas baru agar dapat mendekati Allen. Namun, Allen dapat mengenalinya sebagai Woodruff karena ketakutannya pada penjepit api. Karena berteman dengan gubernur, Allen pun dapat mengatur pembebasan suaminya dari penjara. Victor lalu menemukan Woodruff di kasino dan membunuhnya. Dalam persidangan, Victor menyatakan bahwa larangan terhadap bahaya ganda membuatnya tidak dapat dituntut lagi atas pembunuhan tersebut. Victor akhirnya dibebaskan dan hidup bahagia bersama istrinya.[1][2][3] Pemeran
Arthur Hohl memerankan kembali karakter Woodruff, setelah sebelumnya memerankan karakter Woodruff dalam sebuah sandiwara Broadway;[6][7] selain Woodruff dan Evans, ia juga berperan sebagai pemilik kasino.[2] Dorothy Kingdon, Helena D'Algy, Patricia O'Connor, dan Nancy Newman juga berperan di film ini sebagai pelanggan kasino.[5] Film ini adalah film bisu terakhir karya Herbert Heyes, karena ia kembali berakting pada dekade 1940-an.[8] ProduksiPada tahun 1922, agen teatrikal Walter Jordan mendorong penulis sandiwara Elmer Rice untuk mengadaptasi It Is the Law, sebuah novel karya Hayden Talbot yang tidak diterbitkan.[9][10] Saat itu, Rice paling dikenal berkat sandiwara Broadway tahun 1914 buatannya, On Trial, yang untuk pertama kalinya menampilkan penggunaan kilas balik, sebuah teknik narasi yang ia adaptasi dari film,[11] dalam sebuah sandiwara Broadway.[10] Adaptasi Rice dari karya Talbot, yang juga berjudul It Is the Law, kembali menampilkan cerita yang diceritakan secara kilas balik.[10] Sandiwara tersebut pun dipentaskan sebanyak 125 kali di Ritz Theatre,[6] sehingga dapat disebut sebagai sebuah sandiwara yang sukses.[1][10] Fox Film mengumumkan produksi adaptasi film dari It Is the Law pada awal tahun 1924, dengan J. Gordon Edwards dipilih untuk menyutradarainya.[12] Film ini merupakan satu-satunya film yang ia sutradarai pada tahun 1924, karena saat itu ia juga menjabat sebagai direktur jenderal dari Fox Film.[13] Curtis Benton menulis skenario untuk Fox.[4] Tidak seperti versi teatrikalnya, skenario karya Benton sepenuhnya ditulis secara kronologis.[2] Pemilihan pemeran utama dapat diselesaikan pada bulan Februari 1924,[14] dan syuting dilakukan di studio New York milik Fox. Sebagian besar produksi film Fox kemudian dipindah ke Hollywood, sehingga It Is the Law menjadi salah satu dari hanya empat film yang diproduksi oleh Fox di Pesisir Timur pada tahun 1924.[a][16] Kecuali empat film karya Allan Dwan pada tahun 1926, empat film tersebut adalah film Fox terakhir yang diproduksi di New York.[17] Tempat syuting yang dibangun untuk adegan klimaks di ruang sidang merupakan duplikat dari sebuah ruangan di The Tombs.[18] Pendaftaran hak cipta untuk It Is the Law menyatakan bahwa durasinya adalah delapan rol,[19] tetapi versi yang dirilis berdurasi lebih pendek, yakni hanya tujuh rol.[4] Ketika Twentieth Century-Fox Film memperbarui hak cipta dari film ini pada tahun 1951, mereka kembali menyatakan bahwa durasi dari film ini adalah delapan rol. Judul dari film ini juga ditambah dengan tanda seru, sehingga menjadi It Is the Law![20] Iklan Fox untuk film ini meliputi sebuah trailer,[7] serta pernak-pernik yang diberikan oleh penyelenggara pameran, seperti sebuah kunci kecil yang dideskripsikan sebagai "kunci misteri" dari film ini.[21] Film ini merupakan karya terakhir dari Edwards. Ia pensiun dari Fox setelah film ini selesai,[22] dan walaupun ia menyatakan keinginannya untuk kembali membuat film, ia meninggal akibat pneumonia setahun kemudian.[23] Sambutan dan warisanIt Is the Law umumnya mendapat ulasan positif. George T. Pardy, yang menulis untuk Exhibitors Trade Review, mencatat bahwa para penonton dapat menyadari adanya unsur misteri di film ini, sementara para karakter di film ini tidak menyadarinya, sehingga membuat film ini berbeda dari sebagian besar melodrama.[1] Motion Picture Magazine menyebut film ini "menegangkan, mendebarkan ... dan baru."[24] Pengulas The Film Daily percaya bahwa film ini akan menarik para penggemar dari genrenya walaupun terdapat "sejumlah hokum dan pelintiran yang tidak masuk akal".[7] Penyutradaraan Edwards juga dipuji,[1][25] termasuk tempo ceritanya,[7] meskipun pengulas untuk Variety merasa bahwa film ini terlalu panjang.[2] Hohl, dalam memainkan peran gandanya, pun dianggap sebagai pemeran terkuat di film ini,[1][2] walaupun ia beberapa kali berlebihan dalam berekspresi.[7] Screen Opinions asal Chicago memiliki opini yang lebih beragam, dengan memberi skor 65% kepada film ini. Meskipun memuji penyutradaraan dan para pemerannya, pengulasnya merasa bahwa film ini "terlalu sedih untuk menjadi populer".[26] It Is the Law dipercaya telah hilang. Kebakaran gudang tahun 1937 menghancurkan sebagian besar film bisu buatan Fox,[27] dan Perpustakaan Kongres tidak menemukan satu pun salinan dari film ini.[28] Karena hanya sedikit karya Edwards yang masih ada, hanya sedikit juga film buatannya yang menarik perhatian dari para penulis modern,[29][30] tetapi sejarawan film Larry Langman menyebut It Is the Law sebagai contoh dari bagaimana film balas dendam pasangan berkembang pada dekade 1920-an untuk "menekankan kekuatan batin dari wanita mereka".[31] Catatan
Referensi
Daftar pustaka
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai It Is the Law.
|