Harry Potter and the Philosopher's Stone (di Amerika Serikat, Pakistan, Sri Lanka dan India dikenal dengan judul Harry Potter and the Sorcerer's Stone)[2][3][4] adalah sebuah film yang sangat sukses pada tahun 2001 yang diangkat dari novel fantasi J. K. Rowling dengan judul yang sama.
Seorang agen Warner Brothers membeli hak cipta film ini dengan harga yang relatif murah, sebelum bukunya meledak di pasaran. Film ini dibuat di Studio Film Leavesden dan dirilis pada tahun 2001. Buku kedua, ketiga dan keempat juga telah diadaptasi ke dalam film. Rencananya petualangan Harry Potter akan berakhir di buku ketujuh, demikian juga filmnya.
Film ini meraih pendapatan sebesar 950 juta dolar di seluruh dunia (berada di tempat ketiga film terlaris sepanjang masa setelah Titanic dan The Lord Of The Rings: The Return Of The Kings dan menerima 3 nominasi Oscar.
Harry Potter adalah seorang anak laki laki yang tampaknya biasa, hidup dengan keluarga yang berhubungan darah dengan-nya, keluarga Dursley di Surrey. Pada ulang tahunnya yang kesebelas, Harry mengetahui dari seorang asing misterius, Rubeus Hagrid, bahwa ia sebenarnya seorang penyihir, terkenal di Dunia sihir karena dapat bertahan dari serangan Lord Voldemort yang jahat ketika Harry masih bayi. Voldemort membunuh orang tua Harry, tetapi serangan kepada Harry gagal dilakukan, kejadian tersebut menyisakan bekas luka berbentuk petir di dahi Harry dan membuat Voldemort tewas. Hagrid mengungkapkan kepada Harry bahwa ia telah diundang untuk bersekolah di Hogwarts, sebuah Sekolah Sihir. Setelah membeli perlengkapan sekolahnya di Diagon Alley, Harry berangkat dengan menggunakan kereta ke Hogwarts melalui Platform 9 ¾ yang tersembunyi di Stasiun King's Cross di London.
Di kereta, Harry bertemu dengan Ronald Weasley, anak dari keluarga penyihir berdarah murni, dan Hermione Granger, seorang penyihir yang lahir dari orang tua Muggle (bukan penyihir). Begitu mereka tiba di sekolah, Harry dan semua siswa tahun pertama yang lain dibagi ke dalam empat kelompok asrama yang berbeda: Gryffindor, Hufflepuff, Ravenclaw, dan Slytherin. Slytherin terkenal karena menjadi kelompok sihir hitam dan penyihir jahat, Harry berhasil meyakinkan Topi Seleksi yang ajaib untuk tidak menempatkannya di Slytherin. Dia ditempatkan di Gryffindor, bersama dengan Ron dan Hermione.
Di Hogwarts, Harry mulai belajar sihir dan juga menemukan lebih banyak tentang masa lalunya dan orang tuanya. Harry diikutkan dalam tim Gryffindor dalam perlombaan Quidditch (perlombaan dengan menggunakan sapu terbang) dan menjadi seorang Seeker. Ia juga akhirnya mengetahui bahwa ayahnya adalah seorang Seeker.
