Henri de Toulouse-Lautrec
Henri de Toulouse-Lautrec (24 November 1864 – 9 September 1901) adalah seorang pelukis, ahli grafis, dan pelukis poster Prancis di akhir abad 19.[1] Riwayat Hidup RingkasHenri de Toulouse-Lautrec adalah anak dari keluarga yang makmur sehingga tidak ada hambatan berarti dalam belajar.[2] Hal ini juga yang membuat ia tidak memiliki kesulitan untuk menikmati hidup dan mengamati kehidupan orang-orang yang dilukisnya, yaitu di klub, di cafe, dan di panggung tari.[2] Ketika de Toulouse-Lautrec menginjak usia 14 tahun, ia mengalami patah pada kedua kaki.[1][2] Hal tersebut membuat ia memilih bidang yang tanpa harus menggunakan kakinya terlalu banyak, yaitu melukis.[1] Ia menjadi tokoh yang penuh pengabdian terhadap pekerjaannya.[1] Gaya lukisannya beraliran impresionisme.[1] Ia sering membuat lukisan dengan papan kayu bergaya Jepang.[1] Hal ini menjadikannya pelukis yang khas dan original.[1] Ia melakukan aktivitas melukisnya di daerah yang banyak dikunjungi orang, di tengah keramaian, misalnya di daerah Montmartre, seperti di Moulin Rouge.[1] Objek lukisannya banyak bicara tentang dunia perempuan, misalnya ia melukis biduan-biduan, pelacur, penari, artis sirkus, dan perempuan yang biasanya hadir di acara olahraga pacuan kuda.[1] Ia menggambarkan watak dan karakter objek yang ia lukis secara mendalam baik dengan melukis secara proporsional sesuai asli maupun dalam lukisan karikatur.[1] Ia menciptakan kurang lebih 1000 lukisan dan 5000 gambar serta 350 poster selama hidupnya.[2] Beberapa subjek yang ia lukis, biduan-biduan di kota Paris, Yvette Guilbert, Jane Avril, dan la Goulue.[1] Toulouse-Lautrec juga mengerjakan lukisan yang diperuntukkan sebagai iklan atau reklame.[1] Lukisannya sangat berpengaruh dalam dunia komersial.[1] KesehatanLautrec lahir dari pasangan yang terhubung dengan ikatan keluarga yang dekat, sehingga ia mewarisi kelainan genetik yang menghambat perkembangan tubuhnya. Sementara bagian tubuh ke atas berkembang seperti orang dewasa, kedua kakinya tidak tumbuh sehingga seperti kaki anak kecil. Di umur 13, ia mematahkan kaki kanan, sementara di umur 14, ia mematahkan kaki sebelah kiri. Hal ini membawa kecurigaan adanya kelainan genetis yang dialami Lautrec, kemungkinan pycnodysostosis, yang dikenal juga dengan nama Sindrom Toulouse-Lautrec. Ia juga dilaporkan terkena masalah pembesaran (hipertrofi) alat kelamin. Kondisi fisiknya yang tak proporsional membuatnya larut dalam kecanduan alkohol. Awalnya hanya bir dan anggur, namun lama kelamaan, ia mulai meminum alkohol yang lebih keras. Kesehatannya terus memburuk sehingga terjangkit sipilis sehingga perlu dirawat di sanatorium menjelang akhir hidupnya. Koleksi lukisan
Referensi
|