Hassan Nasrallah
Hassan Nasrallah (bahasa Arab: حسن نصرالله [ħasan nasˤrɑɫɫɑh]; 31 Agustus 1960 – 27 September 2024) adalah Sekretaris Jenderal ketiga dari partai politik dan paramiliter Lebanon, Hizbullah sejak pendahulunya, Abbas al-Musawi, dibunuh oleh Pasukan Pertahanan Israel pada Februari 1992.[2][3] Nasrallah sering disebut sebagai "al-Sayyid Hassan" (السيّد حسن), sebutan kehormatan "Sayyid" yang menunjukkan bahwa ia adalah keturunan dari nabi Muhammad melalui cucunya Husain bin Ali. Pada tanggal 27 September 2024, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan bahwa angkatan udaranya telah menyerang markas utama Hezbollah di Beirut dengan tujuan untuk membunuh Hassan Nasrallah.[4][5] Pada tanggal 28 September, militer Israel menyatakan bahwa Nasrallah tewas dalam serangan tersebut.[6][7] Kehidupan awal dan pendidikanHasan Nasrallah lahir sebagai anak kesembilan dari sepuluh bersaudara dari sebuah keluarga Syiah di Bourj Hammoud, Distrik Matn (pinggiran timur Beirut) pada tanggal 31 Agustus 1960.[8] Ayahnya, Abdul Karim Nasrallah, lahir di Bazourieh, sebuah desa di Jabal Amel yang terletak di dekat Tirus, Lebanon dan bekerja sebagai penjual buah dan sayuran.[9][9] Meskipun keluarganya tidak terlalu religius, Hassan tertarik pada studi teologi. Dia bersekolah di sekolah al-Najah dan kemudian sekolah umum di lingkungan yang didominasi Kristen di Sin el Fil Beirut.[2][8] Pada tahun 1975, Perang Saudara Lebanon memaksa keluarga tersebut, termasuk Nasrallah yang saat itu berusia 15 tahun, untuk pindah ke rumah leluhur mereka di Bazourieh, tempat Nasrallah menyelesaikan pendidikan menengahnya di sekolah umum Sour (Tirus). Di sana ia bersekolah menengah, dan secara singkat bergabung dengan Gerakan Amal, sebuah kelompok politik Syiah Lebanon.[2][8][10] Nasrallah belajar di seminari Syiah di kota Baalbek di Lembah Beqaa. Sekolah tersebut mengikuti ajaran Ayatollah Muhammad Baqir al-Sadr kelahiran Irak, yang mendirikan gerakan Dakwah di Najaf, Irak selama awal 1960-an.[11] Selanjutnya Nasrallah menjalani masa studi Islam di seminari Syiah di Najaf, Irak.[8] Nasrallah dipaksa kembali ke Lebanon pada 1979, pada saat itu setelah menyelesaikan bagian pertama studinya, karena Saddam Hussein mengusir banyak Syiah,[8] termasuk Ruhollah Khomeini (Ayatollah Khomeini) dan Abbas al-Musawi setahun sebelumnya.[12][perlu rujukan lengkap] Kembali ke Lebanon, ia belajar dan mengajar di sekolah milik pemimpin Gerakan Amal, Abbas al-Musawi. Ia kemudian dipilih sebagai delegasi politik Amal di Beqaa, dan menjadikannya anggota kantor politik pusat. Kira-kira pada waktu yang sama, pada tahun 1980, Saddam Hussein mengeksekusi Sadr. Aktivitas awalNasrallah bergabung dengan Hizbullah setelah invasi Israel tahun 1982 ke Lebanon.[2] Pada tahun 1989, Hassan Nasrallah pergi ke Qom, Iran, di mana dia melanjutkan studi agamanya.[8][13][14] Nasrallah percaya bahwa Islam memegang solusi untuk masalah masyarakat mana pun, ia pernah berkata, "Mengenai kami, secara singkat, Islam bukanlah agama yang sederhana termasuk hanya doa dan pujian, melainkan pesan ilahi yang dirancang untuk kemanusiaan, dan ia dapat menjawab pertanyaan apa pun yang mungkin ditanyakan manusia tentang kehidupan umum dan pribadinya. Islam adalah agama yang dirancang untuk masyarakat yang dapat memberontak dan membangun komunitas."[2] Pada tahun 1991, Nasrallah kembali ke Lebanon dan tahun berikutnya ia menggantikan Musawi sebagai pemimpin Hizbullah setelah Musawi terbunuh oleh serangan udara Israel.[15] Perang Saudara SuriahPada 25 Mei 2013, Nasrallah mengumumkan bahwa Hizbullah ikut bertempur dalam Perang Saudara Suriah melawan "ekstremis Islam" dan "berjanji bahwa kelompoknya tidak akan mengizinkan militan Suriah untuk menguasai daerah-daerah yang berbatasan dengan Lebanon".[16] Dia mengkonfirmasi bahwa Hizbullah bertempur di kota strategis Suriah, Qusair di sisi yang sama dengan tentara Suriah.[16] Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, dia berkata, "Jika Suriah jatuh ke tangan Amerika, Israel, dan takfiri, orang-orang di wilayah kami akan memasuki periode gelap."[16] Pada Juli 2014, keponakan Nasrallah tewas dalam pertempuran di Suriah.[17] Kehidupan pribadiNasrallah tinggal di Beirut Selatan bersama istrinya Fatimah Yasin (yang berasal dari desa Al-Abbasiyah Lebanon)[10] dan empat anaknya: Muhammad Javed, Zainab, Muhammad Ali dan Muhammad Mahdi. Putra tertuanya Muhammad Hadi menjadi martir dalam pertempuran dengan tentara Israel pada September 1997, setelah diserang oleh unit operasi komando Israel di mana 13 pasukan Israel tewas di Jabal al-Rafei, Distrik Lebanon Selatan.[10][18] Referensi
Sumber
Bacaan lebih lanjut
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Hassan Nasrallah.
Pidato dan wawancara
|