Isi bocoran kawat diplomatik Amerika Serikat (Asia dan Oseania)

Isi bocoran kawat diplomatik Amerika Serikat menjelaskan Asia dan Oseania dan subjek-subjek terkaitnya secara ekstensif. Kebocoran yang dimulai tanggal 28 November 2010 ini terjadi setelah situs WikiLeaks — organisasi media baru nirlaba internasional yang menerbitkan kiriman dokumen-dokumen rahasia dari berbagai sumber berita dan bocoran berita anonim — mulai menerbitkan dokumen rahasia dengan korespondensi yang terperinci — kawat diplomatik — antara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dan perwakilan diplomatiknya di seluruh dunia. WikiLeaks membocorkan dokumen ini setiap hari sejak tanggal pertama rilisnya.

Afghanistan

Ahmad Zia Massoud

Menurut sebuah kawat dari kedutaan Amerika Serikat di Kabul, Wakil Presiden Afghanistan, Ahmad Zia Massoud, diketahui membawa uang tunai senilai $52 juta yang "dibolehkan untuk disimpan tanpa mengungkapkan asal usul dan tujuan uang tersebut." Penemuan ini dilakukan di Uni Emirat Arab oleh otoritas setempat bekerja sama dengan Drug Enforcement Administration.[1]

Ahmed Wali Karzai

Sebuah kawat yang menceritakan pertemuan antara pejabat Amerka Serikat dan Ahmed Wali Karzai pada September 2009 dan Februari 2010 mengandung kalimat peringatan sebagai berikut: "Catatan: Sekalipun kita harus mengakui AWK sebagai kepala Dewan Provinsi, ia dianggap luas sebagai sosok yang korup dan penyelundup narkotika". Mengetahui beberapa pernyataan Karzai dipalsukan, kawat ini menjelaskan bahwa, "Ia tampaknya belum tahu pengetahuan kita tentang aktivitas-aktivitasnya. Kita perlu mengawasi aktivitasnya dari jarak dekat, lalu mengirim pesan transparan berulang-ulang kepadanya."[1]

Hamid Karzai

Hamid Karzai, Presiden Afghanistan, disebut mengalami "paranoid" dalam sebuah kawat.[2]

Dana abadi Jerman

Militer A.S. mengambil lima belas persen dari €50 juta yang diberikan pemerintah Jerman sebagai dana abadi untuk membangun Angkatan Darat Nasional Afghanistan.[3]

Bacha bazi

Karyawan kontraktor pemerintah AS DynCorp mendanai jasa "bocah penari" yang tampaknya merujuk pada Bacha bazi, tindakan yang dianggap sebagai perbudakan seks dan prostitusi anak.[4]

Australia

Bangladesh

Rapid Action Battalion

Britania Raya telah membantu melatih Rapid Action Battalion (RAB), satuan elit anti-kriminal dan anti-terorisme Kepolisian Bangladesh yang disebut Human Rights Watch sebagai "pasukan kematian pemerintah". RAB bertanggung jawab atas lebih dari 100 pembunuhan ekstrayudisial. Pelatihan yang difasilitasi Britania Raya meliputi "teknik wawancara investigatif" dan "aturan pertempuran" dan dilakukan oleh anggota polisi Britania yang masih berdinas di bawah pengawasan National Policing Improvement Agency (NPIA). Akan tetapi, A.S. sudah mengetahui sesi pelatihan ini, namun pemerintahnya terhambag oleh "dugaan pelanggaran hak asasi manusia [oleh RAB], sehingga organisasi ini tidak layak mendapatkan pelatihan atau bantuan [dari Amerika Serikat]".[5]

Pemilihan umum Bangladesh 2008

Para pejabat A.S. ingin agar kedua ketua partai politik terbesar di Bangladesh berpartisipasi dalam pemilihan umum Bangladesh 2008. Kawat yang mengacu pada studi kedutaan A.S. ini mengatakan bahwa mayoritas penduduk Bangladesh menginginkan agar pemungutan suara dilakukan secepatnya dan upaya apapun untuk menggagalkan pemilu tidak akan berakhir baik.[6]

Madrasah

Department for International Development (DFID), Britania Raya, telah bekerja sama dengan pemerintah Bangladesh untuk mengganti kurikulum madrasah sebagai bagian dari strategi kontra-terorismenya di kawasan itu.[7]

Penjaga perdamaian di Afrika

Pejabat A.S. ingin terus mengawasi pasukan penjaga perdamaian Bangladesh karena ada dugaan bahwa Bangladesh mencoba menanamkan pengaruhnya di Afrika melalui tugas penjagaan perdamaian PBB. Dugaan tersebut adalah kepentingan Bangladesh dalam menjaga perdamaian di Afrika lebih condong ke penanaman pengaruh di Afrika ketimbang pelaksanaan tugas untuk PBB.[8]

Kekhawatiran A.S.