Suatu malam, Harry, Ron, dan Hermione menemukan anjing berkepala tiga raksasa di Koridor Terlarang di lantai tiga sekolah. Mereka berhasil melarikan diri dari Troll raksasa dan setelah Harry hampir terlempar dari sapunya karena sihir kuat dari seseorang dalam salah satu pertandingan Quidditch, Mereka menganggap bahwa seseorang sedang mencoba untuk melewati anjing tersebut. Harry menemukan Cermin Tarsah yang dapat menunjukkan keinginan hati seseorang. Kepala sekolah Albus Dumbledore memindahkan cermin itu dan menyarankan Harry untuk tidak mencarinya lagi. Dengan menggunakan informasi dari Hagrid yang mengucapkannya tanpa sengaja, Hermione menemukan bahwa anjing itu menjaga Batu Bertuah, sebuah batu yang dapat digunakan untuk memberikan hidup abadi kepada pemiliknya. Harry menyimpulkan bahwa guru ramuannya, Severus Snape, mencoba untuk mendapatkan batu tersebut. Harry tertangkap ketika ia keluar dari asrama pada malam hari dan ia ditahan. Ketika membantu Hagrid di hutan gelap, ia melihat sosok berkerudung meminum darah unicorn untuk penyembuhan. Harry menyimpulkan bahwa sosok berkerudung itu adalah Voldemort dan ia juga menyimpulkan bahwa Snape sedang mencoba untuk mendapatkan batu bertuah tersebut untuk mengembalikan Voldemort dengan kekuatan penuh.
Setelah mendengar dari Hagrid bahwa anjing akan tertidur jika dimainkan musik dan ketika ia kelepasan berbicara tentang hal tersebut kepada seorang pria di bar lokal pada suatu malam, Harry, Ron, dan Hermione mengambi kesimpulan bahwa Snape adalah orang di bar itu dan berusaha untuk memperingatkan Dumbledore. Setelah mengetahui Snape pergi untuk urusan bisnis mereka menyimpulkan bahwa ia akan mencoba untuk mencuri batu malam itu dan memutuskan untuk menemukan batu itu sebelum Snape menemukannya lebih dulu.
Mereka menghadapi serangkaian hambatan seperti: selamat dari tanaman mematikan, terbang untuk menemukan kuci terbang itu dengan sengit, dan memenangkan pertandingan catur yang mempunyai biji catur sebesar manusia. Trio itu menggunakan keahlian mereka untuk mengatasi berbagai rintangan. Hermione menggunakan pengetahuannya tentang mantra untuk melewati tanaman tersebut, Harry menggunakan keterampilan sebagai Seeker untuk mendapatkan kunci terbang itu, dan Ron menggunakan keterampilannya bermain catur untuk memenangkan pertandingan catur. Namun, Ron hampir terbunuh dalam pertandingan tersebut dan Hermione bersama Ron tinggal di tempat pertandingan sedangkan Harry berjalan ke ruang selanjutnya.
Di ruang terakhir, Harry menemukan bahwa tenyata bukan Snape yang menginginkan batu tersebut, tetapi guru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam, Profesor Quirrell. Quirrell mengungkapkan bahwa ia yang membebaskan troll itu dan mencoba membunuh Harry dalam pertandingan Quidditch. Dia juga mengungkapkan bahwa Snapelah yang telah melindungi Harry dan mencoba menghentikan Quirrell sepanjang tahun. Karena sesuatu hal yang dilakukan oleh Dumbledore, Harry menemukan batu itu di sakunya setelah melihat dirinya di dekat Cermin Tarsah . Ketika Quirrell mencoba untuk menangkap Harry untuk mendapatkan jawaban dari Harry tentang apa yang dilihatnya pada cermin itu, Quirrell membuka sorbannya dan terlihat bahwa Voldemort tinggal di bagian belakang kepalanya. Harry mencoba untuk melarikan diri tetapi Quirrell mengeluarkan api dengan cara menjentikkan jari-jarinya untuk menjebak dia. Voldemort mencoba untuk meyakinkan Harry untuk memberinya batu tersebut dengan menjanjikan untuk menghidupkan orangtuanya kembali dari kematian, tetapi Harry menolak. Quirrell mencoba untuk membunuhnya tetapi sentuhan Harry mencegah Quirrell untuk menyakiti Harry dan menyebabkan tangannya menjadi debu. Quirrell kemudian mencoba untuk mengambil batu itu tetapi Harry memegang wajahnya, sehingga Quirrell berubah menjadi debu dan mati. Ketika Harry mencoba untuk berdiri, roh Voldemort melewati Harry dan menjatuhkannya hingga Harry menjadi pingsan sebelum menghilang.
