Menuntut MPRS/Pimpinan MPRS untuk segera memecat Soekarno secara tidak hormat sebagai Mandataris/Presiden.
Menuntut kepada pihak yang berwewenang untuk memeriksa dan mengadili Soekarno, dan
Supaya DPR-GR menyatakan tidak percaya terhadap kepemimpinan Soekarno.
Minggu, 29 Januari — Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Bagian Umum diresmikan. Peresmian Akabri Bagian Umum tersebut merupakan permulaan tahun akademi dan sekaligus merupakan integrasi tahap pertama di antara akademi-akademi ABRI yang sebelumnya berdiri sendiri-sendiri.
Februari
Kamis, 9 Februari — DPR-GR menyepakati butir-butir tuntutan dari Kesatuan Aksi dan dalam Rapat Pleno tersebut mengusulkan agar Pimpinan MPRS segera menyelenggarakan Sidang Istimewa MPRS untuk memberhentikan Presiden Soekarno dari jabatan Presiden/Mandataris MPRS dan memilih seorang Pejabat Presiden, serta memerintahkan badan kehakiman yang berwewenang untuk mengadakan pengusutan, pemeriksaan, dan penuntutan secara hukum.
Selasa, 8 Agustus — ASEAN didirikan oleh lima menteri luar negeri. Indonesia melalui perwakilannya Adam Malik merupakan salah satu dari negara yang mendirikannya.
Minggu, 1 Oktober – Indonesia membekukan hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Cina. Alasan pembekuan diplomatik ini antara lain adalah bahwa Republik Rakyat Cina terbukti telah memberikan bantuan kepada G-30-S/PKI, baik dalam persiapan, pelaksanaannya maupun pada masa-masa sesudahnya. Diantara alasan lain yang dikemukakan pemerintah bahwa tindakan-tindakan orang Cina terhadap gedung dan harta milik staf Kedutaan Besar Republik Indonesia di Peking yang tidak dapat ditolerir oleh Indonesia, sebab staf kedutaan mempunyai hak imunitas dan hak ekstra-teritorial. Meskipun pembekuan hubungan ini mulai berlangsung pada 1 Oktober 1967, tetapi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Peking baru akan ditutup secara resmi pada tanggal 30 Oktober 1967. Untuk mewakili kepentingannya di Cina, pemerintah menunjuk Kedutaan Kamboja di RRC.[3]