Huo Yuanjia

Huo Yuanjia
Huo Yuanjia
Lahir(1868-01-18)18 Januari 1868
Dinasti Qing Xiaonanhe, Jinghai, Dinasti Qing.
Meninggal9 Agustus 1910(1910-08-09) (umur 42)
Dinasti Qing Shanghai, Dinasti Qing
Keracunan arsenic
GayaMizongyi
GuruChen Seng-ho
Huo Endi (ayahnya sendiri)
PeringkatGuru Besar
PekerjaanPraktisi ilmu bela diri
PasanganNona Wang (王氏, ? – 1910)
Anak-anakHuo Dongzhang (霍東章, putra)
Huo Dongge (霍東閣, putra)
Huo Dongru (霍東茹, putri)
Huo Dongling (霍東玲, putri)
Huo Dongqin (霍東琴, putri)
Kerabat TerkenalHuo Endi (霍恩第, ayah)
Qijing Bao (ibu)
Siswa TerkemukaLiu Zhengsheng
Zhang Wenda
Bagian dari seri tentang
Seni bela diri Tiongkok
Daftar seni bela diri Tiongkok
Istilah
Tempat bersejarah
Tokoh bersejarah
Figur legendaris
Lain-lain

Huo Yuanjia (Mandarin: 霍元甲; pinyin: Huò Yuánjiǎ; Cantonese: Fok Yuen-gap; 18 Januari 1868 – 9 Agustus 1910) adalah seorang praktisi ilmu bela diri Mizongyi dan juga dikenal sebagai pahlawan China pada masa akhir pemerintahan Dinasti Qing.

Awal Kehidupan

Yuanjia lahir di desa Xiaonanhe, Jinghai, Tianjin sebagai anak keempat Huo Endi yang memiliki sepuluh orang anak. Ayahnya juga seorang pengamal ilmu bela diri dan mempunyai usaha jasa dalam bidang keamanan dengan mengawal rombongan pedagang dari Dinasti Qing ke Manchuria dan sebaliknya. Yuanjia dilarang ayahnya untuk belajar ilmu bela diri kerana tubuhnya yang lemah dan sering jatuh sakit. Akan tetapi, Yuanjia mempelajarinya secara senyap dengan mengintip ayahnya dan murid - murid ketika mereka berlatih.

Pada tahun 1890, seorang pengamal bela diri dari Henan mengunjungi keluarga Huo dan terlibat dalam pertarungan. Kakak dari Yuanjia ternyata dikalahkan oleh pendatang itu, Yuanjia terus bertarung dan menjatuhkannya. Huo Endi terkejut melihat Yuanjia yang selama ini dianggap lemah ternyata menguasai ilmu bela diri. Sejak saat itu, Yuanjia belajar ilmu bela diri Mizongyi dari Ayahnya. Suatu hari Yuanjia mengawal rombongan biksu dan ditahan oleh sekelompok perompak. Yuanjia kemudian bertarung dengan ketua perompak dan berhasil mengalahkannya. Mulai dari saat itu, nama Huo Yuanjia mulai menjadi terkenal dan tersebar di setiap penjuru.

Pertarungan melawan pegulat Rusia

Berbekal kemampuan beladiri Mizongyi yang menjadi sebuah modal di dalam melancarkan karier seorang Huo Yuanjia, dia mulai beranjak dikenal baik di sekitar tempat tinggal keluarga Huo ataupun di desa-desa dan kota-kota lainnya.

Diceritakan bahwa suatu hari di kota tempat Huo menetap,Huo Yuanjia mendengar tentang seorang petinju / pegulat Rusia yang melontarkan tantangan kepada setiap pendekar Cina, di mana sebetulnya tantangan tersebut ditujukan untuk mempermalukan orang-orang Cina yang dianggap pesakitan dan sampah dimata penjajah Rusia.

Kejadian tersebut terjadi pada tahun 1901 di mana seorang Rusia melontarkan tantangan terbuka untuk bertarung di atas ring yang bertempat di Taman Xiyuan. Orang Rusia tersebut secara terbuka melontarkan kata-kata makian dan menyebut orang Cina sebagai " Si Sakit dari Asia " dan " Orang lemah dari Timur " (东亚病夫). Beberapa pendekar Kung Fu sebelumnya telah mencoba untuk membungkam mulut besar sang pegulat Russia, di mana faktor fisik dan ukuran menjadi kendala bagi orang-orang Cina agar bisa mengalahkan sang pegulat Rusia. Meskipun hati panas dan kesal, orang-orang Cina hanya bisa menahan amarah dan memendam kebencian tampa sebuah perlawanan yang nyata. Hal tersebut sedikit berbalik, di mana Huo Yuanjia memutuskan untuk menerima tantangan sang pegulat demi memulihkan wibawa dan gengsi orang-orang Cina pada masa itu.