Harry menemukan dirinya di rumah sakit sekolah dengan Profesor Dumbledore di sisinya. Dumbledore menjelaskan bahwa batu tersebut telah dimusnahkan, dan juga memberitahukan bahwa Hermione dan Ron baik-baik saja. Quirrell terbakar ketika menyentuh Harry karena, ketika ibu Harry meninggal ketika menyelamatkannya, kematiannya memberi Harry sebuah kekuatan, yaitu kekuatan cinta untuk melindungi Harry dari Voldemort. Pada pesta akhir tahun, Dumbledore memberikan poin asrama pada menit-menit terakhir kepada Harry, Ron, Hermione, dan Neville karena keberanian dan kecerdasan mereka, sehingga Gryffindor memenangkan Piala Asrama. Sebelum Harry dan seluruh siswa berangkat meninggalkan Hogwarts untuk liburan musim panas, Harry menyadari ketika sudah saatnya pulang, bahwa Hogwarts adalah rumahnya yang sesungguhnya.
Pemain
Rowling secara pribadi menginginkan bahwa para pemain haruslah berasal dari Inggris.[5] Susie Figgis ditunjuk sebagai direktur pemilihan pemain, bekerja bersama Columbus dan Rowling untuk menjalankan audisi untuk peran utama Harry, Ron dan Hermione.[6] Audisi terbuka digelar untuk tiga peran utama tersebut,[7] dan hanya orang Inggris yang akan terpilih.[8] Audisi utama berlangsung dalam tiga bagian, dengan peserta audisi harus membaca satu halaman dari Harry Potter and the Philosopher's Stone, dan jika dipanggil kembali, mereka harus berimprovisasi adegan kedatangan siswa di Hogwarts, mereka kemudian diberi beberapa halaman dari skrip untuk dibacakan di depan Columbus.[8] Adegan dari film Columbus tahun 1985, Young Sherlock Holmes juga digunakan.[9] Pada 11 Juli 2000, Figgis meninggalkan produksi, mengeluh bahwa Columbus tidak menganggap salah satu dari ribuan anak-anak mereka telah mengikuti audisi dengan "layak".[9] Pada tanggal 8 Agustus 2000, Daniel Radcliffe, Emma Watson dan Rupert Grint masing-masing terpilih untuk peran Harry Potter, Hermione Granger dan Ron Weasley.[10]
Daniel Radcliffe sebagai Harry Potter. Columbus menginginkan Radcliffe karena ia melihatnya saat produksi David Copperfield, sebelum berlangsungnya audisi terbuka, tetapi diberitahu oleh Figgis bahwa orang tua Radcliffe yang protektif tidak akan membiarkan anak mereka untuk ambil bagian. .[1] Columbus menjelaskan bahwa kegigihannya dalam memilih Radcliffe berdampak dengan mundurnya Figgis.[1] Radcliffe diminta untuk audisi pada tahun 2000, ketika Heyman dan Kloves bertemu dia dan orang tuanya pada produksi Stones in His Pockets di London.[11] Heyman dan Columbus berhasil meyakinkan orang tua Radcliffe bahwa anak mereka akan dilindungi dari gangguan media, dan mereka setuju untuk membiarkan dia berperan sebagai Harry.[1] Rowling menyetujui pemilihan Radcliffe, yang menyatakan bahwa "setelah melihatnya, saya tidak berpikir Chris Columbus bisa menemukan Harry yang lebih baik."[12] Radcliffe dilaporkan membayar £1 juta untuk film tersebut, meskipun ia merasa biaya "tidak begitu".[13]William Moseley, yang kemudian menjadi Peter Pevensie di serial The Chronicles of Narnia, juga mengikuti audisi.[14]