Pejabat A.S. tampaknya gelisah dengan meningkatnya jumlah Muslim, termasuk warga Bangladesh di Britania Raya dan sedang mengumpulkan data tentang peningkatan ini.[9]

Dukungan DGFI untuk Harkat-ul-Jihad-al-Islami

Directorate General of Forces Intelligence (DGFI), badan intelijen militer Bangladesh, mendukung Harkat-ul-Jihad-al-Islami — sebuah organisasi teroris/militan fundamentalis Islam — agar membentuk partai politik baru. Menurut kawat yang dikirim oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di Dhaka, DGFI berupaya mengalahkan Partai Demokrasi Islam Bangladesh tepat sebelum pemilu Bangladesh 2008.[10]

Myanmar

Keterlibatan militer Korea Utara

Myanmar kemungkinan sedang membangun situs rudal dan nuklir dengan bantuan Korea Utara. Seorang pejabat Burma mengaku melihat para teknisi Korea Utara membantu pembangunan fasilitas bawah tanah di kaki bukit lebih dari 480 km di barat laut Rangoon.[11][12][13]

Republik Rakyat Tiongkok

India

Indonesia

Kazakhstan

Korupsi

Pada tahun 2009, Duta Besar Richard E. Hoagland mengutip sejumlah orang yang skeptis terhadap kampanye anti-korupsi di Kazakhstan.[14] Ia menyebut seorang analis politik yang "melihat tersangka-tersangka yang bermunculan sebagai tanda peperangan intra-elit ketimbang bukti adanya upaya melawan korupsi" dan seorang "aktivis masyarakat sipil" yang "menggambarkan pejabat-pejabat tersangka sebagai 'penghubung yang lemah dalam rantai [korupsi]' dan percaya bahwa 'penerkam sejati'-nya terus beroperasi dengan bebas."[15] Hoagland berkomentar, "Korupsi sangat endemik di kalangan pejabat pemerintahan Kazakhstan dan seluruh CIS. Dengan pendapatan pajak yang besar, gaji pejabat pemerintah Kazakhstan lebih tinggi daripada negara-negara tetangganya. Misal, gaji Perdana menteri Masimov lebih dari $50.000 per tahun. Akan tetapi para pejabat yang lebih senior menjalani gaya hidup yang membutuhkan pendapatan yang lebih besar. Kadang-kadang mereka menerima uang dari bisnis yang terdaftar atas nama suami/istri atau kerabatnya. Selain itu, mereka mencuri langsung dari anggaran publik. Pejabat-pejabat yang ditangkap melalui kampanye anti-korupsi jumlahnya belum seberapa."[15]

Korea

Reunifikasi Korea

Menurut sejumlah pejabat Cina, Korea Utara bertingkah seperti "anak manja". Cina siap menerima reunifikasi Korea di bawah kepemimpinan Korea Selatan. Mereka memperkirakan sanggup menampung 300.000 pengungsi Korea Utara jika terjadi ketidakstabilan di semenanjung Korea.[16]

Menurut duta besar A.S. untuk Seoul, pejabat A.S. dan Korea Utara telah membicarakan reunifikasi kedua Korea jika Korea Utara suatu saat bubar sendiri..[17]

Kyrgyzstan

Korupsi

Korupsi di Kyrgyzstan dibicarakan dalam pertemuan di sebuah hotel di Bishkek antara duta besar AS Tatiana Gfoeller, pebisnis Britania dan Kanada, dan Adipati York dari Britania Raya.[14] Gfoeller menyatakan, "Meski ada klaim bahwa semuanya tidak pernah berpartisipasi dan tidak pernah menyuap, seorang perwakilan perusahaan berukuran sedang mengaku bahwa 'Ini kadang merupakan godaan yang burul/' Dalam pertemuan makan siang yang begitu jujur di sebuah hotel, semua pebisnis tadi mengatakan bahwa tidak ada pekerjaan yang selesai di Kyrgyzstan jika anak Presiden Bakiyev, Maxim, tidak mendapat 'bagiannya.'"[18] Atas nama Maxim Bakiyev, firma pengacara London Carter-Ruck mengatakan kepada The Guardian bahwa, "Tn. Bakiyev sepenuhnya membantah tuduhan ini."[14]

