Sebelum pendirian kekaisaran pada 1871, lagu ini telah menjadi lagu kerajaan Prusia sejak 1795 hingga berdirinya kekaisaran.[4] Nada gita ini sama dengan lagu kebangsaan Britania, "God Save the King". Karena hal tersebutlah, lagu ini tidak diterima baik di seluruh Jerman. Tak hanya gagal menerima dukungan dari para kaum nasionalis Jerman, lagu ini juga tidak pernah diakui oleh negara-negara Jerman selatan, seperti Bayern dan Württemberg.[5] Sementara itu, lagu wajib "Die Wacht am Rhein" ("Penjaga Sungai Rhein") lebih diterima baik oleh berbagai kalangan dan sering kali dianggap sebagai lagu kebangsaan tidak resmi.[6]
Syair
I. Heil dir im Siegerkranz,
Herrscher des Vaterlands!
Heil, Kaiser, dir!
𝄆Fühl in des Thrones Glanz
Die hohe Wonne ganz,
Liebling des Volks zu sein!
Heil Kaiser, dir!𝄇
II. Nicht Roß, nicht Reisige
Sichern die steile Höh’,
Wo Fürsten stehn:
𝄆Liebe des Vaterlands,
Liebe des freien Manns
Gründen den Herrschers Thron
Wie Fels im Meer.𝄇
III. Heilige Flamme, glüh’,
Glüh’ und erlösche nie
Für’s Vaterland!
𝄆Wir alle stehen dann
Mutig für einen Mann,
Kämpfen und bluten gern
Für Thron und Reich!𝄇
IV. Handlung und Wissenschaft
Hebe mit Mut und Kraft
Ihr Haupt empor!
𝄆Krieger und Heldenthat
Finde ihr Lorbeerblatt
Treu aufgehoben dort,
An deinem Thron!𝄇
V. Sei, Kaiser Wilhelm, hier
Lang deines Volkes Zier,
Der Menschheit Stolz!
𝄆Fühl in des Thrones Glanz,
Die hohe Wonne ganz,
Liebling des Volks zu sein!
Heil, Kaiser, dir!𝄇[7]
I. Hormat padamu dalam mahkota pemenang,
penguasa tanah air!
Hormat padamu, kaisar!
𝄆Rasakan, dalam kemegahan mahkota,
kesukaan nan ceria penuh
dicintai rakyatmu!
Hormat padamu, kaisar!𝄇
II. Bukanlah kuda ataupun ksatria berkuda
yang melindungi menara tinggi
tempat pangeran-pangeran berdiri.
𝄆Cinta tanah air,
cinta akan manusia merdeka,
menduduki takhta penguasa
bak tebing di laut.𝄇
III. Menyalalah, api suci,
menyalalah dan janganlah padam
demi tanah air!
𝄆Kita semua kan berdiri
dengan berani demi seseorang,
berjuang, menumpahkan darah kita
demi mahkota dan kekaisaran!𝄇
IV. Perdangangan dan ilmu pengetahuan
yang mengibarkan keberanian dan kekuatan
mengangkat kepalanya!
𝄆Perbuatan pejuang dan pahlawan
semuanya menemukan daun salamnya
di sanalah dilestarikan dengan setia
di atas takhtamu!𝄇
V. Jadilah, Kaisar Wilhelm, di sini
lama menjadi hadiah bagi rakyatmu,
kebanggaan umat manusia!
𝄆Rasakan, dalam kemegahan mahkota,
kesukaan nan ceria penuh
dicintai rakyatmu!
Hormat padamu, kaisar!𝄇
Sejarah
Heinrich Harries, seorang pendeta dari Holstein, menulis syair lagu dan menerbitkannya di Flensburg Wochenblatt pada 27 Januari 1790 untuk menghormati Raja Christian VII dari Denmark yang berulang tahun. Terbitan tersebut berjudul "Liedes für den dänischen Unterthan an seines Königs Geburtstag zu singen in der Melodie des englischen Volksliedes: God Save Great George the King" 'Lagu untuk Kawula Denmark pada Ulang Tahun Yang Mulia Raja dengan Mengikuti Nada Lagu Rakyat Inggris, "God Save Great Gorge, the King"'.[8] Syair ini memiliki delapan bait dan memiliki syair yang sedikit berbeda dan penujuan penghormatan.
Heil dir dem Liebenden
Herrscher des Vaterlands
Heil, Christian, dir![8]
Hormat padamu yang tercinta,
penguasa tanah air!
Hormat padamu, Christian!
Di kemudian hari, Balthasar Gerhard Schumacher mengambil syair lagu tersebut untuk digunakan di Prusia. Jumlah bait dikurangi dari delapan menjadi lima dan syair pun sedikit diubah dengan mengganti kata Christian dengan König 'raja'. Lagu dengan syair Schumacher diterbitkan di Spenersche Zeitung sebagai "Berliner Volkslied" atau "Lagu Rakyat Berlin" pada 17 Desember 1793.[11]
Setelah pendirian Kekaisaran Jerman, kata König digantikan oleh Kaiser 'kaisar'.[12] Pada bait V, "Kaiser Wilhelm" merujuk pada KaisarWilhelm I. Pada masa kekuasaan Wilhelm II, judul lagu ini pun suka dipelesetkan menjadi ungkapan "Heil dir im Sonderzug" 'Hormat padamu dalam Kereta Api Pribadi' guna menyindir Wilhelm II yang suka berkelana.[13]
Ragam
Pada permulaan Perang Dunia I pada 1914, Hugo Kaun menciptakan nada baru untuk syair "Heil dir im Siegerkranz" untuk menghilangkan kemiripan dengan "God Save the King", lagu kebangsaan Britania Raya.[14]
^Fischer, Michael. Christian Senkel. Klaus Tanner (ed.) Reichsgründung 1871: Ereignis, Beschreibung, Inszenierung. Waxmann Verlag GmbH: Münster, 2010. Halaman 91.
^Fehrenbach, Elisabeth. Politischer Umbruch und gesellschaftliche Bewegung: ausgewählte Aufsätze zur Geschichte Frankreichs und Deutschlands im 19. Jahrhundert. Oldenburg, 1997. p. 312.
^Reichel, Peter. Schwarz-Rot-Gold: kleine Geschichte deutscher Nationalsymbole nach 1945. C. H. Beck: München, 2005. Halaman 35.
^ abBüchmann, Georg (2018). Geflügelte Worte (dalam bahasa Jerman). Berlin: Outlook Verlaag, GmbH. hlm. 182. ISBN978-3-73267-591-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-17. Diakses tanggal 2022-03-19.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Grove, George, ed. (1880). A Dictionary of Music and Musicians (A.D. 1450-1880) (dalam bahasa Inggris). 1. London: Macmillan and Co. hlm. 725. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-17. Diakses tanggal 2022-03-18.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Berasal dari artikel tulisan Wilhelm Tappert di Musikalisches Wochenblatt keluaran 31 Agustus 1877.[9][10]
^Fischer, Michael. Christian Senkel. Klaus Tanner (ed.) Reichsgründung 1871: Ereignis, Beschreibung, Inszenierung. Waxmann Verlag GmbH: Münster, 2010. Halaman 93.
^Cecil, Lamar (1996). Wilhelm II (dalam bahasa Inggris). 2: Emperor and Exile, 1900–1941. Chapel Hill dan London: Percetakan Universitas Carolina Utara. hlm. 25. ISBN978-080-786-074-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-17. Diakses tanggal 2022-03-18.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)