Rupert Grint sebagai Ron Weasley, sahabat Harry di Hogwarts. Dia memutuskan ambil bagian "karena [dia punya] rambut jahe," dan merupakan penggemar dari serial tersebut.[13] Setelah melihat laporan Newsround tentang audisi terbuka, ia mengirim sebuah video dirinya sedang rapping tentang bagaimana ia ingin sekali mendapatkan peran tersebut. Usahanya berhasil dan tim audisi mengatur pertemuan dengannya.[13]
Emma Watson sebagai Hermione Granger, sahabat Harry lainnya. Guru teater Watson di Oxford memberikan namanya ke tim audisi dan ia harus melakukan lebih dari lima wawancara sebelum ia dipastikan terpilih.[15] Watson bersikap serius dengan audisinya, tetapi "tidak pernah benar-benar berpikir [dia] memiliki kesempatan untuk mendapatkan peran."[13] Para produser terkesan dengan kepercayaan diri Watson dan dia mengungguli ribuan gadis lain yang mendaftar.[16]
Robbie Coltrane sebagai Rubeus Hagrid, manusia-setengah-raksasa dan penjaga Hogwarts. Coltrane adalah pilihan pertama Rowling.[17] Coltrane, yang merupakan penggemar novelnya, bersiap-siap untuk peran tersebut dengan mengobrol bersama Rowling tentang masa lalu dan masa depan.[1]
Richard Harris sebagai Albus Dumbledore, kepala sekolah Hogwarts dan salah satu penyihir paling hebat dan paling terkenal sepanjang masa. Harris awalnya menolak peran Dumbledore, tetaooi cucunya mengancam tidak akan berbicara lagi padanya jika ia menolak ikut serta.[18]
Maggie Smith sebagai Minerva McGonagall, wakil kepala sekolah, kepala asrama Gryffindor dan guru Transfigurasi di Hogwarts. Ia adalah pilihan pribadi Rowling.[17]
Julie Walters sebagai Molly Weasley, ibu Ron. Ia menunjukkan kepada Harry cara masuk ke Peron 9 ¾. Sebelum Walters terpilih, aktris Amerika Rosie O'Donnell juga sempat dipertimbangkan oleh Columbus untuk memerankannya.[21]
Ada banyak perbedaan antara flm dengan buku, beberapa diantaranya cukup penting, antara lain:
Karakter Peeves si hantu jahil, Professor Binns dan Pansy Parkinson dihilangkan. Sebuah adegan dimana Peeves ditampilkan sebenarnya difilmkan, tetapi ternyata tidak dimasukkan dalam film: menurut gosip adegan ini akan muncul dalam versi “director’s cut”.
Harry tidak tahu kalau Voldermort-lah yang membunuh orang tuanya sampai ia membeli tongkat sihirnya. Di buku, Hagrid telah menceritakan hal itu kepada Harry pada hari ulang tahunnya.
Harry tidak kembali ke Privet Drive setelah berbelanja di Diagon Alley. Meski tidak ditunjukkan secara jelas dalam film, tampaknya Harry dan Hagrid menghabiskan waktu di Leaky Cauldron (dimana mereka tampak sedang makan malam dan berbincang-bincang tentang masa lalu Harry).
Harry tidak bertemu Draco Malfoy sampai ia tiba di Hogwarts.
Bagian dimana Keluarga Dursley menginap di Hotel Railview (untuk menghindari pos burung hantu) dihilangkan.
Di buku, laki-laki yang memberi Fluffy kepada Hagrid adalah Orang Yunani, sementara di film si pemberi adalah orang Irlandia.
Bagian yang menceritakan hari Natal, tentang makan malam, keluarga Weasley, dan semua kado untuk Harry, kecuali Jubah Gaib, dipotong untuk film yang diedarkan. Tapi bagian ini dimasukkan dalam ‘adegan yang dibuang’ dalam versi DVD.
Di buku, bidak-bidak dalam permainan Catur Sihir senantiasa meneriakkan usulan-usulan kepada pemain. Tidak demikian halnya di film.