Pangkalan Udara Manas

Pada bulan Februari 2009, Duta Besar Amerika Serikat untuk Kyrgyzstan berbicara dengan duta besar Cina, Zhang Yannian, setelah diberitahu bahwa Cina menawarkan $3 miliar kepada Kyrgyzstan sebagai imbalan atas penutupan Pangkalan Udara Manas, pangkalan militer penting A.S. di Bishkek yang menangani penerbangan ke dan dari Afghanistan. Ia mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut, "Zhang tampak gugup dan kehilangan kemampuan berbahasa Rusianya dan mulai melantur dalam bahasa Cina". Zhang menanggapinya dengan mengirimkan proposal ke A.S. tentang negosiasi pembukaan pangkalan tersebut dengan pemerintah Kyrgyzstan. Ajudannya langsung menimpali: "Atau Anda beri saja mereka $5 miliar dan bawa kami dan pihak Rusia keluar [dari masalah ini]".

Malaysia

Najib Tun Razak

According to revelations from Singapore diplomats about Malaysia's political scene, Najib Tun Razak, Perdana Menteri Malaysia diyakini seadng dalam posisi sulit setelah menghadapi tuduhan keterlibatannya dalam pembunuhan perempuan Mongolia Altantuya Shaaribuu.[19][20]

Pejabat AS telah menyatakan keberatanya terkait kemunculan Najib sebagai suara pembaruan sambil mengutip insiden kepala sapi di Shah Alam, pemakaian kata "Allah" di injil berbahasa Melayu dan hukuman cambuk Kartika.[21]

Mesin jet F-5 yang hilang

Informasi Wikileaks yang baru menunjukkan bahwa Amerika Serikat kecewa karena Malaysia tidak memberitahu mereka tentang mesin-mesin F-5 yang hilang dari inventaris mereka. Muncul kekhawatiran di AS bahwa mesin-mesin jet ini dijual ke Iran dan melanggar embargo senjata. Peristiwa ini terjadi ketika Najib Tun Razak masih menjadi Menteri Pertahanan Malaysia.[22][23]

Penyelundupan manusia

Pejabat pemerintah AS khawatir jika pejabat imigrasi Malaysia di perbatasan Malaysia-Thailand terlibat dalam penyelundupan warga negara Myanmar.[24]

Pidato rasis

Hishammuddin Hussein, Menteri Dalam Negeri Malaysia mengatakan kepada pejabat kedutaan AS pada tahun 2007 bahwa partai komponen Barisan Nasional, Malaysian Chinese Association, disalahkan karena terlalu lamban menangani reaksi warga non-Melayu terhadap pidato rasis di majelis umum UMNO yang lalu.[25]

Pengadilan sodomi Anwar

Diplomat AS memperingatkan par apetinggi UMNO pada tahun 2008 bahwa serangan yang terus dilancarkan terhadap Pakatan Rakyat, terutama seputar tuduhan sodomi kepada Anwar Ibrahim, akan membawa masalah bagi kelangsungan Barisan Nasional dan mengatakan ini bukan konspirasi politik.[26]

Perusahaan Malaysia dan Iran

Pejabat-pejabat AS diberitahu bahwa sejumlah petinggi perusahaan Malaysia pergi ke Iran sambil membawa kopor uang untuk membeli konsesi minyak dan gas dari pemerintah Iran. Perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan minyak nasional Petronas dan SK Ventures yang dipimpin oleh miliarder Malaysia Syed Mokhtar Al-Buhkary.[1] Diarsipkan 2011-08-23 di Wayback Machine.

Nepal

Cina dan pengungsi Tibet

Cina membayar Kepolisian Nepal untuk menangkap warga Tibet yang mengungsi ke India.[27]

Selandia Baru

Pakistan

Sri Lanka

Tajikistan

Kepentingan Amerika Serikat

Menurut kawat diplomatik, kepentingan A.S. di Tajikistan meliputi: "kestabilan perbatasan utara Afghanistan, bantuan untuk operasi militer di Afghanistan, dan Tajikistan menjadi kekuatan penyeimbang dan kontributor bagi pengembangan ekonomi di kawasan ini." Selain itu, "Tajikistan memberikan hak terbang tak terbatas dan segera menyepakati jalur transit darat NDN (Northern Distribution Network)" dan "mereka tertarik agar A.S. mendirikan pangkalan udara di Tajikistan. Mereka memandang keterlibatan A.S. di kawasan ini sebagai benteng terhadap ketidakstabilan Afghanistan dan sumber dana yang bisa mereka harapkan."[28]

Pembangunan masa depan

Menurut kawat diplomatik, "Tajikistan harus menyelesaikan masalah politik dan ekonomi yang menghambat pembangunannya sendiri: kemiskinan, hubungan buruk dengan Uzbekistan, korupsi yang meluas, struktur dan perencanaan ekonomi era Soviet, sistem politik yang tidak demokratis, keamanan pangan kronis, dan ketergantungan buruh migran di Rusia.".[28]

Thailand

Viktor Bout

Di Thailand, beberapa kolega tertuduh pedagang senjata Viktor Bout dari Rusia mencoba memblokir ekstradisinya dari Thailand ke Amerika Serikat dengan menyuap seorang saksi kunci dalam kasus ini. Diplomat A.S. diperingatkan melalui kawat diplomatik rahasia.[29] Abhisit Vejjajiva, Perdana Menteri Thailand, menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan mematuhi permintaan Washington untuk mengekstradisi Bout.[29]

Vajiralongkorn

Para pejabat di Kementerian Luar Negeri Singapura menyebut Pangeran Pewaris Vajiralongkorn "sangat labil" dan menegaskan bahwa pinjaman judinya sudah dibayar oleh mantan Perdana Menteri Thailand yang sekarang terasingkan, Thaksin Shinawatra.[30]

Turkmenistan

Korupsi dan nepotisme

Sebuah kawat tertanggal Desember 2007 menyatakan: "Korupsi dan nepotisme masih menjadi masalah di Turkmenistan, dan firma-firma Turki dan Bouygues sudah berhasil di industri konstruksi yang bernilai tinggi ini karena mereka menguasai lingkungan bisnis di sana."[31]

Menurut kawat tahun 2008, rumor hadiah dari perusahaan Rusia Itera untuk Presiden Gurbanguly Berdimuhamedow berupa kapal pesiar senilai €60 juta 'merupakan tanda bahwa niat perusahaan untuk memenangkan bisnis ini tidak boleh diremehkan'.[32]

Uzbekistan

Korupsi, HAM, dan kejahatan terorganisasi

Uzbekistan digambarkan sebagai dunia yang penuh "korupsi akut", kejahatan terorganisasi, kerja paksa di ladang kapas, dan penyiksaan.[33]

Setelah Hillary Clinton memberikan penghargaan Women of Courage kepada aktivis HAM Uzbek yang baru dibebaskan dari penjara, Mutabar Tadjibayeva, di Washington, D.C., Presiden Uzbekistan Islam Karimov kecewa. Ia "mengancam secara implisit akan menghentikan transit kargo bagi pasukan A.S. di Afghanistan melalui Northern Distribution Network". Richard Norland, Duta Besar Amerika Serikat untuk Uzbekistan, mengaku telah menenangkan Karimov, tetapi memperingatkan Washington bahwa, "menekan Karimov (khususnya secara terbuka) akan membuat kita kehilangan jalur transit tersebut."[33]

Gulnara Karimova, putri pertama presiden Uzbekistan, kabarnya memiliki beragam bisnis di Uzbekistan yang dihasilkan dari akuisisi curang dan diyakini sebagai "sosok yang paling dibenci di negara ini".[34][35] Lola Karimova-Tillyaeva, putri termuda presiden Uzbekistan, kabarnya sering mengunjungi klub malam Barkhan menjelang dini hari, dan kawat diplomatik yang bocor ini menyebutkan: "Kepemilikan Barkhan begitu rapi dan klub ini merupakan satu-satunya tempat yang menjual alkohol keras buatan luar negeri, suatu tindakan yang melanggar hukum Uzbekistan."[36]

