Howard Johnson by Wyndham
Howard Johnson by Wyndham, dahulu dikenal dengan nama Howard Johnson's atau disingkat sebagai HoJo, adalah jaringan hotel ekonomi asal Amerika Serikat. Sejak tahun 2006, jaringan ini berada di bawah Wyndham Hotels & Resorts.[2] Sebelum beralih ke usaha penginapan, Howard Johnson adalah jaringan rumah makan yang sudah ada sejak tahun 1925 dan, suatu waktu, pernah menjadi jaringan rumah makan terbesar di Amerika Serikat. Usaha tersebut resmi ditutup secara permanen per tahun 2022.[3] SejarahPerkembangan awalPada tahun 1925, Howard Deering Johnson meminjam uang sebesar $2.000 untuk membuka sebuah apotek di Quincy, Massachusetts. Berkat kesuksesan mesin soda yang ia tempatkan di apotek tersebut, Johnson dapat dengan cepat membayar hutangnya, dan dia mulai tertarik dengan bisnis makanan dan minuman. Dia menciptakan produk es krim dengan 28 rasa yang pernah diajarkan oleh ibunya. Es krimnya kaya akan lemak susu, sehingga lebih terasa. Setelah sukses mengoperasikan sejumlah warung di sepanjang pantai Massachussetts, Johnson membuka rumah makan Howard Johnson's pertama di Quincy pada akhir tahun 1920-an. Rumah makan tersebut menjual kerang goreng, kacang panggang, pai ayam, sosis, dan minuman ringan. Popularitas Howard Johnson's melonjak setelah Theatre Guild, sebuah teater asal Boston, memindahkan pertunjukan mereka tepat di samping rumah makan untuk menghindari kebijakan Wali Kota Malcolm Nichols yang melarang mereka untuk tampil di Boston.[4] Howard Johnson's mulai mewaralabakan usaha mereka pada tahun 1935, dengan dibukanya sebuah cabang di Orleans, Massachusetts. Meskipun bukan gerai makanan waralaba pertama (A&W Root Beer sudah mulai diwaralabakan sejak tahun 1924), Howard Johnson's disebutkan sebagai jaringan rumah makan waralaba pertama dalam skala industri. Pada akhir tahun 1936, terdapat 36 gerai Howard Johnson's, angka yang bertambah menjadi 107 pada tahun 1939 dan 170 dalam waktu kurang dari 14 tahun, dengan pendapatan mencapai $10,5 juta per tahun. Mereka mempekerjakan lebih dari 10.000 karyawan dan melayani 1,5 juta pelanggan per tahun. Sosialita Sister Parish ditugaskan oleh Johnson untuk merancang atap berwarna jingga yang hingga sekarang masih digunakan oleh penginapan Howard Johnson's, sementara logo ikonisnya, Simple Simon and the Pieman, dirancang oleh John Alcott.[4] KejayaanHoward Johnson's sempat mengalami penurunan akibat dari Perang Dunia II, dengan hanya 12 gerai yang beroperasi. Mereka dapat bangkit kembali setelah Johnson memenangkan hak eksklusif untuk menjadi pelayan makanan di tempat istirahat jalan tol Amerika Serikat. Mereka mengembangkan lebih dari 200 gerai di Amerika Serikat Tenggara dan Barat Tengah. Pada tahun 1951, Howard Johnson's mencatat pendapatan sebesar $115 juta.[5] Pada tahun 1954, Howard Johnson's memasuki usaha penginapan dengan membuka Howard Johnson's Motor Lodge pertama di Savannah, Georgia. Penginapan tersebut menggunakan logo Simple Simon bersama dengan pemantik lampu. Usaha ini terletak berdampingan dengan rumah makan, dan kesuksesannya membuat nama Howard Johnson's menjadi erat dikaitkan dengan perjalanan oleh khalayak umum.