Sejarah mencatat bahwa Huo Yuanjia berhasil membungkam sang pegulat Rusia, dan juga berhasil memulihkan gengsi dan wibawa orang-orang Cina dimata para penjajah. Konon sebelum pertarungan dilangsungkan, Huo Yuanjia mengajukan sebuah " harga " di mana jikalau Huo Yuanjia berhasil mengalahkan si pegulat Russia maka, pihak pegulat Rusia yang juga sempat mengklaim sebagai " Manusia Terkuat di Dunia" haruslah membuat pernyataan maaf yang dimuat di koran-koran. Permintaan maaf tersebut konon dilakukan oleh pihak Rusia yang kemudian mengakui bahwa masih ada orang-orang Cina yang memiliki bakat dan kemampuan luar biasa dan jauh dari arti kata " Orang Lemah Dari Timur " itu sendiri.

Kemenangan Huo Yuanjia dirayakan oleh masyarakat Cina dan kemudian dikenang di dalam sejarah sebagai sebuah kejadian heroik yang menjadi awal ketenaran nama Huo Yuanjia di dalam catatan sejarah perjuangan masyarakat China yang juga melambungkan nama Huo Yuanjia sebagai seorang petarung terbaik yang pernah dimiliki oleh masyarakat Cina.

Perjalanan Ke Shanghai

Pada tahun 1909, Huo Yuanjia bersama ke dua muridnya (Liu Zheng Seng dan Zhang Wenda ) tercatat melakukan perjalanan dan kunjungan ke kota Shang Hai. Di dalam kunjungannya, Huo Yuanjia kemudian berhadapan dengan seorang petinju Inggris yang merupakan alat propaganda pemerintahan Inggris guna menaklukan semangat perjuangan orang-orang Cina.

Petinju yang berjuluk Hercules O'Brian menyetujui untuk bertarung melawan Huo Yuanjia di mana di dalam pertarungan ini O'Brian menggunakan peraturan Boxing yang melarang penyerangan di bagian pinggang ke bawah, sementara Huo Yuanjia malah menggunakan aturan Wu Shu yang sekiranya lebih memiliki kebebasan cara bertarung.

Pada akhirnya disetujui bahwa, siapapun yang kemudian bisa meng-KO lawan sehingga menyentuh kanvas, maka orang tersebut akan disebut sebagai pemenang. Di dalam pertarungan ini, Huo Yuanjia kembali menunjukan kelasnya, dan dapat dengan mudah menumbangkan serangan Herculles O'Brian yang dilakukan secara terbuka,di dalam pertarungan di atas sebuah ring.

Melawan Judo Jepang

Di dalam sebuah insiden, kepopuleran Huo Yuanjia sebagai seorang master Kung Fu semakin menyebar ke seantero Cina. Nama besar Huo Yuanjia kemudian menjadikan seorang pelaku olahraga Judo berkebangsaan Jepang berkeinginan untuk melakukan kunjungan ataupun sekadar latih tanding.

Dalam kesempatan ini, Huo Yuanjia mengutus seorang murid terbaiknya Liu Zheng Shen guna meladeni para pe-Judo asal Jepang tersebut. Sebagai catatan, disaat kejadian 8 negara menjajah Cina, Jepang merupakan salah satu negara yang turut menjajah Cina. Jepang sangat berambisi untuk dapat membuat China bertekuk lutut dan mengakui otoritas kekuasaan Kaisar Jepang.

Pada saat melakukan latih tanding dan kunjungan kepada perkumpulan Judo yang sebetulnya merupakan sebuah "Jebakan" untuk mempermalukan Kungfu China, terjadi sebuah kekacauan di dalam menentukan siapakah yang sepatutnya menjadi pemenang dalam latih tanding tersebut. Orang-orang Jepang berkeras bahwa Judo adalah lebih baik, sehingga tentunya merekalah yang sepatutnya disebut sebagai pemenang. Di lain pihak, orang-orang China juga berkeras bahwa Judo telah dikalahkan oleh Kungfu yang diwakili oleh murid terbaik dari Huo Yuanjia. Singkat kata, terjadilah keributan dan perkelahian yang terjadi di perkumpulan Judo tersebut, yang mengakibatkan 10 orang jepang luka-luka termasuk sang instruktur Judo itu sendiri.