Harry, Ron dan Hermione menemukan Fluffy dengan cara yang berbeda. Di buku, mereka diceritakan ditipu Malfoy (yang mengajak Harry berduel) untuk keluar dari asrama di malam hari – dimana mereka harus menghindari kejaran Argus Filch, sementara di film mereka tersesat sampai ke koridor terlarang karena tangga yang selalu berubah arah.
Di buku Harry melihat banyak anggota keluarganya di Cermin Tarsah, di film, ia hanya melihat orang tuanya.
Ron-lah yang didetensi bersama Harry, Hermione, dan Draco untuk pergi ke Hutan Terlarang, bukannya Neville (seperti di buku).
Proteksi Quirrell dan Severus Snape terhadap Batu Bertuah (yaitu Troll raksasa dan teka-teki ramuan) dihilangkan, sehingga menghilangkan peran Hermione juga.
Adegan lahirnya Norbert, naga milik Hagrid, ada dalam film, tetapi tidak diperlihatkan ketika Norbert dibawa ke Rumanian. Dalam buku, di menara astronomi, Harry dan Hermione bertemu dengan Charlie Weasley dan teman-temannya yang akan membawa Norbert. Di film, bagian ini diwakili dengan Hagrid yang menceritakan bahwa Norbert telah dibawa pergi.
Dari kelompok centaurus, hanya Firenze yang muncul. Ronan dan Bane tidak ditampilkan.
Firenze di film berambut gelap, di buku dia pirang, dan bermata biru seperti batu safir pucat.
Bagian klimaks di film lebih dramatis dibandingkan di buku. Misalnya, Quirrell berubah menjadi abu ketika Harry menyentuhnya, bukan hanya melepuh. Harry juga sejenak tampak ragu dan hendak memberikan Batu Bertuah kepada Voldermort. Di film Harry melihat Quirrell mati, hal ini tentunya akan menjadi kontradiksi di film kelima, dimana Harry untuk pertama kalinya bisa melihat testral.
Penjelasan kenapa Snape membenci Harry, yang disebabkan hubungan antara Snape dan James Potter (Snape membencinya meski James menyelamatkan nyawanya) tidak ditampilkan dalam film.
Piers Polkiss, salah satu teman Dudley Dursley yang ikut ke kebun binatang, dihilangkan dalam film.
Di buku, Dumbledore mengatakan kepada Harry bahwa ia melihat dirinya memegang sepasang kaos kaki wol tebal di Cermin Tarsah. Adegan ini tidak ada dalam film.
Sebagian besar bab pertama dipotong, demikian pula di 3 film berikutnya.
Hermione menyebutkan nama Voldermort (setelah adegan Hutan Terlarang). Seharusnya ia tidak menyebutkan nama Voldermort sampai di buku atau film ke-5.
Di buku, Bibi Petunia dan Dudley berambut pirang.
Peran Neville Longbottom di film lebih sedikit dibanding di buku. Di buku, Neville ditemani Hermione di kereta dan juga ikut melihat Fluffy di pertengahan cerita. Neville juga terlibat perkelahian dengan Malfoy di pertandingan Quidditch. Subcerita dari buku ini adalah Ron menasehati Neville untuk membela dirinya sendiri. Meski demikian, bagian ketika Neville berusaha menghalangi Harry, Ron dan Hermione tetap ada dalam film.
Di novel hutan berbahaya yang terletak di luar Hogwarts disebut Hutan Terlarang (Forbidden Forest) sementara di film hutan itu adalah Hutan Kegelapan (Dark Forest).
Peran Lee Jordan sebagai komentator pertandingan Quidditch tidak terlalu menonjol, sementara di buku komentar Jordan selalu menarik karena berkali-kali diinterupsi oleh Profesor McGonagall.
Setelah mendapat surat pertamanya dari Hogwarts, Harry tidak pindah ke kamar Dudley yang paling kecil ( seperti yang dijelaskan di-buku)tetapi, masih tetap tidur dibawah tangga.