[6] Howard Johnson's sempat terlibat dengan Gerakan Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika. Seperti halnya dengan rumah makan lain yang ada di Amerika Serikat Selatan, mereka awalnya melakukan praktik segregasi ras, tanpa memedulikan keputusan Brown v. Board of Education yang melarang segregasi ras dalam pendidikan. Pada tahun 1957, sebuah gerai Howard Johnson's di Dover, Delaware memicu krisis internasional ketika mereka menolak melayani Komla Agbeli Gbedemah, Menteri Keuangan Ghana. Hal ini berujung pada permintaan maaf publik oleh Presiden Amerika Serikat Dwight D. Eisenhower.[7] Congress of Racial Equality (CORE) mengadakan sejumlah aksi boikot untuk memaksa Howard Johnson's agar mencabut segregasi mereka. Salah satu tokoh masyarakat terkenal yang ikut serta dalam aksi boikot ini adalah Bernie Sanders yang nantinya mencalonkan diri menjadi Senator.[8] Pada tanggal 7 Desember 1962, Howard Johnson's resmi meniadakan peraturan segregasi ras dalam surat untuk pers.[9] Selain keterlibatan mereka dalam Gerakan Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika, Howard Johnson's juga terkenal karena menjadi jaringan rumah makan pertama yang menyambut komunitas LGBT, terutama di Kota New York. Keputusan Howard Johnson's untuk melayani anggota Mattachine Society, sebuah organisasi pergerakan sosial LGBT, mendorong aksi boikot "Sip-In", hingga berujung pada perubahan hukum di New York yang mengharuskan rumah makan dan bar untuk melayani tamu LGBT.[10] KejatuhanHoward Deering Johnson menghembuskan napas terakhirnya pada tahun 1972. Sebelumnya, dia telah mewariskan Howard Johnson's kepada putranya, Howard Brennan Johnson, pasca pensiun pada tahun 1959. Howard Johnson's mencapai puncak kesuksesannya pada tahun 1975, ketika mereka memiliki 1.000 gerai rumah makan dan 500 penginapan di Amerika Serikat dan Kanada. Howard Johnson's mulai mengalami penurunan pada akhir tahun 1970-an karena berbagai faktor, mulai dari kegagalan pemilik untuk merenovasi infrastruktur gedung dan berinovasi terhadap menu makanan, persaingan dengan jaringan rumah makan siap saji seperti McDonald's yang memasak menggunakan robot (Howard Johnson's mempekerjakan pramumasak hingga akhir hayatnya), dan berkembangnya maskapai penerbangan sehingga meredupkan daya tarik perjalanan darat.[11][12] Pada tahun 1979, H. B. Johnson menjual Howard Johnson's kepada Imperial Group plc dalam transaksi sejumlah $630 juta.[13] Melalui saran dari Michael Hostage dan Goldman Sachs, Imperial Group menjual Howard Johnson's kepada Marriott Corporation pada tahun 1985. Dikarenakan mereka sudah memiliki bisnis penginapan, Marriott menjual bisnis Motor Lodge kepada Prime Motor Inns.[14] Sementara itu, sebagian besar rumah makan Howard Johnson's yang dimiliki secara langsung digusur atau diubah menjadi gerai Big Boy Restaurants, menyisakan gerai-gerai waralaba.[4][15] Gerai-gerai waralaba ini satu persatu tumbang; pada tahun 2022, gerai terakhir Howard Johnson's di Lake George, New York, tutup untuk yang terakhir kalinya.[16] Pada tahun 1990, Prime Motor Inns menjual Howard Johnson's Motor Lodge. Mereka lantas diakuisisi oleh Hospitality Franchise Systems, Inc. (HFS) yang kemudian membeli sejumlah perusahaan perhotelan lain di kemudian hari, seperti Days Inn, Ramada, dan Super 8.[17] HFS bersalin nama menjadi Cendant pada tahun 1997 dan mengakuisisi Wyndham pada tahun 2005.[18][19] Setahun kemudian, Cendant memecahkan diri untuk membentuk Wyndham Worldwide, dengan Howard Johnson sebagai salah satu mereknya.[20] Per tahun 2018, mengikuti penyelarasan merek-merek Wyndham, Howard Johnson bersalin nama menjadi Howard Johnson by Wyndham.[21] Rujukan
Pranala luar |