Hal tersebut dapat dimaklumi di mana Judo hanyalah sebuah olahraga dan bukanlah termasuk di dalam ilmu bela diri yang dapat digunakan dalam pertarungan sesungguhnya. Kejadian tersebut mengakibatkan ditariknya instruktur Judo tersebut kembali ke Jepang, dan meninggalkan "Dendam" yang tak terselesaikan antara Judo dan Kungfu.

Wushu (武術)

Larangan Kungfu

Di dalam era pemerintahan Dinasti Qing, orang-orang Manchu sempat menjadi khawatir jika orang-orang Han berambisi untuk mengembalikan kejayaan Dinasti Ming. Mereka mengeluarkan larangan atas Kungfu dan melakukan penangkapan terhadap master-master Kungfu yang dianggap bisa mengajarkan Ilmu Bela Diri yang dapat dipakai untuk melakukan pemberontakan. Dengan alasan tersebut, banyak orang-orang Cina yang kemudian memilih untuk mengajarkan ilmu-ilmu Kungfu secara tersembunyi guna menghindari masalah dengan Pemerintah Qing.

Kebangkitan Wu Shu

Huo Yuanjia juga pernah memiliki sebuah impian di mana dia menginginkan untuk mewariskan Kung Fu kepada generasi penerus dan mengajarkan kepada masyarakat agar menghargai Kungfu sebagai sebuah Harta Warisan Negara. Dicatat dua bulan sebelum kematianya, Huo Yuanjia sempat mendanai pendirian "Chin Woo Athletic Association" yang merupakan sekolah Kungfu modern pertama yang tidak terkait oleh aturan-aturan kolot dan aliran silat tertentu yang akhirnya lebih dikenal dengan sebutan Wushu (武術).

Chin Woo Athletic Association yang muncul dan berkembang pada era penjajahan 8 negara, serta kemudian berkembang dan tumbuh sampai sekarang, dapat ditemui di Vietnam ( yang merupakan cabang pertama di luar Cina ), Malaysia, Singapura. Pada tahun 1923, lima master Kungfu melakukan kunjungan ke 9 negara dan memperkenalkan Wushu sebagai sebuah budaya Cina, dan kemudian masih terus berkembang dan menyebar kepada lebih dari 38 negara termasuk Indonesia.

Kematian

Huo Yuanjia meninggal pada tanggal 9 Agustus 1910 di rumah sakit Palang merah, Shanghai. Kematiannya sendiri masih merupakan sebuah misteri. Ada yang mengatakan bahwa Huo Yuanjia meninggal oleh karena diracun oleh orang-orang Jepang yang tidak bisa menerima kekalahan di dalam pertandingan antara Judo Vs Wu Shu. Ada yang mencurigai bahwa pihak penjajah Eropa adalah yang sebenarnya bertanggung jawab atas kematian Huo Yuanjia.

Setelah kematiannya, banyak orang-orang yang semakin sadar akan arti nilai dari Wu Shu. Berkat Huo Yuanjia Wu Shu menjadi semakin dikenal dan tersebar ke berbagai belahan dunia. Nilai moral yang dapat dipetik melalui kisah seorang Huo Yuanjia adalah tentang sebuah semangat yang berawal dari sebuah rasa rendah diri yang digabung dengan masalah keterbatasan fisik yang dimilki oleh seorang Huo Yuanjia. Penelitian dengan mengambil sampel dari bagian tubuh mayat Huo Yuanjia, yang dilakukan oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) menemukan bahwa kandungan arsenik dalam tubuhnya. Jadi kemungkinan besar bahwa Guru Besar Huo Yuanjia meninggal karena diracuni.

Populer

Kisah legendaris Huo Yuanjia telah di buat dalam film layar lebar dengan judul Fearless yang diperankan oleh Jet Li pada tahun 2006, meskipun persamaan mengenai cerita film tersebut dengan sejarah yang sebenarnya masih harus di telisik lebih jauh lagi.

Selain itu, kisah Huo Yuanjia sendiri pernah dikisahkan dalam film berjudul Fist Of Legend dan Legend Of The Fist: The Return Of Chen Zhen dimana kedua film tersebut menceritakan tentang murid dari Huo Yuanjia, yaitu Chen Zhen.

Referensi

  • ^ wushu.org.cn states that the wushu association was founded on July 7, 1910. An interview with Huo's great-grandson states that he died about 70 days after the Jingwu school was founded. chinwoo.com states August 1909 as the date of death.
  • "Sejarah Huo Yuanjia". Sumber: http://www.sabdaspace.org/huo_yuanjia_dan_ahir_dinasti_ching
Kembali kehalaman sebelumnya