Hasanoel Bashry
Tgk. H. Hasanoel Bashry, dikenal sebagai Abu Mudi (lahir 21 Juni 1949) yang bertepatan dengan tanggal 26 Sya'ban 1368 H. Ia adalah putra tertua dari dua bersaudara dari pasangan Tgk. H. Gadeng bin Bulang dan Ummi Manawiyah binti Sandang. Dengan kehidupan yang berlatar belakang agama yang tinggi serta disiplin yang ayah beliau tanamkan sejak kecil membuatnya menjadi sosok yang sangat mencintai agama serta tekun dalam mempelajarinya. Ketika berusia 5 tahun seperti umumnya anak-anak pada masa itu, ia mengikuti pendidikan dasar di Sekolah Rakyat swasta di Krueng Geukueh selama 7 tahun, sebelum kemudian sempat menempuh pendidikan PGAP (Pendidikan Guru Agama Pertama) selama 2 tahun dari standar prgogram pendidikan empat tahun.[1] Pada tahun 1964 setelah sempat mengenyam pendidikan di PGAP (setingkat SMP sekarang) selama dua tahun, ia memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan pendidikan umum karena melihat kualitas pendidikan yang sangat rendah pada saat itu dan atas inisiatif sendiri di usia 15 tahun ia memutuskan untuk belajar ke Dayah Mesjid Raya yang sudah cukup dikenal masyarakat pada waktu itu. Setelah lebih dari 10 tahun mengenyam pendidikan di Dayah MUDI, pada usia ke-28 tahun ia menikahi putri sulung Abon Aziz yang merupakan pimpinan Dayah MUDI yang bernama Ummi Shalihah dan dikarunia tujuh orang anak, yaitu:
JabatanBerdasarkan hasil rapat para alumni pada hari seuneujoh meninggalnya Abon Abdul Aziz pada tahun 1989,[2] Abu Mudi dipercayakan untuk memegang tampuk kepemimpinan Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga hingga sekarang. Abu Mudi berperan penting dalam transformasi MUDI MESRA dari bagian jam'iyyah Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) ke jam'iyyah Nahdlatul Ulama (NU). Pemimpin Dayah MUDI Mesjid Raya sebelumnya yaitu Abi Hanafiah dan Abon Aziz aktif sebagai pengurus PERTI. Abu Mudi pun awalnya merupakan kader PERTI. Tetapi karena konflik internal PERTI, beliau memilih bergabung dan aktif di NU. Dalam kepemimpinan beliau, Dayah MUDI mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan jumlah santri yang mencapai 6000 orang dan gedung asrama yang sudah bertingkat lima. Juga pada masa Abu Mudi didirikan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Aziziyah yang sekarang berobah menjadi Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah.[3] Jabatan-jabatan yang pernah dipercayakan kepada Abu Mudi:
Sumber
Pranala luarLihat pula |