Ikatan Pemuda Karya

Ikatan Pemuda Karya
Logo IPK
Tanggal pendirian28 Agustus 1969; 55 tahun lalu (1969-08-28)
PendiriSahara Oloan Panggabean
Lokasi
Jumlah anggota (2024)
3.000
Ketua Umum
Budi Panggabean
AfiliasiPartai Golkar

Ikatan Pemuda Karya (disingkat IPK) adalah sebuah organisasi paramiliter Indonesia yang didirikan oleh Olo Panggabean pada 28 Agustus 1969 di Medan, Sumatera Utara. Diperhitungkan setelah keluar dari organisasi Pemuda Pancasila, saat itu di bawah naungan Effendi Nasution alias Pendi Keling, salah seorang tokoh Eksponen '66'. Tanggal 28 Agustus 1969, Olo Panggabean bersama sahabat dekatnya, Syamsul Samah mendirikan IPK.[1] Organisasi ini dibentuk dari gangster politik semi-resmi (preman) yang mendukung pemerintahan Orde Baru Soeharto. Nama ini mengacu pada Pancasila, "lima prinsip" resmi negara Indonesia. Dan saat ini IPK dipimpin oleh keponakannya Budi Panggabean.[2][3] Sejarah berdirinya Ikatan Pemuda Karya disingkat (IPK), berdiri pada 28 Agustus 1969 di Medan - Sumatera Utara, dahulunya organisasi ini berdiri sesuai dengan pendirian Sentral Organisasi Buruh Pancasila (SOB Pancasila) pada tanggal 19 Juni 1954 di Jakarta dan organisasi ini berindukkan ke Koordinasi Ikatan-Ikatan Pancasila (Kodi Pancasila) yang berkedudukan di Jakarta dan organisasi ini juga salah satu pendukung dari Penegak Amanat Rakyat Indonesia (GAKARI).[4]

Sejarah

Organisasi masyarakat dan memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan masyarakat adil dan makmur di Indonesia. Makna Warna Biru dalam Lambang Warna biru merupakan ciri khas warna dari Organisasi Masyarakat ORMAS Ikatan Pemuda Karya yang memiliki makna bagikan langit dan lautan yang luas. Biru menjelaskan IPK harus bisa merangkul seluruh elemen masyarakat untuk ikut terlibat dalam pembangunan masyarakat di Indonesia tanpa batasan apapun. Makna Warna Kuning dalam Lambang Kuning menjelaskan bagaimana pengaruh besar Partai Golongan Karya GOLKAR dalam sejarah organisasi Ikatan Pemuda Karya.[5]

Kontroversi

Penembakan anggota Brimob

Olo Panggabean pernah dituding sebagai pengelola sebuah perjudian besar di Medan. Semasa Brigjen Pol Sutiono menjabat sebagai Kapolda Sumut (1999), Ikatan Pemuda Karya (IPK) pernah diminta untuk menghentikan praktik kegiatan judi. Tudingan itu membuat Moses Tambunan marah besar. Sebagai anak buah Olo Panggabean, Moses menantang Sutiono untuk dapat membuktikan ucapannya tersebut. Persoalan ini diduga sebagai penyulut insiden di kawasan Petisah. Anggota brigade mobile (Brimob) terluka akibat penganiayaan sekelompok orang. Merasa tidak senang, korban yang terluka itu melaporkan kepada rekan – rekannya. Insiden ini menjadi penyebab persoalan, sekelompok oknum itu memberondong “Gedung Putih” dengan senjata api.[6][7][8]

Bentrokan dengan Pemuda Pancasila

Pada 30 Januari 2016, telah terjadi bentrok antara OKP Ikatan Pemuda Karya dan Pemuda Pancasila di Jalan Thamrin dan Jalan Asia Medan. Kurang lebih 160 orang Ikatan Pemuda Karya (IPK) menaiki 10 mobil dan 60 unit kendaraan roda dua bergerak dari wilayah Krakatau menuju Jalan Pelajar Medan untuk menghadiri pelantikan. Di Jalan Gaharu Medan, lalu lintas macet sehingga rombongan memilih melintas ke Jalan Perintis Kemerdekaan dan simpang Jalan Perintis Kemerdekaan - Jalan Thamrin. Rombongan berhenti untuk menentukan arah jalan yang akan dilalui, salah seorang kader IPK mengarahkan agar melintas melalui Jalan Thamrin. Setibanya di depan Plaza Thamrin massa dari IPK dihadang massa PP namun rombongan tetap terus melalui Jalan Thamrin sehingga menyebabkan terjadinya bentrok fisik. Karena diserang, massa IPK terpecah, sebagian memilih melalui Jalan Asia dan Jalan Sutrisno. Dalam kejadian ini, Monang Hutabarat meninggal dunia. Tiga orang mengalami luka akibat terkena benda tumpul, dua unit sepeda motor hangus dibakar, tiga unit mobil rusak akibat hantaman benda tumpul. Lalu, Kantor MPW PP Sumut rusak akibat di serang dengan benda tumpul, Pos PAC PP Medan Kota di Jalan Sutomo Medan rusak dan sebagian hangus terbakar serta plang IPK di Jalan Semarang Medan dirusak. Seperti di beritakan sebelumnya, bentrokan maut antara OKP Pemuda Pancasila (PP) versus Ikatan Pemuda Karya (IPK) menewaskan dua orang di Jalan Thamrin - Jalan Asia Medan pada, Sabtu (30/1/2016) lalu. Situasi Kota Medan seketika mencekam, aparat gabungan TNI dan Polri menurunkan kekuatan penuh untuk mencegah bentrok berulang hingga Minggu (31/1/2016), tapi masih terjadi bentrok susulan di sejumlah ruas jalan seperti di Jalan Juanda, Jalan Brigjen Katamso, Jalan Yos Sudarso Simpang Glugur dan Jalan Djamin Ginting Medan.[9][10]

Referensi

  1. ^ Muhardiansyah, Yan (2013-04-13). Syafirdi, Didi, ed. "Legenda preman Medan yang jadi pahlawan dan dermawan". Merdeka.com. Diakses tanggal 2021-06-27. 
  2. ^ "Kepemimpinan Budi Panggabean Ketua". text-id.123dok.com. Diakses tanggal 2021-06-27. 
  3. ^ hariansib.com; hariansib.com. "Ketum IPK Budi Panggabean Instruksikan Seluruh Kader IPK Wajib Dukung Bobby Nasution". Sinar Indonesia Baru - HarianSIB.com. Diakses tanggal 2021-06-27. 
  4. ^ "Tentang IPK - Ikatan Pemuda Karya". www.ikatanpemudakarya.or.id. Diakses tanggal 2021-06-27. 
  5. ^ "Sejarah Ikatan Pemuda Karya Nasional". text-id.123dok.com. Diakses tanggal 2021-06-27. 
  6. ^ Liputan6.com (2002-10-01). "Lima Anggota Brimob Polda Sumut Tewas". Liputan6.com. Diakses tanggal 2021-06-27. 
  7. ^ "Olo Panggabean, Tokoh Berwajah Banyak | HOKI | Harian Online KabarIndonesia". www.kabarindonesia.com. Diakses tanggal 2021-06-27. 
  8. ^ juindra (2021-04-22). "[MEDAN] Olo Panggabean, Sang God Father Asal Sumut". Heta News. Diakses tanggal 2021-06-27. 
  9. ^ Leandha, Mei (2016-02-01). Wadrianto, Glori K., ed. "Kronologi Bentrok antara Massa IPK dan PP di Medan". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-06-27. 
  10. ^ "Preman Medan dari Zaman ke Zaman". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2016-02-19. Diakses tanggal 2021-06-27. 

Bacaan terkait

Kembali kehalaman sebelumnya