Ines Irene Caterina AtmosukartoDr. Ines Irene Caterina Atmosukarto, Ph.D (lahir 8 Oktober 1972) adalah seorang biolog di bidang mikrobiologi endofit. Dia terkenal karena meneliti tentang jamur endofit sebagai penyembuh kanker. Saat ini, dia merupakan seorang Pejabat Eksekutif Tertinggi (CEO) dan Pejabat Saintifik tertinggi (CSO) di Lipotek. Dia beberapa kali mendapatkan penghargaan internasional, seperti UNESCO-L’Oréal For Women in Science International Fellowships , Australian Alumni Award for Research and Innovation dan Anugerah IPTEK Peneliti Wanita. Riwayat HidupKehidupan pribadi dan pendidikanInes lahir di Piatra Neamt, Rumania pada tanggal 8 Oktober 1972 [1] merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari Ir. Atmosukarto yang merupakan insinyur perminyakan yang menjalankan studi di Rumania saat pemberian beasiswa ke Eropa Timur oleh Soekarno. Ibunya merupakan orang Rumania. Keinginannya menjadi peneliti didukung oleh pamannya yang merupakan peneliti di bidang fisika dan Ibunya yang mengajarkannya bahwa "Ilmu adalah satu-satunya kekayaan pribadi yang tidak bisa dirampas siapa pun". Dia tinggal di Aljazair dari umur 6 bulan sampai umur 15 tahun dan pulang ke Jakarta saat kelas II Sekolah Menengah Pertama. Ketika pulang ke Indonesia, Ines menyesuaikan diri belajar bahasa Indonesia di Centre Culturel Francais selama tiga bulan. Setelah lulus dari SMP, Ines melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri 78 Jakarta [2][3] Setelah lulus SMA, dia sempat mengikuti masa orientasi di Universitas Indonesia sebelum mendapatkan beasiswa STAID (Science and Technology for Industrial Development) yang merupakan program beasiswa dari B.J. Habibie yang saat itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi yang diberikan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.[4][5] Dia memilih Universitas Adelaide untuk melanjutkan studinya pada tahun 1992 dan lulus meraih Bachelor of Science dengan gelar First Class Honour di Biokimia pada tahun 1995 dan mendapatkan penghargaan Brian and Heather Foster karena meraih peringkat tertinggi.[5][6] Dia melanjutkan studi pascadoktoral langsung ke gelar doktoral dengan beasiswa OPRS (Overseas Postgraduate Research Scholarship) dan University of Adelaide scholarship for postgraduate studies.[5] Dia lulus dengan gelar PhD untuk jurusan Biokimia dan Biologi Molekuler pada tahun 2001.[7] Selama menjalani studi pasca doktoral, Ines menikah dengan Ario Tejo Christoforus dan hamil anaknya yang bernama Adeline Danielle Tinessia yang lahir pada tanggal 30 September 1998.[8] KarierInes pulang ke Indonesia dan membuka laboratorium riset di Pusat Riset Biokteknologi yang berlokasi di Cibinong pada tahun 2001.[9][10] Selama menjadi peneliti, Ines sempat menjadi Pejabat Saintifik tertinggi di PT Indo Pertiwi.[11][12] Selama tiga tahun bekerja sebagai peneliti di Indonesia, Ines meneliti tentang protein M2 untuk virus flu burung yang berpotensi menjadi vaksin Virus influenza A subtipe H5N1 dari tahun 2003 sampai tahun 2006 , tetapi terhenti karena kurangnya prasarana.[13] Pada tahun 2007, Ines berangkat ke Australia untuk bekerja sebagai CEO/CSO di Lipotek pada tahun 2007 yang berlokasi di kota Canberra.[14][15] PenghargaanPada tahun 2004, Ines mendapatkan beasiswa senilai 20.000 dolar dalam acara L'Oréal-UNESCO For Women in Science Awards dan melanjutkan penelitian bersama Gary Strobel di Universitas Negeri Montana.[16][17] Dia mendapatkan penghargaan Australian Alumni Award for Research and Innovation dari Kedutaan Besar Australia di Indonesia pada tahun 2009.[18] Penghargaan terakhirnya, yaitu penghargaan Anugerah Iptek pada tahun 2012 untuk Kategori "Perempuan Peneliti". Penghargaan ini diberikan oleh Gusti Muhammad Hatta yang menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi yang saat itu sedang bersama Soesilo Bambang Yudhoyono saat menjadi Presiden.[19] Daftar pustaka
|