Sebuah kawat diplomatik menyatakan, "[t]ender dan jabatan pemerintahan mudah didapatkan dengan membayar sejumlah uang kepada orang yang tepat"[37]

Referensi

  1. ^ a b (perlu mendaftar) Shane, Scott; Lehren, Andrew W. (28 November 2010). "Cables Shine Light Into Secret Diplomatic Channels". The New York Times. Diakses tanggal 28 November 2010. 
  2. ^ Connolly, Kevin; Fisher, Jonah; Kennedy, Duncan; Donnison, Jon; Head, Jonathan; Wood, Paul; Evans, Stephen (29 November 2010). "Wikileaks: US Allies Unruffled by Embassy Cable Leaks". BBC News. Diakses tanggal 3 December 2010. 
  3. ^ Traynor, Ian (2 December 2010). "Germany Accuses US over 'Missing' Afghan Funds, WikiLeaks Cables Show". The Guardian. Diakses tanggal 3 December 2010. 
  4. ^ Boone, Jon (2 December 2010). "Foreign Contractors Hired Afghan "Dancing Boys," WikiLeaks Cable Reveals — Episode Fuelled Afghan Demands That Private Security Firms Be Brought Much More under Government Control". The Guardian. Diakses tanggal 21 December 2010. 
  5. ^ Fariha Karim and Ian Cobain (22 December 2010). "WikiLeaks cables: Bangladeshi 'death squad' trained by UK government". The Guardian. Diakses tanggal 22 December 2010. 
  6. ^ Staff writer (18 December 2010). "US Wanted Both Leaders in Polls". bdnews24. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-22. Diakses tanggal 20 December 2010. 
  7. ^ Fariha Karim (21 December 2010). "WikiLeaks cables: UK hopes to influence Islamic education in Bangladesh". The Guardian. Diakses tanggal 21 December 2010. 
  8. ^ Staff writer (17 December 2010). "Watch Bangladesh's UN Troops: US". bdnews24. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-22. Diakses tanggal 20 December 2010. 
  9. ^ Staff writer (17 December 2010). "Muslims in UK 'Worry for US'". bdnews24. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-22. Diakses tanggal 20 December 2010. 
  10. ^ Staff writer (17 December 2010). "DGFI Wanted Extremists in Mainstream Politics". bdnews24. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-21. Diakses tanggal 20 December 2010. 
  11. ^ Staff writer (9 December 2010). "Wikileaks: North Korea 'Helps Burma with Nuclear Sites'". BBC News. Retrieved 11 December 2010.
  12. ^ Staff writer (10 December 2010). "Myanmar 'Building Nuclear Sites' — Leaked US Diplomatic Cables Say Suspicious Construction Took Place in Remote Jungles, Aided by North Korean Workers". Al Jazeera. Retrieved 11 December 2010.
  13. ^ MacAskill, Ewen (9 December 2010). "WikiLeaks Cables Suggest Burma Is Building Secret Nuclear Sites — Fears of Bomb Plan as Witnesses Tell US Embassy that North Koreans Are Involved with Underground Facility in Jungle". The Guardian. Retrieved 11 December 2010.
  14. ^ a b c Leigh, David (29 November 2010). "WikiLeaks cables: 'Rude' Prince Andrew shocks US ambassador". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-31. Diakses tanggal 1 January 2011. 
  15. ^ a b Hoagland, Richard (22 April 2009). %5b%5bIsi bocoran kawat diplomatik Amerika Serikat|kawat WikiLeaks%5d%5d:09ASTANA677 "Government's anti-corruption campaign — sweeping effort or selective targeting?" Periksa nilai |url= (bantuan). WikiLeaks. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-01-01. Diakses tanggal 1 January 2011. 
  16. ^ Tisdall, Simon (29 November 2010). "Wikileaks Cables Reveal China 'Ready To Abandon North Korea' — Leaked Dispatches Show Beijing Is Frustrated with Military Actions of 'Spoiled Child' and Increasingly Favours Reunified Korea". The Guardian. Diakses tanggal 11 December 2010. 
  17. ^ (perlu mendaftar) Cables Obtained by WikiLeaks Shine Light Into Secret Diplomatic Channels. The New York Times.
  18. ^ Gfoeller, Tatiana (29 October 2008). "Candid discussion with Prince Andrew on the Kyrgyz economy and the "Great Game"". WikiLeaks. kawat WikiLeaks:08BISHKEK1095. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-01-01. Diakses tanggal 1 January 2011. 
