Harum Energy

PT Harum Energy Tbk
Sebelumnya
PT Asia Antrasit (1995-2007)
Publik
Kode emitenIDX: HRUM
Komponen LQ45
IndustriBatu bara
Didirikan12 Oktober 1995; 29 tahun lalu (1995-10-12)
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Lawrence Barki (Komisaris Utama)
Ray Antonio Gunara (Direktur Utama)
ProdukBatu bara dan nikel
Jasa
  • Pengangkutan dan pelayaran
  • Investasi
PendapatanKenaikan US$925,5 juta (2023)
Penurunan US$151 juta (2023)
Total asetKenaikan US$1,6 miliar (2023)
Total ekuitasKenaikan US$1,1 miliar (2023)
PemilikPT Karunia Bara Perkasa (79,79%)
Karyawan
785 (2023)
Anak usahaLihat anak usaha
Situs webharumenergy.com

Harum Energy adalah sebuah perusahaan pertambangan yang berkantor pusat di Jakarta. Hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini menguasai lima konsesi tambang batu bara di Kalimantan Timur dan satu konsesi tambang nikel di Maluku Utara.[1][2]

Sejarah

Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1995 dengan nama "PT Asia Antrasit". Pada tahun 2000, melalui PT Mahakam Sumber Jaya, perusahaan ini mendapat konsesi atas tambang batu bara seluas 20.380 hektar di Kalimantan Timur, dan empat tahun kemudian, PT Mahakam Sumber Jaya mulai beroperasi secara komersial di Blok A dari tambang tersebut. Pada tahun 2007, perusahaan ini mengubah namanya menjadi seperti sekarang. Setahun kemudian, PT Mahakam Sumber Jaya meningkatkan kapasitas pengolahan batu baranya menjadi lebih dari tiga kali lipat. Perusahaan ini kemudian juga resmi menguasai 50% saham PT Santan Batubara, yang akhirnya mulai beroperasi secara komersial pada kuartal pertama tahun 2009. Pada tahun 2009 juga, perusahaan ini mengakuisisi PT Layar Lintas Jaya, sebuah perusahaan pengangkutan dan alih muat batu bara.

Pada tahun 2010, PT Layar Lintas Jaya menambah delapan unit kapal tunda dan delapan unit tongkang baru. Perusahaan ini kemudian juga resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011, PT Mahakam Sumber Jaya menyelesaikan pembangunan unit pengolahan batubara ketiga dan keempat di Pelabuhan Separi, sehingga kapasitas pengolahan batubaranya meningkat menjadi 20 juta ton per tahun. Pada tahun 2012, perusahaan ini meneken perjanjian untuk mengakuisisi mayoritas saham PT Karya Usaha Pertiwi. Pada tahun 2018, perusahaan ini membeli 99,9% saham PT Bumi Karunia Pertiwi yang sebelumnya dipegang oleh PT Anugrah Karya Raya dan membeli 99.999 lembar saham PT Santan Batubara yang sebelumnya dipegang oleh PT Petrosea Tbk, sehingga perusahaan ini resmi menguasai 99,9% saham PT Santan Batubara.

Pada tahun 2020, perusahaan ini mendirikan PT Tanito Harum Nickel untuk berinvestasi di bidang pertambangan dan pengolahan nikel. Pada tahun 2021, PT Tanito Harum Nickel membeli 51% saham PT Position yang bergerak di bidang pertambangan nikel dan membeli 49% saham PT Infei Metal Industry yang bergerak di bidang pengolahan dan pemurnian nikel.[1][2] Pada tanggal 27 April 2022, melalui PT Harum Nickel Industry, perusahaan ini resmi membeli 20% saham PT Westrong Metal Industry dengan harga US$ 75 juta.[3]

Anak usaha

Hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini memiliki 10 anak usaha, yakni:

  1. PT Mahakam Sumber Jaya
  2. PT Layar Lintas Jaya
  3. PT Santan Batubara
  4. PT Bumi Karunia Pertiwi
  5. PT Karya Usaha Pertiwi
  6. PT Tanito Harum Nickel
  7. PT Tambang Batubara Harum
  8. Harum Energy Australia Ltd
  9. Harum Energy Capital Ltd
  10. Harum Asia Capital Pte Ltd

Referensi

  1. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama annual
  2. ^ a b "Sejarah Perusahaan" (dalam bahasa Inggris). PT Harum Energy Tbk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-04. Diakses tanggal 1 Agustus 2022. 
  3. ^ Suryahadi, Akhmad (11 Mei 2022). "Harum Energy (HRUM) Siap Melakukan Ekspansi Bisnis di Sektor Nikel". Kontan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-08. Diakses tanggal 1 Agustus 2022. 


Kembali kehalaman sebelumnya