IntifadahIntifadah (dari bahasa Arab: انتفاضة, translit. intifāḍah, har. ''melepaskan diri''[1]) adalah sebuah istilah Islam yang berarti perlawanan. Dalam konflik Israel-Palestina, Intifadah mencakup seluruh gerakan perlawanan untuk merebut kembali tanah Palestina pra-Israel, aksi ini didorong oleh rasa tertindas dan kehilangan yang dirasakan oleh para penduduk Palestina sejak peristiwa pengusiran paksa atau Nakba oleh tentara Israel setelah Perang 6 Hari. Intifadah Palestina pertama dimulai pada 1987 dan berakhir pada 1993 dengan ditandatanganinya Persetujuan Oslo dan pembentukan Otoritas Nasional Palestina. Intifadah PertamaPeriode Intifadah pertama dimulai pada tanggal 9 Desember 1987[2][3] dan berakhir dengan Persetujuan Oslo (bahasa Inggris: Oslo Accords) pada tahun 1993. Intifadah ini berlangsung selama enam tahun. Kerusuhan Palestina yang berujung pada pecahnya intifadah pertama dimulai dengan pemukiman Israel di wilayah Palestina, memaksa warga Palestina untuk meninggalkan tanah mereka. Alasan lain pemberontakan Palestina ialah memburuknya ekonomi dan terbatasnya lapangan pekerjaan.[1][4] Intifadah Kedua (Intifadah Al-Aqsa)Intifadah Al-Aqsa (juga disebut Intifadah Palestina kedua) adalah konflik berdarah Israel-Palestina yang dimulai pada 30 September 2000 ketika Perdana Menteri Israel Ariel Sharon dan rombongan sekitar 1.000 pihak bersenjata memasuki lingkungan Masjid Al-Aqsa. Intifadah ini berakhir pada 8 Februari 2005 setelah kedua pihak setuju berdamai. Intifadah Ketiga (Intifadah Hamas - Israel)Intifadah ketiga (juga disebut Operasi Badai al-Aqsa, Operasi Banjir Al-Aqsa) adalah konflik berdarah Israel-Palestina yang dimulai pada 7 Oktober 2023 Hamas melancarkan invasi dan serangan besar-besaran terhadap Israel dari Jalur Gaza, menerobos tembok pembatas Gaza-Israel dan memaksa masuk melalui penyeberangan perbatasan Gaza, ke pemukiman terdekat dan instalasi militer Israel. Hingga 11 Oktober 2023, Intifadah ini masih berlanjut. Referensi
|