  19. ^ Zahiid, Syed Jaymal (14 December 2010). "WikiLeaks Can Be Double-Edge Sword for Najib". Free Malaysia Today. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-01. Diakses tanggal 24 December 2010. 
  20. ^ "The verbatim cables". Asia Sentinel. 20 January 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-18. Diakses tanggal 20 January 2011. 
  21. ^ Letters from readers (2011-06-22). "US cable: Debate remains on Najib's real aims". Free Malaysia Today. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-25. Diakses tanggal 2011-09-19. 
  22. ^ Wikileaks reveals Malaysian air force over up of F-5 jet engines which turned up in Uruguay http://en.mercopress.com/2011/04/19/wikileaks-reveals-malaysian-air-force-over-up-of-f-5-jet-engines-which-turned-up-in-uruguay
  23. ^ WikiLeaks: WikiLeaks: Malaysia didn’t inform US of missing jet engines http://buzzleak.com/wikileaks-wikileaks-malaysia-didn%E2%80%99t-inform-us-of-missing-jet-engines/
  24. ^ "Wikileaks: Immigration dept linked to human trafficking". Malaysiakini. Diakses tanggal 2011-09-19. 
  25. ^ Teoh, Shannon (2011-08-31). "Cable: Hisham blamed MCA for not containing Umno fallout". The Malaysian Insider. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-15. Diakses tanggal 2011-09-19. 
  26. ^ Letters from readers (2011-07-22). "'Umno clueless about its folly'". Free Malaysia Today. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-22. Diakses tanggal 2011-09-19. 
  27. ^ "China paying Nepal to nab Tibetan refugees: WikiLeaks". The Times of India. 19 December 2010. Diakses tanggal 25 December 2010. 
  28. ^ a b Quast, Necia (16 February 2010). "Corrected Copy — Tajikistan Scenesetter for Visit of SRAP Holbrooke". WikiLeaks. kawat WikiLeaks:10DUSHANBE173. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-01-01. Diakses tanggal 16 February 2010. 
  29. ^ a b Staff writer (2 December 2010). "US Cables Reveal Bribe Fears in Thai Bout Arms Case". Bangkok Post. Diakses tanggal 11 December 2010. 
  30. ^ Dorling, Philip; McKenzie, Nick (12 December 2010). "Top Singapore Officials Trash the Neighbours". The Sydney Morning Herald. Retrieved 13 December 2010.
  31. ^ "Turkmenistan Corruption: What Happens In Ashgabat, Stays In Ashgabat". WikiLeaks. 14 December 2007. kawat WikiLeaks:07ASHGABAT1348. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-01-02. Diakses tanggal 1 January 2011. 
  32. ^ "US embassy cables: President of Turkmenistan wanted 'Abramovich-style' yacht". The Guardian. Diakses tanggal 1 January 2011. 
  33. ^ a b Leigh, David (12 December 2010). "WikiLeaks Cables: US Keeps Uzbekistan President Onside To Protect Supply Line — Leaked Dispatches Reveal Need To Maintain Supply Route in State Riddled with Organised Crime, Forced Labour and Torture". The Guardian. Retrieved 18 December 2010.
  34. ^ Purnell, Jon R. (28 January 2005). "[[Isi bocoran kawat diplomatik Amerika Serikat|kawat WikiLeaks]]". WikiLeaks. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-01-01. Diakses tanggal 18 December 2010.  Konflik URL–wikilink (bantuan)
  35. ^ Purnell, Jon R. (13 September 2005). "[[Isi bocoran kawat diplomatik Amerika Serikat|kawat WikiLeaks]]". WikiLeaks. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-01-01. Diakses tanggal 18 December 2010.  Konflik URL–wikilink (bantuan)
  36. ^ Purnell, Jon R. (26 November 2004). "First daughter Lola (Karimova) cuts lose [[[sic]]]". WikiLeaks. kawat WikiLeaks:04TASHKENT318. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-01-01. Diakses tanggal 18 December 2010.  Konflik URL–wikilink (bantuan)
  37. ^ Copy of diplomatic cable dated 5 May 2006 (12 December 2010). "US Embassy Cables: Mafia Boss Fixes Uzbekistan Tenders, Embassy Told". The Guardian. Retrieved 18 December 2010.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya