Inskripsi Nazaret

Inskripsi Nazaret (bahasa Inggris: Nazareth Inscription atau Nazareth decree) adalah sebuah lempengan marmer bertulisan bahasa Yunani memuat suatu perintah (edict) dari Kaisar Romawi yang tidak disebut namanya, memerintahkan hukuman badan bagi siapapun yang kedapatan mengganggu makam atau kuburan.[1] Berdasarkan epigrafi diperkirakan berasal dari pertengahan awal abad pertama Masehi. Asal usulnya tidak diketahui pasti, tetapi seorang kolektor Prancis mendapatkan batu lempengan itu dari kota Nazaret. Sekarang disimpan sebagai koleksi pada Museum Louvre di Paris, Prancis.[2]

Meskipun dalam teks tidak terdapat rujukan mengenai Yesus Kristus dari Nazaret ataupun Kekristenan, prasasti ini menarik perhatian para sarjana karena dijadikan bukti Yesus dalam sejarah dan kebangkitan-Nya dari kematian (sebagaimana dicatat dalam Matius 28:12–13). Juga dapat dibaca dalam konteks hukum Romawi yang lebih luas, mengenai penggalian mayat dan penguburan kembali, yang juga disinggung oleh Plinius.[3]

Pemerian

Lempengan marmer itu berukuran 24 x 15 inci (61 x 38 cm), dengan tulisan bahasa Yunani Koine muncul dalam 14 baris. Diperoleh pada tahun 1878 oleh Wilhelm Fröhner (1834–1925), dan dikirim dari Nazaret ke Paris. Fröhner memasukkan benda ini ke dalam daftar manuskrip koleksinya dengan catatan "Dalle de marbre envoyé de Nazareth en 1878." Meskipun diindikasikan bahwa marmer ini dikirim dari Nazaret, catatan itu tidak menyatakan penemuannya di sana. Nazaret merupakan pasar barang antik terkemuka pada tahun 1870-an, seperti juga Yerusalem,[4] dan mungkin "tidak lebih dari … sebuah pusat pengiriman barang" untuk benda ini.[5] Sejak tahun 1925 telah berada di Bibliothèque nationale de France, Paris, dipajang di dalam Cabinet des Médailles.

Inskripsinya, dengan sebuah facsimile, dipublikasikan pada tahun 1930 oleh Franz Cumont,[6] yang diberitahu mengenai keberadaan benda ini oleh Rostovtseff.[7]

Teks

Inskripsi ini disusun dalam "bahasa Yunani yang agak buruk".[8] Clyde E. Billington menerjemahkan ke dalam bahasa Inggris:[9][10]

EDICT OF CAESAR
It is my decision [concerning] graves and tombs—whoever has made them for the religious observances of parents, or children, or household members—that these remain undisturbed forever. But if anyone legally charges that another person has destroyed, or has in any manner extracted those who have been buried, or has moved with wicked intent those who have been buried to other places, committing a crime against them, or has moved sepulcher-sealing stones, against such a person, I order that a judicial tribunal be created, just as [is done] concerning the gods in human religious observances, even more so will it be obligatory to treat with honor those who have been entombed. You are absolutely not to allow anyone to move [those who have been entombed]. But if [someone does], I wish that [violator] to suffer capital punishment under the title of tomb-breaker.

Latar belakang hukum dan budaya

Violatio sepulchri ("pengrusakan makam") adalah perbuatan kriminal menurut hukum Romawi, sebagaimana dicatat oleh Cicero (mati 43 SM). Inskripsi Nazaret menetapkan hukuman mati untuk pelanggaran ini.[11] Sebuah makam di mana telah dilaksanakan ritus penguburan sepatutnya menjadi suatu locus religiosus, merupakan kepunyaan ilahi bukannya jagat manusia.[12] Batu nisan Kekaisaran Romawi sering ditulisi suatu kutukan (defixio) terhadap barangsiapa yang merusak makam itu .[13]

Penafsiran

Peta Dekapolis, diyakini tempat asal Inskripsi Nazaret

Para ilmuwan menganalisis bahasa dan corak inskripsi Nazaret, berupaya untuk menentukan tarikh yang tepat, mengamati koherensi dan keotentikannya, serta mendiskusikan dalam konteks perampokan makam pada era klasik. Dilihat sebagai suatu barang bukti signifikan bagi sejarawan Perjanjian Baru dan bagi orang Kristen secara umum.[14]

Jika inskripsi ini asalnya dibuat di Galilea, maka dapat diperkirakan tarikhnya tidak lebih muda dari tahun 44, tahun di mana pemerintahan Romawi diterapkan di sana.[15] Lokasi ini dapat digunakan untuk mengkaitkan perintah ini sebagai respon orang Romawi terhadap cerita-cerita orang Kristen mengenai "kubur kosong" Yesus Kristus, yang oleh para orang bukan Kristen dirasionalisasi sebagai tindakan,pencurian mayat-Nya oleh para murid, yang kemudian mengarang kisah kebangkitan.[15]

Sejarawan Yunani-Romawi modern terkemuka, Gaetano De Sanctis,[16] melihat Inskripsi ini sebagai reaksi jelas Kekaisaran Romawi terhadap kubur kosong Yesus,[17] dan secara khusus sebagai suatu ketetapan (edict) dari Claudius, yang memerintah tahun 41-54 M.[18] Michael Green juga mengutip inskripsi ini sebagai suatu sumber sekuler awal untuk catatan kubur kosong.[19]

Clyde Billington memberi tarikh tahun 41, dan menafsirkannya sebagai bukti adanya pemberitaan orang Kristen mengenai Kebangkitan Yesus dalam satu dekade setelah penyaliban-Nya.[20] Marta Sordi, Guarducci, Blaiklock, dan L.Herrmann, secara independen, menyatakan Inskripsi Nazaret adalah bukti pasti kubur kosong Yesus.[21]

Tempat asal batu itu tidak diketahui, sehingga tidak bisa dinyatakan argumen jelas. Zulueta memberi tarikh inskripsi ini, berdasarkan gaya hurufnya, antara 50 SM dan 50 M, tetapi paling mungkin pada pergantian abad.[22] Karena dalam teks digunakan bentuk jamak "dewa-dewa", Zulueta menyimpulkan batu itu tampaknya berasal dari distrik Ekapolis yang berbudaya Hellenis. Seperti Zulueta, J. Spencer Kennard, Jr. mengamati bahwa rujukan kepada "Kaisar" mengindikasikan bahwa "inskripsi ini seharusnya diturunkan pada suatu tempat di Samaria atau Dekapolis; Galilea diperintah oleh seorang pangeran-klien sampai pemerintahan Claudius".[23] Sejak publikasi perdana pada tahun 1930 oleh Franz Cumont, tidak ada bukti terpublikasi yang menyanggah keotentikannya.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ John G. Gager, "Curse Tablets and Binding Spells from the Ancient World" (Oxford University Press, 1992), p. 179.
  2. ^ E. Mary Smallwood, The Jews under Roman Rule from Pompey to Diocletian: A Study in Political Relations (Brill, 1976), p. 213; Alan Millard, Reading and Writing in the Time of Jesus (Sheffield Academic Press, 2001), p. 110.
  3. ^ Pliny, Epistles 10.68f.; C. Robert Phillips, "Approaching Roman Religion: The Case for Wissenschaftsgeschichte," in "A Companion to Roman Religion (Blackwell, 2007), p. 14.
  4. ^ Bruce Manning Metzger, "The Nazareth inscription once again", in New Testament Studies: Philological, Versional, and Patristic 5 [Leiden: Brill] 1980:76ff).
  5. ^ J. Spencer Kennard, Jr., "The Burial of Jesus", Journal of Biblical Literature 74.4 [December 1955:227-238], mengamati kaitan koinsidental dengan penguburan Yesus yang dibuat oleh Baldensperger, Cumont and Momigliano.
  6. ^ Franz Cumont, "Un réscrit impérial sur la violation de sépulture" in Revue Historique 163 1930:341-66.
  7. ^ Bruce Manning Metzger, New Testament Studies: Philological, Versional, and Patristic "5: The Nazareth inscription once again" (Leiden: Brill) 1980:77ff. Metzger gives a summary of discussion among New Testament scholars and ancient historians alike.
  8. ^ Walter E. Elwell and Philip W. Comfort, Tyndale Bible Dictionary (Tyndale, 2001), p. 939.
  9. ^ Clyde E. Billington, "The Nazareth Inscription: Proof of the Resurrection of Christ?" in Artifax, Spring 2005
  10. ^ SEG 8:13
  11. ^ Donald G. Kyle, Spectacles of Death in Ancient Rome (Routledge, 1998), pp. 143–144, citing Cicero, De Legibus 3 and Digest 47.12.
  12. ^ Gaius, Inst. II.3, 6, 9; Clust. 3.44.2; Kyle, Spectacles of Death, p. 144, with additional citations of modern scholarship.
  13. ^ Kyle, Spectacles of Death, p. 144.
  14. ^ Ini merupakan topik-topik yang diteliti dalam Metzger 1980, dengan rujukan pada sejarah pustaka luas mengenai Inskripsi Nazaret.
  15. ^ a b Smallwood, The Jews under Roman Rule, p. 213.
  16. ^ Bruce Gibson, Thomas Harrison; Polybius and His World, 2013,p.26;(Oxford U. Press),
  17. ^ Bruce Metzger,″New Testament Tools and Studies Vol. 10,1980:89 (Brill)
  18. ^ Henry J.Cadbury,″The Book of Acts in History″ 1955:p.117(Harper).
  19. ^ Green, Man Alive, 1968:36: "Ini merupakan ketetapan (edict) kekaisaran, dari pemerintahan Tiberius (14-37 M) atau Claudius (41-54 M). Dan bersifat invektif, ditunjang dengan sanksi berat, menghadapi siapapun yang mengganggu dengan makam dan pekuburan! Sangat terlihat seakan-akan kabar kubur kosong telah mencapai Roma dalam bentuk rancu. (Pontius Pilatus tentunya harus melapor: dan ia jelas menyatakan bahwa kubur itu telah diusik). Edict ini, tampaknya, adalah reaksi dari kekaisaran."
  20. ^ Clyde E. Billington, "The Nazareth Inscription: Proof of the Resurrection of Christ?" (2005).[kutipan diperlukan]
  21. ^ Bruce Metzger, 1980,"New Testament Tools and Studies Vol. 10, p.89, Brill
  22. ^ F. de Zulueta, "Violation of Sepulture in Palestine at the Beginning of the Christian Era," Journal of Roman Studies 22 (1932), pp. 184-97
  23. ^ Kennard 1955:232.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya