Husen Wangsaatmadja
Husen Wangsaatmadja (28 Agustus 1926 – 14 Februari 1988) adalah seorang perwira militer dan politikus Indonesia yang menjabat sebagai Wali Kota Bandung sejak tahun 1978 hingga 1983 dan Bupati Tasikmalaya dari tahun 1966 hingga 1974. Sebelumnya, ia bertugas dalam Angkatan Darat dan mencapai pangkat kolonel. Karier militerHusen bertugas dalam Angkatan Darat pada masa Revolusi Nasional Indonesia sebagai instruktur militer.[1] Ia juga pernah memimpin sebuah batalion yang ditempatkan di Cikotok, Lebak.[2] Setelah kemerdekaan, Wangsaatmadja diangkat menjadi kapten dan pada tahun 1959 menjabat sebagai Komandan Batalion pada Kodam III/Siliwangi. Pada tahun 1962, sebagai mayor, ia menjadi Komandan Distrik Militer Karawang. Ia kemudian dipromosikan menjadi letnan kolonel dan menjadi Komandan Distrik Militer Bandung pada tahun 1963–1964.[3] Karier pemerintahanSejak Februari 1966 hingga Februari 1974, sebagai seorang berpangkat letnan kolonel, ia menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya.[4][5] Selama menjabat, ia pernah mengeluhkan pengambilan keputusan yang terlalu tersentralisasi, yang disebutnya sebagai "penyakit sentralistis-vertikalis".[6] Pada 18 Oktober 1978, sebagai seorang kolonel Angkatan Darat, ia dilantik sebagai Wali Kota Bandung.[7] Selama masa jabatannya, pada tahun 1981, terjadi wabah diare seperti kolera di Kabupaten Bandung yang menewaskan sekitar seratus orang. Untuk menanggapi hal ini, Wangsaatmadja memerintahkan petugas kesehatan kota untuk melakukan pemeriksaan dari rumah ke rumah guna mencegah penyebaran penyakit ke bagian kota yang padat penduduk.[8] Pemerintah kota juga menjalankan sejumlah proyek untuk meningkatkan sistem drainase kota guna mengurangi banjir.[9] Selain itu, Wangsaatmadja membentuk tim khusus bernama Tim Bangunan Bersejarah untuk mendata bangunan bernilai sejarah di kota tersebut untuk keperluan pelestarian.[10] Ia tidak mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua pada tahun 1983, dan Ateng Wahyudi dipilih oleh Dewan Kota Bandung sebagai penggantinya. Masa jabatannya berakhir pada Oktober 1983.[11] Kehidupan pribadiDi luar kariernya sebagai anggota militer dan dalam pemerintahan, Wangsaatmadja juga memelihara domba, dan pada tahun 1970-an ia mendirikan asosiasi peternak domba dan kambing di Jawa Barat yang kemudian berkembang menjadi organisasi nasional.[12] Husen Wangsaatmadja meninggal dunia pada 14 Februari 1988 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung.[13][14] Anak laki-lakinya, Setiawan Wangsaatmaja, kemudian menjadi seorang pegawai negeri sipil dan menjabat sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat.[15] Referensi
Pranala luar
|